Sang Penggagas Petani Cerdas Dari Gowa
Sang Penggagas Petani Cerdas Dari Gowa
Kanreapia adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa yang terletak di dataran tinggi, di kaki gunung Bawakaraeng ini sebagian besar penduduknya adalah petani sayur. Komoditi utama di desa ini adalah sayur-sayuran hijau. Meskipun wilayahnya tergolong subur, namun sayang pertumbuhan pendidikan di desa ini tak sesubur tanahnya. Banyak anak putus sekolah, angka pernikahan dini yang masih tinggi dan tingkat literasi yang rendah masih menjadi warna kontras bagi kehidupan di desa Kanreapia. Angka buta huruf di desa saat itu masih lebih dari 5% dari jumlah warga keseluruhan.
Kenyataan yang tak kalah memprihatinkan adalah, anak-anak yang putus sekolah di desa ini bukan karena orang tuanya yang tidak mampu tapi karena masih rendahnya kesadaran akan pentingnya sekolah. Melihat kondisi ini Jamaluddin turun tangan berkontribusi memajukan desanya dengan mendirikan Rumah Koran. Bagi Jamaluddin, petani dan anak-anak petani harus cerdas, agar pertanian semakin maju. Pria alumni S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bosowa Makassar dan alumni Magister Manajemen SDM Universitas Muslim Indonesia ini merombak kandang bebek menjadi rumah baca.
Cerita Di Balik Rumah Koran
Rumah baca ini dinamakan Rumah Koran karena di sekeliling dindingnya ditempeli koran. Bangunan tersebut sebelumnya merupakan kandang bebek yang kemudian disulap menjadi rumah baca. Koran-koran yang berisi artikel menarik sengaja ia tempelkan di dindingnya untuk menarik minat baca bagi anak-anak dan remaja. Dengan adanya koran-koran tersebut sedikit demi sedikit warganya membaca perkembangan dunia di luar. Ini juga menjadi jalan untuk meningkatkan literasi dan minat baca warga dan anak-anak.
Jamaluddin sengaja memilih koran sebagai sarana untuk mengajar membaca anak-anak petani dan warga yang belum bisa membaca. Ini karena koran dianggap lebih ringan daripada buku dan memuat hal-hal yang aktual sehingga terkesan lebih menarik. Awalnya mereka hanya tertarik hurufnya saja, lalu penasaran dan ingin melihat lebih dekat hingga akhirnya mereka mau belajar untuk membaca.
Di dalam bangunan yang berukuran 4,5 meter tanpa sekat inilah Jamaluddin membuat gerakan untuk mencerdaskan anak-anak petani dan para petani. Bagi Jamaluddin petani juga harus cerdas agar bisa mengolah tanahnya dengan lebih baik. Sesederhana bisa membaca petunjuk takaran bagi penggunaan pestisida, misalnya. Jika tidak mampu membaca dan berhitung, lalu menggunakan takaran yang tidak semestinya tentu akan berakibat buruk bagi lingkungan dan hasil panen ke depannya.
Tak sekedar belajar membaca, Jamaluddin juga mengajarkan kepada anak-anak dan para remaja untuk belajar mengaji dan mengobservasi. Pembelajaran yang dilakukan tak melulu di dalam rumah baca tetapi juga berkeliling di alam sekitar seperti di kebun atau di bantaran sungai. Jamaluddin ingin anak-anak petani tersebut tak sekedar bisa membaca dan menulis tapi juga mampu berpikir kritis untuk bisa lebih maju.
Belajar Menjadi Petani Cerdas Bersama Rumah Koran
Jamaluddin tak sekedar mengajarkan membaca dan menulis, namun juga memberikan pengetahuan seputar pertanian. Bagi para petani, Jamaluddin memberikan kesadaran untuk menjaga lingkungan dengan mengolah menjadi pertanian organik. Dulu warga tidak bisa membaca petunjuk pemakaian dan takaran dalam penggunaan pestisida. Akibatnya mereka menggunakan takaran sesuai feeling dan pengetahuan mereka yang seringnya overdosis sehingga merusak ekosistem tanah.
Untuk itu Jamaluddin mengajak warganya untuk memperbaiki lingkungan dengan mulai menjadi petani yang mengolah lahan dengan organik. Selain sehat dan bagus untuk lingkungan, hasil panen organik juga memiliki daya jual lebih tinggi. Ini penting untuk meningkatkan daya saing dan taraf ekonomi warga dan petani.
Sedangkan bagi anak anak muda, Jamaluddin memberikan bimbingan terhadap penggunaan media sosial dan bagaimana memanfaatkannya untuk lebih bijak. Mereka diajarkan tentang bagaimana memanfaatkan media sosial untuk menambah penghasilan dengan menjual hasil panen mereka secara daring. Seperti misalnya mereka disuruh untuk berswa foto dengan menunjukkan hasil panen dan lahan mereka untuk kemudian diunggah di sosial media. Tujuannya untuk menarik pembeli dari luar wilayah dan menunjukkan ketersediaan barang sehingga membangun tingkat kepercayaan pembeli.
Ternyata hal tersebut tak sekedar memantik peningkatan penjualan bagi petani, namun juga memantik tingkat kepercayaan diri para anak muda. Jika biasanya para anak muda tersebut malu untuk mengaku bahwa mereka anak petani, namun sekarang mereka bisa bangga menjadi anak petani. Dengan menjual sayur mayur lewat sosial media, bertransaksi dan belajar bernegosiasi langsung dengan calon pembeli yang belum mereka kenal membuat pemuda memiliki kemampuan tambahan selain bercocok tanam.
Penghargaan Untuk Penggagas Petani Cerdas
Berkat seluruh jerih payah dan perjuangannya dalam membuka mata para petani di Kanreapia, Jamaluddin berhasil meraih penghargaan bergengsi. Salah satunya penghargaan dari PT. Astra International Tbk, yaitu SATU Indonesia Awards. Ia meraih penghargaan tersebut pada tahun 2017 di bidang pendidikan.
Jamaluddin kayak mendapat penghargaan tersebut karena berkat perjuangannya yang seringkali menuai cibiran, ia berhasil membawa Kanreapia melek huruf. Angka buta huruf berkurang jauh. Penghasilan meningkat dengan makin banyak berdatangan pengunjung dari luar wilayah untuk melihat langsung pertanian organik yang digagas oleh Jamaluddin dan Rumah Koran. Tingkat literasi di wilayah tersebut juga makin bertambah dengan semakin menurunnya angka anak putus sekolah. Kini kian banyak warga yang memahami pentingnya sekolah dan menjadi petani yang cerdas.
Sekarang Jamaluddin tak berjalan sendiri, banyak pihak yang makin mengenal kiprahnya dan bersedia menjadi partner untuk perjuangannya. Sinergi yang tercipta menjadi kekuatan untuk terus menyebarkan kampanye pendidikan ke lebih banyak wilayah dan warga. Bahkan berkat meningkatnya hasil panen karena berhasil mengolah tanah dengan baik, kini warga juga bisa ikut bersedekah melalui program sedekah sayur dengan mengirimkan hasil panennya ke beberapa wilayah yang membutuhkan seperti panti asuhan, pondok pesantren, wilayah terdampak bencana alam, dan masih banyak lagi.
No Comments :