Kusta Penyakit Orang Miskin, Benarkah?
Kusta Penyakit Orang Miskin, Benarkah?
Kusta dengan kemiskinan dan daerah tertinggal biasanya sangat identik. Apakah benar kusta identik dengan kemiskinan dan daerah tertinggal? Mengapa demikian?
Kalau kalian mau tahu yang sebenarnya, cobain nonton youtube channelnya Ruang Publik KBR yang bekerjasama dengan NLR Indonesia yang membahas kaitan kusta dengan kemiskinan. Dalam bahasannya KBR dan NLR Indonesia mengundang dua narasumber, yaitu:
- Sunarman Sukamto, Amd – Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staf Presiden (KSP)
- Dwi Rahayuningsih – Perencana Ahli Muda, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas
Ruang Publik kali ini dipandu host cantik Debora Tanya. Dari talkshow di Ruang Publik inilah aku baru tahu kalau Kusta dan kemiskinan seperti lingkaran setan. Kalau kalian sekedar tahu bahwa kusta biasanya penyakit untuk orang miskin, justru sebenarnya Kusta bisa menjadi salah satu penyebab kemiskinan. Kenapa?
Karena penderita kusta atau akrab dikenal dengan nama OYPMK susah mendapat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Ketakutan masyarakat pada umumnya akan penularan Kusta membuat mereka menjauhi para OYPMK. Akibatnya OYPMK seringkali mendapatkan diskriminasi yang tidak semestinya hingga kehilangan kesempatan kerja yang mumpuni.
Dari talkshow ini pula aku tahu kalau, pemerintah mengambil banyak langkah dan tindakan dalam mengentaskan kemiskinan bagi para OYPMK. Bagaimanapun juga OYPMK berhak untuk mendapatkan hidup yang layak, berhak mendapatkan kesempatan bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. OYPMK sama seperti orang pada umumnya. Mereka sudah sembuh, sudah aman bekerja di tengah masyarakat, dan sudah tidak menularkan penyakit.
Pemerintah memberikan pengobatan yang mumpuni dan gratis bagi para penderita kusta. Penderita kusta bisa berobat di manapun di puskesmas yang disediakan oleh pemerintah. Gratis tanpa dikenakan biaya sepeserpun. Dengan pengobatan yang disiplin dan rutin penderita kusta pun bisa sembuh dan tidak menularkan penyakitnya. Sehingga mereka bisa kembali ke tengah masyarakat, beraktivitas dan bekerja seperti biasa.
Langkah Pemerintah Dalam Mengentaskan Kemiskinan Bagi OYMPK
Per Januari 2022 di Indonesia tercatat kasus kusta sebanyak 13.487 dan 7.146 diantaranya adalah kasus baru yang tersebar di 6 provinsi yang terdiri dari 101 kabupaten/kota. Tahukah kalian, kasus sebanyak ini menjadikan Indonesia menempati posisi ketiga terbesar negara dengan penyakit kusta? Bangga? Enggak doong… Semua pihak harus bekerjasama untuk membantu mewujudkan program Indonesia bebas Kusta. Yuk dimulai dengan mengubah stigma yang tersebar di masyarakat, menerima para OYPMK, merangkul mereka untuk beraktivitas di tengah kita dan memberikan hak dan kesempatan yang sama.
Bapak Sunarman Sukamto, Amd mengakui bahwa hingga saat ini upaya perwujudan Indonesia bebas kusta masih menjadi upaya dominan bidang kesehatan, belum ada upaya sinergis lintas departemen. Padahal untuk membawa program ini dibutuhkan peran dan kerjasama banyak pihak, baik dari sektor sosial, ekonomi, pendidikan, ketenagakerjaan, maupun sektor bidang lainnya. Hal ini disebabkan permasalahan kusta sudah menjadi permasalahan multidimensi.
Saat ini kementerian kesehatan mulai meningkatkan usaha pemberantasan kusta, bukan hanya melalui sisi kesehatan berupa pengobatan namun juga mulai merambah di bidang sosial, kesejahteraan ekonomi, pemberdayaan dan sisi lingkungan. Dalam proses pembangunan ke depan, pemerintah mulai memberdayakan para penyandang disabilatas dan OYPMK untuk menjadi stakeholder, terlibat langsung dalam program-program tertentu pemerintah.
Ibu Dwi Rahayuningsih melalui Bappenas rutin mengadakan pendataan untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan para penyandang disabilitas dan OYPMK. Ibu Dwi menambahkan pemerintah sudah menyelenggarakan beberapa program untuk mengentaskan kemiskinan bagi OYPMK, di antaranya.
- Bantuan sembako untuk OYPMK dari golongan tidak mampu berdasarkan database kemensos
- Bantuan asistensi rehabilitasi sosial dan alat bantu
- Program kemandirian usaha, terutama bagi mereka yang masih mendapatkan diskriminasi dari lingkungan
- Penyediaan tempat bagi OYPMK untuk pemberdayaan dan pelatihan, diantaranya ada di Dusun Sumber Glagah, Tanjung Kenongo, Jawa Timur dan ada di Banyumanis – Jawa Tengah, Jongaya – Makassar.
Semua program tersebut bisa diakses dan dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas dan OYPMK yang masih berada di garis kemiskinan. Program-program lainnya masih dalam tahap pengembangan dan belum sempurna dalam penyelenggaraannya. Namun begitu diharapkan ke depannya banyak program yang akan dapat diselenggarakan dan dimanfaatkan dengan maksimal.
Lantas, sebagai masyarakat, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu kawan-kawan OYPMK? Yuk dimulai dari mengubah stigma dan pola pikir kita akan penyakit kusta dan merangkul OYPMK untuk kembali bermasyarakat dan memasuki dunia sosial beraktivitas seperti yang lainnya.
Dimulai dari sekarang, untuk kehidupan yang lebih nyaman!
No Comments :