Ridwan Nojeng, Selamatkan Lingkungan, Hijaukan Lahan Hingga Bangun Kawasan Wisata
Siapa menyangka lembah yang dulunya gersang dan tandus lalu bisa berubah menjadi hijau, bahkan bisa menjadi kawasan wisata. Bahkan orang yang menghijaukan sempat dibilang gila oleh warga sekitar. Namun ternyata, lembah yang gersang tak sekedar hijau malah menjadi jujugan banyak orang sebagai kawasan wisata dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Adalah Ridwan A. Nojeng, lelaki berusia 40 tahun warga desa Tompo Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang memiliki inisiatif untuk mengajak warga sekitar menanam pohon di sepanjang pinggiran jalan dan di sekitar daerah aliran sungai. Ia merasa sedih ketika melihat debit air sungai banyak menurun. Ia khawatir sungai menjadi kering dan desa jadi kekurangan air. Maka sebelum itu terjadi ia mengajak warga desa untuk bergotong royong menanam pohon.
Tak sekedar menanam pohon, pada 2006 Ridwan Nojeng juga mengajak warga sekitar untuk membuat pupuk organik. Sebagai aktivis lingkungan, ia sudah biasa membuat pupuk organik untuk kegiatannya. Pupuk-pupuk itu kadang ia bagikan kepada warga sekitar. Maka ketika menginisiasi penghijuan di desanya, ia juga mengajak warga untuk membuat pupuk untuk merawat pohon-pohon yang ditanam. Kawasan lembah yang ia hijaukan, ia namakan Lembah Hijau Rumbia.
Melihat Lebih Dekat Lembah Hijau Rumbia
Lembah Hijau Rumbia awalnya adalah nama komunitas yang dibangun oleh Ridwan Nojeng. Komunitas ini dibangun untuk skala lebih luas, untuk menjangkau lebih banyak wilayah, sehingga penghijauan bisa merata di mana-mana. Warga yang awalnya mengambil pupuk organik untuk kegiatan bercocok tanam dan berkebun lalu mulai belajar membuat pupuk organik secara mandiri. Ridwan Nojang membuat pupuk organik ini dari kotoran kuda dan sapi. Dari kegiatan belajar membuat pupuk organik inilah, Ridwan Nojeng mengajak warga untuk menanam pohon dan menghijaukan lembah dan bantaran sungai.
Tak sekedar menanam, Ridwan Nojeng juga melakukan pembibitan. Ia melakukan pembibitan pohon Suren yang merupakan bahan dasar kayu untuk dapat dijual atau dibangun rumah. Selain Suren, Ridwan juga melakukan pembibitan pada bambu dan beringin. Bambu dipilih karena semakin dipotong akan semakin lebat dahannya. Bambu dan Suren akan digunakan Ridwan untuk membangun wilayah tersebut.
Membangun Lembah Hijau Rumbia dibutuhkan waktu yang lama dan kesabaran. Menggugah kesadaran warga bukanlah hal yang mudah. Setelah mengajak warga menanam pohon, Ridwan Nojeng lantas mengajak warga bergotong royong meratakan tanah. Dari sekian banyak warga, ada 60 orang yang selalu setia membantu dia melakukan hal-hal yang dianggap orang lain gila.
Ridwan melakukan ini awalnya tanpa modal. Hanya berbekal tanah pemberian orang tuanya itulah dia mengubah wajah Lembah Hijau Rumbia menjadi lebih menarik. Untuk menjadi seperti sekarang, butuh waktu yang panjang. Ada sekitar 36 bulan warga yang membantu bekerja tanpa dibayar. Hal tersebut karena Lembah Hijau Rumbia belum terlalu banyak dikenal di dunia luar.
Sekarang tak hanya ramai, Lembah Hijau Rumbia menjadi tujuan para wisatawan untuk melihat pegunungan dan alam lebih dekat. Tak sekedar itu. Usahanya pupuk organik kini juga berkembang pesat. Ridwan Nojeng bersama 20 karyawan kini mengelola pupuk di lahan seluas 2 hektar. Pupuk organik tersebut menjadi ladang baru untuk menambah pundi-pundi warga sekitar yang mau bekerja. Bahkan Ridwan Nojeng sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan perjalanan untuk membuat Lembah Hijau Rumbia semakin banyak dikenal.
Pencapaian Ridwan Dengan Lembah Hijau Rumbia
Tak mengherankan jika Lembah Hijau Rumbia menjadi destinasi wisata favorit karena sekarang kegiatan di sana juga bertambah. Yang terbaru Ridwan Nojeng membuat paket adventure menggunakan mobil off road mengelilingi kawasan pegunungan melintasi tiga kabupaten, yaitu Jeneponto, Gowa dan Bantaeng. Tentu saja paket tersebut disambut antusias oleh masyarakat.
Dengan adanya Lembah Hijau Rumbia hasil tangan dingin dari Ridwan Nojang, ini membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Jika dulu wilayah yang terkenal gersang dengan penduduk yang rata-rata menengah ke bawah, sekarang hampir setiap rumah memiliki mobil, bahkan Pajero menjadi hal yang wajar. Namun sayangnya di saat sektor pertanian dan pariwisata sangat menjanjikan, sayangnya banyak pemuda desa kini enggan untuk bertani. Mereka yang setelah sekolah tinggi hingga Makassar rata-rata tidak ingin pulang untuk turut membangun desanya.
Jerih payah dan kecintaan Ridwan terhadap lingkungan berbuah manis. Ia meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards tahun 2016 dalam bidang lingkungan. Penghargaan ini yang akhirnya membawa Ridwan banyak melakukan kampanye di daerah-daerah lain, termasuk undangan ke kampus-kampus untuk melakukan kampanye dan memberikan pembelajaran, menjadi sosok yang menginspirasi.
Ia selalu berkampanye untuk mengajak pemuda-pemuda untuk mau bertani, mau kembali ke kampung dan memajukan wilayah kampungnya. Tak hanya itu, rekam jejak Ridwan Nojang di Lembah Hijau Rumbia telah menjadi hasil nyata yang banyak dilihat wilayah lain yang bersiap untuk mengembangkan wilayahnya. Ketika orang sudah melihat hasil nyatanya setelah bertahun-tahun berjuang memperbaiki alam, orang tidak akan merasa sia-sia dalam berusaha. Karena hasilnya bisa dilihat nyata dan menjadi inspirasi bagi wilayah lain mengembangkan dan menghijaukan wilayahnya.
No Comments :