KLA, Wujud Komitmen Pemerintah Menuju IDOLA (Indonesia Layak Anak)

Adakah diantara kalian yang gemes setengah mati dengan tayangan televisi yang tidak ramah anak? Saya beberapa kali harus memaksa papa mertua untuk ganti channel ketika ada Kira & Kara bermain di kamar beliau. Papa memang tidak bisa hidup tanpa televisi. Dengan kondisi fisik yang geraknya serba terbatas, maka televisi dan radio adalah hiburan setia. Namun yang terkadang terjadi, Kira dan Kara ikut nonton tayangan yang tak sesuai usianya.

Gemes juga kenapa ada tayangan yang tak ramah anak di jam-jam yang sangat rawan anak-anak menonton televisi. Belum lagi hampir setiap hari selalu ada saja berita tentang kekerasan anak. Kok rasanya makin susah ya melindungi anak dari paparan bahaya yang banyak mengintai.

Jaman saya kecil dulu kayaknya main di depan rumah itu gak ada bosennya. Tanaman banyak, halaman luas dan teman yang rumahnya berdekatan suka main sama-sama kalau pulang sekolah. Ramai sekali. Rasanya tak pernah kehabisan ide bermain. Mulai dari masak-masakan dengan mengiris segala macam jenis daun dan bunga, lompat tali, lari-larian, betengan, gobak sodor, sebutkan saja! Kalau belum terdengar suara adzan maghrib atau suara teriakan ibu, pasti susah sekali beranjak pulang.

Bagaimana dengan sekarang? Halaman rumah makin sempit, harga tanah mahal, jendral! Lapangan jarang tersedia. Bermain di jalan berbahaya. Belum lagi godaan ponsel pintar dan aneka macam permainan online yang jauh lebih ampuh untuk membuat anak anteng. Maka otomatis teman-teman hanya berdiam diri di rumah, jarang bermain di luar. Anak sekarang lebih fasih bermain mobile legend dibandingkan bermain gobak sodor atau congklak.

Itu sedikit alasan kenapa pemerintah ikut andil mengambil bagian untuk mewujudkan generasi yang jauh lebih cemerlang. Pemerintah pusat ingin mendorong pemerintah daerah untuk mau peduli mengurus anak-anak, melindungi hak-hak mereka dan mewujudkan harapan generasi bangsa yang lebih baik. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengajak jajaran pemerintah daerah dengan mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Pemberian penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) tersebut diharapkan dapat membantu dalam memberikan perlindungan yang optimal terhadap tumbuh kembang anak. Menurut Ibu Yohanna Yamise, menteri PPPA pemenuhan hak anak memerlukan komitmen yang kuat, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat, media, hingga pemerintah. Jika seluruh lapisan tersebut memahami dan mendukung pemenuhan hak anak dalam keluarga, maka anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Mereka akan memiliki tempat yang kondusif untuk belajar dan bereksplora, tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Untuk itu melalui KPPPA, pemerintah daerah di dorong untuk memberikan sarana, prasarana, program demi perwujudan kabupaten/kota layak anak. Jika seluruh kabupaten/kota di Indonesia mampu menjadi kota yang layak untuk anak, maka Indonesia akan benar-benar menjadi Negara yang layak anak, sesuai visi pemerintah dalam mewujudkan IDOLA (Indonesia Layak Anak). KPPPA memiliki 24 indokator dalam pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak. Indikator tersebut dibagi ke dalam 5 kluster hak anak yang meliputi, Hak sipil dan kebebasan; lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; kesehatan dasar dan kesejahteraan; pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya; serta perlindungan khusus.

Hingga saat ini di tahun 2018 terdapat 389 kabupate/kota yang turut berpartisipasi dalam terwujudnya kabupaten/kota layak anak. Dari jumlah tersebut, terdapat 176 kabupaten/kota yang meraih penghargaan dari berbagai kategori. Ada 5 kriteria yang bisa dicapai oleh kabupaten/kota peserta KLA, antara lain PRATAMA, MADYA, NINDYA, UTAMA dan KLA. Penghargaan yang paling bergengsi adalah kabupaten/kota yang berhasil meraih penghargaan kategori UTAMA sebagai kabupaten/kota yang memenuhi semua kriteria sebagai kabupaten/kota layak anak. Tahun ini SURABAYA dan SURAKARTA berhasil meraih kategori penghargaan UTAMA.

Selain penghargaan KLA, KPPPA juga memberikan penghargaan kepada daerah yang berhasil dalam memenuhi hak sipil anak, membina forum anak, merespon pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah, Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTDPPA) dan mewujudkan sekolah ramah anak, menyelenggarakan pelayanan ramah anak di puskesmas, dan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pemenuhan kebutuhan anak di wilayahnya dan menurunkan angka perkawinan anak.

Penilaian KLA tersebut dilakukan oleh team yang terdiri dari pakar anak, gabungan beberapa kementerian, setneg dan kantor staf presiden serta melibatkan KPAI. Penilaian pun dilakukan melalui 4 tahap, yaitu penilaian secara mandiri, verifikasi data administrasi, verifikasi dengan terjun ke lapangan serta finalisasi.

Demi terwujudnya tempat yang layak bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat, untuk itu, mari menjadi bagian dalam mewujudkan tempat tumbuh kembang yang layak bagi anak. Tak peduli sekecil apapun peran kita, mari turut ambil bagian!

PUSPARAGAM ANAK INDONESIA: Ajang Unjuk Gigi Anak-Anak Indonesia Menyuarakan Mimpi

Temu Anak Peduli “Pusparagam Anak Indonesia” menjadi salah satu peringatan Hari Anak Nasional yang tidak akan saya lupakan. Di acara ini saya bertemu dengan banyak anak-anak dari berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia dengan berbagai macam karakter dan budaya. Rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, mengajak anak-anak untuk berani menyuarakan mimpi dan harapan mereka. Selama tiga hari anak-anak tersebut diajak untuk belajar tentang banyak hal, bermain, berbagi cerita dan bertemu dengan banyak teman baru.

Anak-anak yang rata-rata berusia antara 9 hingga 18 tahun tersebut bertemu untuk bertukar pikiran mengenai berbagai tema kebangsaan seperti gotong royong; literasi; kekerasan dan perundungan; toleransi; kepemimpinan; dan kewirausahaan. Di hari ketiga tersebut mereka menampilkan banyak hasil karya dan unjuk penampilan menyuarakan aspirasi, mimpi dan harapan mereka. Pertunjukan mulai dari flash mob, drama, karya literasi, hingga orasi tentang harapan-harapan mereka untuk Indonesia membuat saya tercengang. Anak-anak yang sepertinya setiap hari hanya bercanda, bermain, tertawa, dan bertingkah sesuka hatinya, ternyata memiliki buah pemikiran yang luar biasa hebat. Itu terbukti dari karya-karya mereka tentang Indonesia di masa mendatang.

Tak dapat dipungkiri, kelak di masa yang akan datang, merekalah pemegang tongkat estafet pemimpin-pemimpin Indonesia selanjutnya. Di tangan mereka wujud Indonesia akan bersolek seperti apa. Dengan anak-anak yang berani bermimpi dan memiliki harapan, maka bisa jadi wujud Indonesia pun semakin cerah dan membanggakan.

Anak-anak memang sudah selayaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dan mendapat dukungan dengan maksimal. Namun sayangnya tak selalu kondisi ideal bisa didapat oleh mereka. Banyak tantangan yang harus dihadapi anak-anak termasuk pengasuhan yang kurang memadai maupun kondisi miskin dan terpencil. Hal tersebut sering kali menjadi penyebab anak tidak memiliki identitas resmi. Bahkan banyak dari mereka yang jauh dari layanan pendidikan dan kesehatan yang memadai. Tak jarang kondisi ekonomi membawa mereka pada kegiatan yang eksploitatif, kenakalan remaja hingga pernikahan dini.

Erna Irnawati, Program Officer Program Peduli untuk Pilar Remaja dan Anak-anak Rentan mengatakan, Program Peduli fokus bekerja untuk anak-anak yang menjadi korban eksploitasi seksual komersial, anak-anak yang berhadapan dengan hukum, dan anak-anak pekerja migran. Program Peduli melihat di tengah keterbatasan dan kondisinya, anak-anak ini juga mampu bangkit dan menggapai mimpinya ketika mendapatkan akses, dukungan yang tepat, serta tercipta ruang aman bagi mereka. Mereka juga memiliki mimpi dan dapat mewujudkan cita-citanya serta berkontribusi untuk pembangunan Indonesia.

Yang tak kalah menarik dari acara temu anak peduli ini adalah, mulai dari pembawa acara, pengisi acara, hingga pengendali acara semua dilakukan oleh anak-anak. Di perayaan hari anak tersebut, mereka merayakan acara, mimpi, harapan dan aspirasinya. Di perayaan hari anak tersebut mereka bebas berbicara tentang kebangsaan dan masa depan. Hari itu mereka setara dan semartabat dengan kawan-kawan mereka di tempat lain dengan fasilitas yang lebih lengkap dan mumpuni. Hari itu mereka makan, menikmati tidur, bermain, seperti layaknya sebaya mereka yang memiliki kondisi lebih baik.

Sudah saatnya seluruh anak Indonesia Setara dan Semartabat. Keadilan sosial harus terwujud untuk seluruh anak-anak di Indonesia, baik yang di kota maupun di pelosok daerah, baik yang memiliki kondisi ekonomi layak maupun kurang layak. Semua berhak mendapat pendidikan yang setara, berhak mendapat fasilitas kesehatan yang sama rata, juga mendapat ruang yang sama untuk membicarakan ide dan gagasan mereka. Bukankah mereka sama-sama semartabat? Sama-sama anak-anak Indonesia!

Rekomendasi Fluid Peeling yang Murah dan Terjangkau

Suatu hari saya pernah merasa seperti habis dihantam kulkas dua pintu waktu melihat foto-foto seminar bersama teman-teman blogger. Seperti biasa, setelah ada kegiatan liputan, teman-teman blogger kadang berbagi foto di group untuk berbagi momen. Setelah saya amati, lha kok ternyata kulit wajah saya paling kumus-kumus sejagat manusia yang hadir di sebuah convention hall. Pasti bukan pengaruh cahaya, karena saya berdiri di posisi yang cahaya nya paling oke. Kusamnya makin kelihatan jelas ketika saya hanya foto berdua dengan mbak artis yang kulitnya mulus dan alus. Pengen nangis guling-guling rasanya.

Dulu, ketika masih setiap hari pulang pergi kantor, saya rajin sekali merawat wajah, mulai dari memakai serum hingga rutin memakai masker. Namun setelah resign, langkah-langkah itu terasa makin merepotkan. Ditambah lagi dua bocah kunyil di rumah mulai kepo luar biasa tiap kali bundanya berdiri di depan cermin. Setiap kali bercermin dan memegang botol skincare, tak lama kemudian deretan kotak make up saya akan bertebaran di lantai demi memenuhi hasrat ingin tahu dua bocah perempuan. Itu kenapa saya makin males melakukan rutinitas merawat wajah seperti dulu. Asal rajin wudhu saja, sudah pasti glowing to?

Eh, la kok ternyata angan-angan tak selalu seindah kenyataan. Wajah saya kusam, kusut masai seperti handuk tak pernah dicuci. Mblegadus kalau kata orang Surabaya. Mangkak kalo kata ibu saya.

Padahal sudah menjadi rahasia umum, kalau perempuan itu selalu ingin kelihatan cantik dan awet muda. Namun kita tinggal di bumi yang oksigennya selain membantu manusia tetap hidup tapi juga membuat jaringan kulit makin mudah keriput. Seperti kulit jeruk yang dibiarkan di udara terbuka akan berubah warna menjadi semakin coklat dan berkerut. Seperti buah apel yang setelah digigit lalu berubah menjadi kecoklatan. Pun demikian kulit kita, eh saya, eh kita.

Apakah ada cara agar proses oksidasi itu dihentikan? Tidak. Selama masih ada oksigen, maka proses oksidasi akan terus berlangsung. Namun proses itu bisa diperlambat. Untuk memperlambat proses oksidasi pada buah-buahan, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Lebih detailnya mungkin ditanyakan pada mereka yang ahli dan malang melintang di dunia dapur. Kalau pada kulit, proses penuaan dini bisa dihambat dengan banyak cara. Salah satunya dengan regenerasi sel kulit mati.

Sebenarnya regenerasi kulit bisa berlangsung secara alami. Jika pada bayi, proses regenerasi kulit bisa berlangsung cepat. Namun seiring bertambahnya usia, proses regenerasi semakin lambat. Jika proses regenerasi kulit lambat ditambah kulit tidak pernah dirawat dan dibersihkan, yang terjadi ya penumpukan sel kulit mati. Sel kulit mati yang menumpuk itulah yang menimbulkan banyak masalah seperti jerawat, komedo, bintik hitam, kulit kusam, dan sejenisnya. Setelah tahu ilmunya saya mendadak sedih, kenapa belajarnya gak dari dulu.

Nah, dari acara Maxi-Peel Blogger Gathering di tanggal 15 Juli 2018 kemarin, saya mendapat banyak pencerahan tentang perawatan kulit wajah. Dari acara tersebut saya baru tahu kalau ternyata proses regenerasi sel kulit mati pada usia diatas 30an itu bisa dibantu dipercepat dengan cara manual dan dengan cara kimiawi. Proses pengelupasan sel kulit mati atau biasa disebut eksfoliasi ini salah satunya bisa dilakukan dengan peeling. Jaman ibu kita yang namanya peeling itu ya bentuk kasar, grenjel-grenjel karena ada butiran halus yang membantu mengelupas kulit. Atau kalau gak mau sakit karena peeling manual, bisa pergi ke salon kecantikan. Eksfoliasi sama mbak-mbak kapster itu cukup mudah dan gampang asal mau keluar duit tebal dari dompet.

Tapi tahukah, ternyata sudah ada peeling yang bentuknya cair dan harganya sangat terjangkau dan bisa kita lakukan sendiri dari rumah. Ya ampun, sepertinya saya terlalu banyak cuek dengan perkembangan teknologi dunia kecantikan sampai ketinggalan jauh informasi kece seperti ini. Katanya lagi peeling cair ini bisa dipakai tiap hari, bahkan bisa memperkecil pori-pori. Iya apa iya? Biar makin pinter, berikut saya bagi beberapa hal yang saya dapat terkait dengan fluid peeling atau peeling cair tersebut.

TENTANG MAXI-PEEL

Produk Peeling cair yang saya sebutkan di atas bernama Maxi-Peel Micro-Exfoliant Fluid yang diproduksi oleh Splash Corporation, sebuah perusahaan terkemuka di Filipina. Maxi-Peel ini mengandung skin renewal micro-exfoliant dan skin vitamin yang membantu membersihkan kulit dan mengangkat sel kulit mati pada lapisan epidermis. Manfaatnya jika lapisan kulit epidermis bersih dari tumpukan sel kulit mati, maka proses regenerasi kulit dapat berlangsung lebih cepat.

Kelebihan lain dari Maxi-Peel, kamu akan bisa menggunakan peeling semudah mengoleskan toner. Selain itu meski memakai produk ini setiap hari, tidak khawatir menimbulkan kulit kemerahan. Konon katanya kulit kemerahan tersebut terjadi karena ada jaringan kulit yang terbuka. Karena Maxi-Peel memiliki bentuk cair, sehingga mudah diserap kulit dan tidak menimbulkan jaringan terbuka pada kulit. Insyaallah aman dan tidak perih. Karena pemakaiannya mudah dan anti ribet, maka cocok sekali untuk emak rempong beranak pinak seperti saya.

Biar makin mudah, berikut langkah-langkah yang harus kamu ketahui ketika memakai Maxi-Peel:

  1. Gunakan Maxi-Peel sehari sekali sebelum tidur.
  2. Sebelum memakai Maxi-Peel bersihkan wajah terlebih dahulu.
  3. Lalu gunakan Maxi-Peel dengan cara meneteskan 3-5 tetes ke atas kapas atau telapak tangan, lalu usapkan lembut ke atas wajah. Jangan digosok terlalu keras ya… Penting! Kamu sedang memakai peeling cair, bukan amplas wajah.
  4. Setelah memakai Maxi-Peel silahkan dilanjutkan dengan memakai rangkaian cream malam.

Gampang kan? Iya laah gampang banget. Sama gampangnya kok seperti kamu memakai toner setelah selesai membersihkan wajah. Kemarin setelah saya mengunggah foto produk Maxi-Peel ke instragam, saya menerima beberapa pertanyaan. Biar makin pinter, boleh ya pertanyaannya diulang dan jawabannya dirangkum di sini. Simak baik-baik!

  • Apakah Maxi-Peel cocok untuk jenis kulit kering?

Sejatinya secara tes dermatologi, Maxi-Peel bisa digunakan untuk semua jenis kulit. Biar makin yakin, sebelum digunakan merata ke seluruh wajah, sebaiknya tes dulu di belakang telinga pada hari pertama. Apakah menimbulkan ruam atau gatal pada kulit. Hal ini berlaku sama untuk semua jenis rangkaian perawatan kulit dan kosmetik yang baru kalian cobain. Jadi efek samping jika ada alergi atau tidak cocok tidak akan menyebar merata ke seluruh wajah. Tips nih! Catet ya!

Agar kulit tetap terjaga kelembabannya, sebaiknya gunakan pelembab setelah memakai Maxi-peel. Sebagai catatan, Maxi-Peel ini memiliki kandungan alkohol di dalamnya. Jadi untuk kalian yang mudah alergi terhadap alkohol, ada baiknya mempertimbangkan opsi lain. Selain itu agar kulit lebih mudah terjaga kelembabannya, sebaiknya tidak digunakan juga bersamaan dengan produk lain yang sama-sama memiliki kandungan alkohol. Coba cek daftar ingredients di botol perlengkapan lenong masing-masing yaa…

  • Biasanya proses ekxfoliasi tidak boleh dilakukan setiap hari. Kenapa dengan Maxi-Peel bisa setiap hari?

Karena sejatinya Maxi-Peel mengandung vitamin dan Micro-Exfoliant yang dapat membantu menghilangkan minyak dan kotoran pada pori-pori wajah, sehingga membantu mempercepat proses eksfoliasi alami pada kulit. Selain itu kandungan vitamin A, E, C dan B membantu melembabkan kulit sehingga tidak menimbulkan perih dan kemerahan seperti udang rebus pindah ke kulit.

  • Apakah memakai Maxi-Peel setiap hari tidak akan membuat kulit semakin tipis?

Sekali lagi, Maxi-Peel memiliki bentuk cair dan lembut. Sifat eksfoliasi pada Maxi-Peel adalah membantu mengangkat sel kulit mati, sehingga tidak melukai jaringan kulit epidermis yang masih bagus. Jadi kulit tetap aman, tidak menipis seperti nasib dompet suami yang habis dikuras istri. Itu kenapa penting untuk menggunakan Maxi-Peel dengan cara mengusap lembut pada wajah, jangan digosok terlalu bersemangat. Santai saja.

  • Apakah setelah memakai Maxi-Peel boleh memakai pelembab?

Oh ya boleh banget, bahkan harus! Atas nama menjaga kelembaban alami kulit, dalam kondisi apapun dan dalam keadaan sedarurat apapun mengoleskan pelembab wajah itu wajib banget. Bahkan sebelum alis jentring jepapang mempesona, wajib pakai pelembab dulu. Hukumnya fardhu ain kalau kata pakar kecantikan, sih. Alias wajib!

  • Maxi-Peel bisa dibeli di mana? Harganya berapa? Ada diskon gak?

Duuuh… Pertanyaan seperti ini khas emak-emak sekali yaa… Sudah panjang beruntun seperti kereta dan ujungnya selalu tanya diskonan. Buuuu, Maxi-Peel bisa dibeli di mana saja, di mini market terdekat, di supermarket gede, atau kalau males berpeluh-peluh, bisa juga dibeli di toko online. Harganya pun murah ceria. Harga resminya dua puluh ribu rupiah alias noban. Kalau di toko online kadang lebih murah lagi. Jadi please ya jangan tanya diskonan lagi. Masih mahal lombok sekilo kok dari pada harga Maxi-Peel. Kalau masih mau diskonan, rajin-rajin saja pantengin diskon mingguan minimarket terdekat, siapa tahu ada Maxi-Peel yang lagi diskon juga.

Nah, dengan inovasi seperti Maxi-Peel ini memungkinkan kalau mau awet cantik tidak harus merepotkan dan keluar biaya mahal yaa… Ibu berdaster, yang sibuk dengan segala kerempongan di rumah pun masih sempat eksfoliasi dari sisa uang belanja. Cerdas bukan?

Dilema Oleh-oleh Kekinian dan Kisah Di balik Soft Spongecake Surabaya

Dilema Oleh-Oleh Kekinian dan Kisah Di Balik Soft Spongecake Surabaya

Hari itu saya menerima pesan singkat dari ipar kalau 3 hari lagi akan datang ke Surabaya menjemput saya dan anak-anak untuk pulang kampung. Memang sudah sejak jauh-jauh hari saya kabari saudara di rumah kalau akhir bulan akan pulang kampung. Berhubung adik ipar ingin bersilaturahim ke rumah om dan tante di Gresik, maka diputuskan untuk sekalian bersamaan dengan saya pulang kampung.

Adik ipar saya bilang ingin membeli oleh-oleh kekinian yang sudah sering ia lihat di media sosialnya. Ia ingin pulang membawa Snowcake, oleh-oleh Surabaya yang digagas oleh Zaskia Sungkar. Saya sempat bimbang, karena Snowcake yang diminta kue dasarnya chruncy dan renyah. Kalau untuk oleh-oleh para eyang di rumah, kok rasanya kurang cocok dengan gigi eyang. Eyang biasanya suka kue yang lembut dan empuk.

Galau, curhatlah saya ke teman-teman. Lalu dikasih tahu kalau Snowcake meluncurkan varian baru yang kue dasarnya soft sponge cake namun tidak meninggalkan ciri khas chruncy ala Snowcake. Penasaran saya pun meluncur ke media sosial Surabaya Snowcake. Ternyata memang benar, ada 3 rasa sponge cake yang diluncurkan yaitu Choco cruncy, Cheese dan Pandan Kaya. Semua varian memiliki 2 ukuran, ukuran besar dan kecil.

Choco Crunchy Surabaya Snowcake

Favorite saya tentu saja Choco Chruncy. Rasa coklatnya bukan hanya terdapat pada taburan meses yang ada di luar, namun juga lelehan coklat yang ada diantara lapisan spongecake di dalamnya. Taburan chruncy yang ada di sekeliling cake membuat rasa khas snowcake tidak kehilangan jati dirinya.

Cheese Soft Spongecake Surabaya Snowcake

Adik ipar saya menyukai rasa kejunya. Taburan kejunya turah dan tumpah di sekeliling kue. Lelehan keju diantara lapisan kuenya makin membuat lidah berteriak girang katanya. Tak membutuhkan waktu berhari-hari, 1 kotak kue ukuran besar ia habiskan dalam waktu sehari saja.

Pandan Kaya Surabaya Snowcake

Ibu saya menyukai rasa pandan, karena wanginya khas. Rasa pandannya juga lekat di setiap gigitan kue. Cream pandan yang ada di sekeliling kue lumer di lidah, membuat cita rasa pandan makin lekat. Manisnya juga kesukaan ibu. Kuenya yang lembut dan empuk tidak mungkin di tolak oleh gigi yang mulai berkurang jumlahnya.

Kalau semua senang, yang beli oleh-oleh juga bahagia yaaa… Harganya pun cukup masuk akal untuk kantong saya. Ukuran kue yang kecil dibanderol dengan harga 35.000, sedangkan yang besar dilabeli harga 55.000. Kalau mau bawa oleh-oleh untuk paklik, bulik dan saudara sekampung, mau yang kelihatan wah dan kekinian tapi harga terjangkau, Soft Sponge Cake milik Surabaya Snowcake memang paling cocok dan pas. Tidak akan kehilangan gengsi dan pamor. Rasa kuenya pun tidak mengecawakan. Kita juga diberi kantong plastik dan pisau sesuai jumlah untuk masing-masing kemasan kue yang akan dibagi-bagi ke saudara. Jadi kemasannya pun elegan. Semoga Surabaya Snowcake tidak menaikkan lagi harganya yaa… *kedip-kedip manja ke kak Zaskia Sungkar*

Surabaya Snowcake Jl. Jemursari 91

Yang membuat saya makin-makin bahagianya adalah ternyata gerai Surabaya Snowcake itu bukanya pagiiii banget. Gerai yang di Jl. Jemursari 91 dan Jl. Flores 15 buka mulai pukul 07.00. Kalau masih kurang pagi, kita bisa lari ke Toko Belinda di terminal T1 Juanda yang sudah buka mulai pukul 06.00. Amazing luar biasa bukan? Minggu kemarin yang saya harus gedandapan berangkat pagi banget demi bisa mampir-mampir ke rumah om dan tante bisa beli oleh-oleh di Jl. Jemursari 91.

Surabaya Snowcake

Yang lebih hits lagi, gerainya dilengkapi dengan pojok-pojok yang instagramable bangeeet. Benar-benar mewadahi kebutuhan generasi digital yang banci posting seperti emak-emak berdaster yang doyan update macam saya. Kalau sudah begini, apalagi yang mau dicari? Ingat oleh-oleh Surabaya, salah satunya harus ingat Surabaya Snowcake.