Anakku Slow Growth

poster KMS Perempuan(2)

Wah ini BBnya kurang! Kok BBnya dibawah garis merah?! Jangan-jangan kurang gizi… Anaknya kurus sekali…

Saya sudah terlalu sering mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Apalagi dengan 2 anak yang lahir premature dan perkembangan Berat Badan yang boleh dibilang Slow-growth. Sampai saat ini usia 4 tahun lebih, Berat Badan Kara, salah satu anak kembar saya tidak pernah lolos dari garis merah. Petugas POSYANDU pun sudah sangat hafal dengan KMS yang saya bawa. Tanpa melihat nama, hanya melihat kurva, bisa menebak kalau itu KMS Kara.

Ibu mana yang tidak ketar-ketir mendapat stempel seperti itu?! Rasa khawatir itu pasti ada. Segala cara pun juga pernah saya lakukan, mulai dari MODISCO sampai memberikan vitamin dengan segala macam merk yang katanya bisa boost untuk Berat Badan anak. Hasilnya? NIHIL. Berat Kara setia bertengger dibawah garis merah. Seolah garis merah dalam KMS sudah menjadi musuh utama kurva berat badan Kara.

Tapi tahu gak, Khawatir terus menerus itu gak enak… Saya merasa tidak nyaman dengan perasaan khawatir yang terus menerus menghantui saya. Bukannya akan membantu saya berpikir rasional, rasa khawatir itu justru akan menghambat perkembangan anak-anak saya. Saya tidak akan bisa melihat bahwa dibalik tubuh kurusnya, mereka menyimpan sejuta potensi. Jadi untuk apa saya mengkhawatirkan satu hal jika saya bisa mensyukuri banyak hal.

Suatu hari ibu saya pernah berkata, “dulu kamu juga sama seperti Kara. DIbilang kurang gizi itu sudah tiap hari.. sampai-sampai ibu mogok tidak mau datang lagi ke POSYANDU”  Dan saya pun merasakan kegalauan ibu saya dulu. Namun sekarang saya boleh bersyukur, kalau orang lain selesai melahirkan harus diet jungkir balik demi mengembalikan berat badannya, saya tidak memerlukan usaha itu. Saya masih bisa makan normal bahkan gila-gilaan, Berat Badan saya tetap akan bertengger di garis yang sama. Segila-gilanya saya makan yang sampai membuat orang geleng-geleng kepala melihat porsi makan saya dulu jaman memberikan ASIX, berat badan saya hanya naik 2 garis dari Biasanya. Dan itu tidak memerlukan waktu lama untuk kembali ke garis semula, segera setelah porsi saya normal. Saya tidak memerlukan usaha ekstra untuk mengembalikan berat badan saya ke BB sebelum menikah. Jadi untuk apa galau berlama-lama?!

Jadi apa yang saya lakukan menghadapi slow-growth anak-anak saya? Yang utama tentu saja tetap memantau dengan intens perkembangan mereka. Bukan hanya perkembangan Berat Badannya, namun juga tinggi badannya, motorik kasarnya, motorik halusnya, perkembangan sosial dan emosionalnya, juga perkembangan bahasanya. Untuk itulah saya tidak pernah kapok untuk datang ke POSYANDU. Setidaknya ketika di POSYANDU saya dapat memantau perkembangan BB dan TBnya. Di POSYANDU pula saya bisa memberikan kesempatan untuk Kira dan Kara bertemu teman sebayanya, bermain dengan banyak permainan yang ada di POSYANDU untuk membantu mengeksplorasi kemampuan motoriknya. Meskipun tetap saja setiap anak itu memiliki perkembangan yang berbeda-beda, jadi ketika ada teman sebayanya bisa melakukan sesuatu, namun Kira dan Kara belum mampu, saya tak lagi langsung galau.

Dulu saya setia memantau perkembangan fisiknya menggunakan Growth Charts, namun kini sudah banyak terlupakan, jadi saya hanya memakai KMS dari POSYANDU. Sebenarnya ada perbedaan antara Growth Charts dengan KMS ini, kalau dalam Growth Charts hanya ada istilah persentile, jadi pertumbuhan anak kita ada di persentile berapa, apakah konsisten di angka tersebut. Selama tidak ada penurunan yang drastis itu berarti tidak ada masalah dalam pertumbuhannya, meskipun boleh dibilang fisiknya sedikit lebih mungil dibanding anak seusianya. Namun di KMS terdapat BB standart yang harus dikejar oleh anak. Sementara pertumbuhan anak tidak sama, dan itu akan menyiksa untuk anak tipe slow growth seperti Kara yang setia ada dibawah garis merah. Karena untuk anak yang BBnya dibawah garis merah akan mendapatkan stempel anak kurang gizi 🙁

Selain memantau perkembangan fisiknya, saya juga memantau perkembangan motorik, sosial, emosional dan bahasanya. KPSP adalah teman setia saya. Memantau KPSP adalah salah satu keharusan saya sejak mereka baru lahir. karena memiliki anak prematur itu bener-bener dag dig dug dor ketika perkembangannya ada yang berbeda. Di KPSP juga saya dapat melihat stimulasi apa yang bisa saya lakukan untuk mengejar kemampuan dasar Kira dan Kara. Memantau apakah Kira dan Kara sudah terbilang sangat terlambat dan memerlukan bantuan seorang spesialis atau hanya sebatas dalam tahap perkembangan sehingga masih bisa terkejar.

Dari hasil pantauan KPSP di tahun ke-4 ini, hanya 1 perkembangan motorik kasar Kara yang harus intens di stimulasi. Namun perkembangan bahasanya jauh melebihi anak seusianya. Bahkan kepala sekolah TKnya mengatakan kemampuan berbahasanya terbilang “special”.

Jadi untuk apa berlama-lama galau??! Anak Slow-growth pun bisa tumbuh dengan gemilang.



Related Posts :

No Comments :

Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data