Nduk, Jangan Takut Diremehkan Orang
Nduk, jangan takut diremehkan orang!
Nduk, dulu kamu bertanya padaku sebesar apa bumi itu? Lalu kamu belajar tentang planet-planet lain. Kemudian kamu tahu bahwa jagat raya sungguh maha luas dahsyatnya.
Nduk, sudahkah kamu menyadari bahwa kita ini tidak lebih besar dari setitik debu di jagat raya ciptaan-Nya? Ya, sekecil itulah keberadaan kita. Karena itu Nduk, jangan pernah takut diremehkan. Kita memang sekecil itu.
Jangan pernah takut diremehkan, Nduk! Karena dari hal remehlah kita lebih mudah memulai apa saja. Dari hal yang paling remeh dan kecil kita bisa lebih mudah berkembang menjadi besar. Karena menjadi kecil tidak akan membuatmu rugi setitik pun.
Jangan pernah takut diremehkan, Nduk! Karena hinaan dan remehan orang tidak membuktikan siapa dirimu. Hinaan orang hanya menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Karena itu jangan pernah takut diremehkan. Menjadi hina di mata orang lain tak membuatmu menjadi rendah di mata Tuhan. Berdirilah dengan anggun!
Nduk, meski kita sekecil itu di tengah jagat raya, makna keberadaanmu jauh lebih besar dari luasnya dunia. Untuk kami yang menyayangimu, kamu adalah segalanya, jagat raya kami. Tempat kami rela menempuh segalanya demi kamu.
Nduk, hal yang kecil dan remeh bukan berarti tak berarti apa-apa. Hal yang kecil dan remeh adalah awal dari segalanya. Dari hal yang kecil dan terlihat remehlah seluruh jagat raya ini dibuat. Tanpa hal kecil, sekecil partikel tak akan pernah ada luasnya jagat raya.
Nduk, jika saja semua manusia takut diremehkan dan dibilang kecil, maka ia tak pernah siap menjadi besar. Untuk menjadi besar ia harus melewati masa kecil. Karena itu Nduk, jangan pernah malu dianggap kecil.
Nduk, kalau saja manusia takut diremehkan, maka ia tak layak menjadi sosok yang mulia. Karena sosok mulia itu berarti ia telah melewati banyak hal remeh yang membawanya menjadi bijak dan besar.
Nduk, rasa takut diremehkan tidak akan membawamu ke mana-mana. Berusaha nampak hebat demi mengejar pengakuan orang lain hanya akan membuat kita menjadi rapuh. Mudah tumbang ketika pengakuan itu tiba-tiba hilang. Jadi jangan pernah hanya sekedar terlihat besar.
Nduk, tahukah kamu, dianggap kecil, remeh dan hina itu tidak semenakutkan itu. Dipandang kecil, remeh dan hina adalah satu langkah kebebasan. Inilah titik di mana kamu bebas berbuat apa saja tanpa takut orang lain menilaimu. Di titik inilah Nduk, kamu bebas untuk melompat. Karena sekecil apapun lompatanmu, maka kamu sudah membuat perubahan lebih tinggi.
Nduk, teruslah menari. Meski sekecil apapun kamu di mata orang lain. Teruslah bergerak, tanpa merisaukan harus dilihat orang. Jangan berhenti mengepakkan sayap, tak peduli seberapa tinggi kamu terbang. Karena tarianmu adalah semesta bagi orang yang menyayangimu. Karena kepakan sayapmu adalah penyejuk bagi orang-orang sekitarmu. Kamu adalah segalanya.
Selanjutnya, pahami batas-batas dari amanah tersebut. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Jika tidak boleh, batas itu jangan dilanggar. Kenapa orang melanggar batas? Biasanya karena orang lebih mengutamakan kehidupan dunia. Padahal semua ada batas waktunya. Semua kelak ada balasannya.
Setuju Kak. Sejak dini harus diajarin batasan norma dan adab.