Review Buku: 7 Kebiasaan Anak Bahagia Karya Sean Covey (The 7 Habits of Happy Kids Collections)
Sudah kenal Sean Covey? Mungkin beberapa sudah sering mendengar tentang Stephen Covey ya? Stephen Covey adalah penulis buku laris berjudul “The 7 habits of highly effective people”. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan bahkan digunakan dalam seminar-seminar. Nah, Sean Covey ini adalah anak dari Stephen Covey yang mewarisi ajaran-ajaran sang ayah.
Di jagat sosial media bahkan blog sudah banyak yang mengulas tentang buku Stephen Covey yang memang keren itu. Berhubung kebiasaan baik itu perlu ditanamkan sejak dini, maka Sean Covey membuat juga yang versi untuk anak-anak, berjudul “The 7 habits of happy kids”. Kebiasaan-kebiasaan yang ditulis oleh SEAN di dalam buku cerita anak terbarunya ini mengacu dan berlandaskan buku Stephen Covey yang lebih dulu terbit. Hanya saja, Sean menulis menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang ingin di tanamkan akan lebih mudah dipahami. Karena apa yang ada di buku sama dengan yang sering mereka temui dalam kesehariannya.
Buku 7 habits for Happy Kids ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa Bahasa termasuk, Bahasa Indonesia, menjadi judul “7 Kebiasaan Anak Bahagia”. Paket ini berisi 7 buku, yang masing-masing buku berisi 1 cerita anak. Cerita yang diulas di dalamnya berisi tentang kebiasaan baik 7 tokoh utama yang bisa ditanamkan untuk anak-anak agar mereka selalu memiliki jiwa bahagia.
Tidak bisa dipungkiri, tantangan mendidik anak jaman sekarang itu luar biasa yaa… Tekanan yang dimiliki anak-anak bukan hanya datang dari tugas-tugas sekolah, namun juga berasal dari tuntutan sosial mereka dalam berteman. Sementara orang tua tidak bisa membatasi pergaulan sosial anak-anak yang tentu semakin luas. Untuk memberikan pondasi yang kuat inilah, perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik. Kebiasaan inilah yang bisa mereka bawa agar jiwa-jiwa bahagia juga bisa terus mereka miliki dalam menghadapi tuntutan jaman yang semakin menggila.
7 kebiasaan ini sebenarnya nampak sederhana, namun sering luput dari orang tua untuk ditekankan pengajarannya dalam parenting mereka sehari-hari. Mendidik anak bukan hanya sekedar mengajarkan mereka mendapat nilai baik di sekolah, atau menghindarkan mereka dari rengekan berkepanjangan. Tapi orang tua juga selayaknya mengajarkan mereka menjadi mandiri. Bukan hanya sekedera mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadinya, namun juga mandiri secara emosional. Artinya, ketika menemui kendala, mereka mampu mengatasinya sendiri, dan mengolah emosinya agar tidak merugikan orang lain.
7 Kebiasaan apa saja sih yang di tulis dalam set buku ini?
- Menjadi diri sendiri
Pokey si Landak, tidak menyukai bulu-bulu tajam di tubuhnya. Teman-temannya menjauhi dan mentertawainya. Mereka tidak tahu mengapa Landak dipenuhi duri tajam di tubuhnya. Di cerita ini, anak-anak diajak untuk belajar mengenal dirinya sendiri. Kita tidak dapat mengendalikan apa yang dilakukan orang lain, namun kita bisa mengajarkan pada anak-anak untuk mengontrol apa yang ada pada dirinya dan mengendalikan perasaannya. Dengan mengenal dirinya sendiri, anak-anak akan lebih mudah mengontrol perasaan dan emosinya.
- Mengenal Proses
Allie membayangkan dirinya menjadi dewasa. Ia bisa pergi tidur kapan saja, memakai riasan tebal, memakai baju-baju cantik, atau pergi ke swalayan sendiri. Ia belum menyadari bahwa untuk mencapai itu semua, ia harus melalui proses menjadi mandiri. Di cerita ini, anak-anak diajak mengenal proses. Tidak semua bisa langsung menjadi besar, atau langsung menjadi indah. Untuk mencapainya, ada yang namanya proses. Sebelum menjadi kue, tepung harus melalui proses dibuat adonan dan dimasak. Sebelum menjadi baju, benang harus dipintal menjadi kain dan dijahit. Agar kenyataan bisa seindah mimpi, penting untuk mengenalkan proses pada anak-anak.
- Menjadi Teratur dan Disiplin
Betapa sedihnya Jumper ketika ia tidak dapat ikut bermain Basket karena tidak dapat menemukan sepatu ketsnya. Lubang rumahnya berantakan. Tak heran ia tidak dapat menemukan sepatu ketsnya. Membaca cerita itu, anak-anak belajar pentingnya untuk meletakkan benda-benda sesuai tempatnya. Menjadi teratur dan disiplin akan mempermudah segalanya. Jika ingin menjadi anak yang bahagia, maka bisa dimulai dengan menjadi teratur dan disiplin. Tidur, makan dan bermain sesuai waktunya.
- Tidak Merasa Iri dan Membanding-bandingkan Diri Dengan Orang Lain
Sammy dan Sophie adalaha saudara kembar. Namun Sophie selalu berhasil melakukan semuanya lebih baik dari pada Sammy. Di sekolah, Sophie selalu mendapat nilai lebih tinggi dari Sammy. Sophie juga sering menjadi juara di banyak perlombaan. Itu membuat Sammy menjadi iri dan membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya. Menanamkan rasa percaya diri pada anak-anak itu penting. Buku ini mengajak anak-anak untuk mencari kelebihan dan potensi yang ada pada dirinya sendiri. Karena semua anak itu memiliki keistimewaannya sendiri. Anak-anak akan lebih bahagia jika ia tahu apa yang dimilikinya juga berharga. Karena itu ajak anak-anak berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain.
- Belajar Mendengarkan Orang Lain
Lily merasa dirinya sudah tahu segalanya. Ketika ia memutuskan untuk membuat kue, ia merasa sudah hafal semuanya, sehingga tidak perlu melihat resep kembali. Ternyata hasilnya jauh berbeda. Andai saja ia mau meluangkan waktu mendengar saran ayahnya… Begitu juga dengan anak-anak. Mereka akan belajar dari kegagalan. Sering anak merasa bisa dan merasa tahu, sehingga enggan untuk mendengarkan. Di cerita ini, anak-anak diajak belajar pentingnya mendengar dan membaca ulang.
- Bekerja sama
Sophie harus berpasangan dengan Biff untuk mengerjakan tugas sekolah membuat puisi. Sophie tidak suka berpasangan dengan Biff, karena ia mengira Biff adalah anak yang jahat. Sophie belum pernah berbincang dan mengenal Biff. Apa yang terjadi setelah Sophie mengenal Biff?
Menjadi berbeda itu bukan sesuatu yang menakutkan. Di cerita ini, anak-anak diajak belajar untuk bekerja sama dengan siapa saja. Karena tidak ada 2 manusia yang sama di dunia, maka setiap orang pasti memiliki sesuatu yang istimewa. Perbedaan pendapat bisa saja terjadi setiap saat. Itulah pentingnya melihat dari segala sudut pandang yang berbeda, dan belajar bekerja sama mencari jalan keluar terbaik.
- Empati
Kakek Goob meninggal. Padahal Goob sangat dekat dan sering bermain bersama kakeknya. Setiap hari Goob murung dan malas melakukan apa saja. Goob sudah lama tidak masuk sekolah. Apa yang dilakukan teman-teman Goob agar ia kembali ceria? Empati adalah salah satu hal terpenting dalam bersosialisasi. Hingga saat ini, masih banyak orang tua yang lupa mengajarkan berempati kepada anak-anaknya. Ditambah lagi kebiasaan era digital yang lebih individualis, makin mengikis rasa empati anak-anak. Karena itu penting mengenalkan anak-anak untuk menjadi peka dengan lingkungannya dan belajar berempati.
Buku ini juga berisi parents corner atau pojok orang tua. Di halaman ini diuraikan apa saja hal-hal yang perlu diajarkan kepada anak-anak, sesuai dengan isi cerita. Di sini juga ada beberapa pertanyaan yang bisa digunakan orang tua untuk mereview ulang isi cerita bersama anak-anak. Sehingga kita tahu seberapa jauh daya tangkap si anak terhadap isi cerita. Selain itu, halaman ini juga dilengkapi panduan bagi orang tua dalam berdiskusi dengan anak tentang pesan moral yang ditangkap dari cerita tersebut.
Selain itu buku ini juga dilengkapi dengan poster Pohon 7 Kebiasaan atau The 7 habbits Tree. Di dalam poster ini digambarkan 7 kebiasaan yang bisa dimulai dari akar, yaitu kebiasaan yang dimulai dari sendiri, hingga kebiasaan ketika bergabung bersama teman-teman. Kebiasaan-kebiasaan ini yang akan membuat anak-anak memiliki jiwa yang bahagia dan tumbuh menjadi anak mandiri. Kebiasaan yang ada di poster ini bisa ditanamkan sedini mungkin dan menjadi self-reminder juga untuk orang tua.
Menarik bukan?
Dari buku ini anak-anak bukan hanya sekedar membaca atau mendengarkan cerita. Mereka diajak untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik sejak dini. Kebiasaan-kebiasaan baik inilah yang akan terus mereka bawa dan menjadi bekal untuk tumbuh tangguh dan kuat dalam menghadapi tantangan derasnya arus informasi di era digital. Satu set buku Koleksi Cerita 7 Kebiasaan Anak Bahagia ini bisa diperoleh kisaran harga Rp. 120.000an hingga Rp. 160.000an.
Selamat membaca!
No Comments :