Ridwan Nojeng, Selamatkan Lingkungan, Hijaukan Lahan Hingga Bangun Kawasan Wisata

Siapa menyangka lembah yang dulunya gersang dan tandus lalu bisa berubah menjadi hijau, bahkan bisa menjadi kawasan wisata. Bahkan orang yang menghijaukan sempat dibilang gila oleh warga sekitar. Namun ternyata, lembah yang gersang tak sekedar hijau malah menjadi jujugan banyak orang sebagai kawasan wisata dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Adalah Ridwan A. Nojeng, lelaki berusia 40 tahun warga desa Tompo Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang memiliki inisiatif untuk mengajak warga sekitar menanam pohon di sepanjang pinggiran jalan dan di sekitar daerah aliran sungai. Ia merasa sedih ketika melihat debit air sungai banyak menurun. Ia khawatir sungai menjadi kering dan desa jadi kekurangan air. Maka sebelum itu terjadi ia mengajak warga desa untuk bergotong royong menanam pohon.

Ridwan A. Nojang (doc. IG @ridwan_nojang)
Continue reading Ridwan Nojeng, Selamatkan Lingkungan, Hijaukan Lahan Hingga Bangun Kawasan Wisata

Risna Hasanudin Menyalakan Gulita Perempuan Kobrey

Kobrey adalah sebuah dusun di distrik Ransiki, Kabupaten Ransiki Manokwari Selatan. Jarak dusun Kobrey ke ibukota Manokwari sekitar 4-5 jam perjalanan darat. Dusun ini dihuni oleh suku Arfak, salah satu suku terbesar di Papua. Namun siapa sangka, meski dihuni oleh suku terbesar di Papua, namun akses pendidikan di dusun ini masih terbatas, terutama bagi anak perempuan.

Banyak anak perempuan di dusun ini yang putus sekolah, bahkan belum bisa membaca dan berhitung. Selain tingkat buta huruf yang tinggi, perempuan di Kobrey juga mengalami tingkat perkawinan anak yang tinggi. Ditambah lagi kualitas kesehatan yang memprihatinkan dengan banyaknya perempuan yang meninggal akibat kanker. Kondisi yang sangat memprihatinkan ini lah akhirnya menggugah seorang Risna hasanudin untuk bergerak membantu kaum perempuan di Kobrey.

Risna bersama suku Arfak (dok. IG @hasanudinrisna)
Continue reading Risna Hasanudin Menyalakan Gulita Perempuan Kobrey

Laskar Hijau Menjaga Warisan Gunung Lemongan

Gunung Lemongan adalah gunung berapi yang terletak di antara kota Lumajang dan Probolinggo. Titik tinggi gunung berapi ini secara lokal dinamakan Gunung Tarub. Gunung ini memiliki 27 kawah yang luas namun rata yang terbentuk dari oleh letusan freatomagmatik sehingga menyerupai danau. Beberapa di antaranya adalah Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali, terletak di sisi timur dan barat.

Hutan di Gunung Lemongan sempat mengalami krisis dan rusak parah akibat dari pembalakan liar, perluasan areal pertanian, kebakaran, hingga perambahan hutan. Akibatnya bukan hanya banjir dan longsor saat musim hujan namun juga menipisnya cadangan air di area hutan Gunung lemongan. Beberapa ranu jadi kering dan yang paling membuat warga sekitar sedih adalah mengeringnya sumur-sumur warga.

A’ak Abdullah Al-Kudus pendiri Laskar Hijau
Continue reading Laskar Hijau Menjaga Warisan Gunung Lemongan

Suprianto Haseng, Merajut Sejuta Mimpi Anak-Anak Batas

Pernahkah kalian membayangkan tinggal di daerah 3T, tertinggal, terluar, terpencil? Pulau Sebatik adalah pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan berada di wilayah utara Indonesia. Sebatik masuk ke dalam provinsi Kalimantan Utara dan menjadi bagian dari kepulauan Aru. Luasnya hanya 300m2 dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan.

Suprianto Haseng di Patok perbatasa, patok 11 Sebatik Tengah untuk survey dalam rangka Kemah Literasi Perbatasan. (doc. IG @suprianto_haseng)
Continue reading Suprianto Haseng, Merajut Sejuta Mimpi Anak-Anak Batas

Menyalakan Cahaya Ilmu Di Antara Asa Pengungsi Timor Leste

Menurut data UNHCR ada hampir 300.000 jiwa pengungsi dari Timor Leste paska konflik lepasnya wilayah Timor Timur dari Indonesia. Ada sekitar 100.000 ribu di antaranya adalah anak-anak. Di antara ketidak pastian nasib di pengungsian, ada seseorang yang peduli akan pendidikan anak-anak tersebut. Daerah pengungsian yang ada di Nusa Tenggara Timur sebagai wilayah yang paling dekat dengan Timor Leste tersebar di 15 wilayah, salah satunya Atambua.

Adalah seorang Redemptus De Sales Ukat yang membantu memberikan bimbingan belajar secara gratis sejak tahun 2018 bagi anak para pengungsi Timor Leste. Lelaki lulusan sarjana Filsafat ini mendirikan Kelompok Belajar Oan Lidak yang berfokus pada pembelajaran literasi dasar (membaca, menulis dan berhitung). Redemptus juga mengajar bahasa Inggris bagi anak-anak yang sudah bisa membaca.

Redemptus di Oan Lidak (doc: instagram @tbmoanlidak)
Continue reading Menyalakan Cahaya Ilmu Di Antara Asa Pengungsi Timor Leste

Gede Andika Menyambung Asa Dan Cita Anak-Anak Dengan Kredibali

Banyak anak di Bali terancam putus sekolah ketika pandemi kemarin. Bali yang merupakan wilayah dengan masyarakat berpenghasilan dari sektor pariwisata menjadi salah satu yang terkena dampak parah secara ekonomi. Banyak yang terkena PHK atau dirumahkan sementara hingga kondisi kembali pulih. Salah satunya adalah warga di Pemuteran, Buleleng, Bali.

Pandemi memaksa anak-anak untuk menjalani sekolah dengan cara daring untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun banyak anak yang tidak memiliki perangkat untuk menjalani pembelajaran secara daring. Ditambah lagi orang tua siswa yang sebagian besar adalah korban PHK, memilih anaknya untuk berhenti sekolah dan membantu orang tua mencari nafkah. Bagi yang orang tuanya bertani, anak–anak biasanya membantu tugas mencari rumput, pakan ternak dan membantu memelihara ternak. Bagi yang orang tuanya nelayan biasanya anak-anak membantu melaut untuk mencari ikan.

Gede Andika inisiator program Kredibali (doc. Jejak Literasi Bali)
Continue reading Gede Andika Menyambung Asa Dan Cita Anak-Anak Dengan Kredibali

Merangkul Warga Untuk Budidaya Larva Lalat Demi Menyelamatkan Lingkungan Dan Ekonomi

Pernahkah kalian mendengar ujaran “jadilah seperti lebah, jangan jadi seperti lalat yang selalu hinggap di tempat sampah”? Lalat yang selalu diidentikkan dengan hal-hal yang dianggap kotor dan bau, ternyata memiliki peran yang sangat besar bagi Bumi dan manusia. Setidaknya bagi warga di desa Banjaranyar, Banyumas, Jawa Tengah. Melalui budidaya maggot yang merupakan larva dari lalat BSF, warga Banjaranyar bisa memperoleh penghasilan tambahan sekaligus mampu mengolah hingga ribuan kg per hari sampah organik.

Adalah Arky Gilang Wahab, pemuda dari Banyumas ini berhasil melakukan budidaya maggot menjadi berbagai bentuk produk yang banyak membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar sekaligus menyelamatkan lingkungan. Usaha tersebut didirikan Arky karena keresahan melihat banyaknya sampah organik yang dihasilkan warga sekitar. Jika sampah-sampah tersebut hanya diolah menjadi kompos maka akan membutuhkan waktu sekitar 1-3 bulan agar kompos sempurna terolah. Dengan terbatasnya lahan pastinya akan menimbulkan timbunan sampah yang bau.

Foto Profile Arky Gilang Wahab warga Desa Banjaranyar, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penggagas budidaya Larva Maggot berpose dengan tim yang membantunya . (2/9/21) (Foto : Budi Purwanto)
Continue reading Merangkul Warga Untuk Budidaya Larva Lalat Demi Menyelamatkan Lingkungan Dan Ekonomi