Rekomendasi Fluid Peeling yang Murah dan Terjangkau

Suatu hari saya pernah merasa seperti habis dihantam kulkas dua pintu waktu melihat foto-foto seminar bersama teman-teman blogger. Seperti biasa, setelah ada kegiatan liputan, teman-teman blogger kadang berbagi foto di group untuk berbagi momen. Setelah saya amati, lha kok ternyata kulit wajah saya paling kumus-kumus sejagat manusia yang hadir di sebuah convention hall. Pasti bukan pengaruh cahaya, karena saya berdiri di posisi yang cahaya nya paling oke. Kusamnya makin kelihatan jelas ketika saya hanya foto berdua dengan mbak artis yang kulitnya mulus dan alus. Pengen nangis guling-guling rasanya.

Dulu, ketika masih setiap hari pulang pergi kantor, saya rajin sekali merawat wajah, mulai dari memakai serum hingga rutin memakai masker. Namun setelah resign, langkah-langkah itu terasa makin merepotkan. Ditambah lagi dua bocah kunyil di rumah mulai kepo luar biasa tiap kali bundanya berdiri di depan cermin. Setiap kali bercermin dan memegang botol skincare, tak lama kemudian deretan kotak make up saya akan bertebaran di lantai demi memenuhi hasrat ingin tahu dua bocah perempuan. Itu kenapa saya makin males melakukan rutinitas merawat wajah seperti dulu. Asal rajin wudhu saja, sudah pasti glowing to?

Eh, la kok ternyata angan-angan tak selalu seindah kenyataan. Wajah saya kusam, kusut masai seperti handuk tak pernah dicuci. Mblegadus kalau kata orang Surabaya. Mangkak kalo kata ibu saya.

Padahal sudah menjadi rahasia umum, kalau perempuan itu selalu ingin kelihatan cantik dan awet muda. Namun kita tinggal di bumi yang oksigennya selain membantu manusia tetap hidup tapi juga membuat jaringan kulit makin mudah keriput. Seperti kulit jeruk yang dibiarkan di udara terbuka akan berubah warna menjadi semakin coklat dan berkerut. Seperti buah apel yang setelah digigit lalu berubah menjadi kecoklatan. Pun demikian kulit kita, eh saya, eh kita.

Apakah ada cara agar proses oksidasi itu dihentikan? Tidak. Selama masih ada oksigen, maka proses oksidasi akan terus berlangsung. Namun proses itu bisa diperlambat. Untuk memperlambat proses oksidasi pada buah-buahan, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Lebih detailnya mungkin ditanyakan pada mereka yang ahli dan malang melintang di dunia dapur. Kalau pada kulit, proses penuaan dini bisa dihambat dengan banyak cara. Salah satunya dengan regenerasi sel kulit mati.

Sebenarnya regenerasi kulit bisa berlangsung secara alami. Jika pada bayi, proses regenerasi kulit bisa berlangsung cepat. Namun seiring bertambahnya usia, proses regenerasi semakin lambat. Jika proses regenerasi kulit lambat ditambah kulit tidak pernah dirawat dan dibersihkan, yang terjadi ya penumpukan sel kulit mati. Sel kulit mati yang menumpuk itulah yang menimbulkan banyak masalah seperti jerawat, komedo, bintik hitam, kulit kusam, dan sejenisnya. Setelah tahu ilmunya saya mendadak sedih, kenapa belajarnya gak dari dulu.

Nah, dari acara Maxi-Peel Blogger Gathering di tanggal 15 Juli 2018 kemarin, saya mendapat banyak pencerahan tentang perawatan kulit wajah. Dari acara tersebut saya baru tahu kalau ternyata proses regenerasi sel kulit mati pada usia diatas 30an itu bisa dibantu dipercepat dengan cara manual dan dengan cara kimiawi. Proses pengelupasan sel kulit mati atau biasa disebut eksfoliasi ini salah satunya bisa dilakukan dengan peeling. Jaman ibu kita yang namanya peeling itu ya bentuk kasar, grenjel-grenjel karena ada butiran halus yang membantu mengelupas kulit. Atau kalau gak mau sakit karena peeling manual, bisa pergi ke salon kecantikan. Eksfoliasi sama mbak-mbak kapster itu cukup mudah dan gampang asal mau keluar duit tebal dari dompet.

Tapi tahukah, ternyata sudah ada peeling yang bentuknya cair dan harganya sangat terjangkau dan bisa kita lakukan sendiri dari rumah. Ya ampun, sepertinya saya terlalu banyak cuek dengan perkembangan teknologi dunia kecantikan sampai ketinggalan jauh informasi kece seperti ini. Katanya lagi peeling cair ini bisa dipakai tiap hari, bahkan bisa memperkecil pori-pori. Iya apa iya? Biar makin pinter, berikut saya bagi beberapa hal yang saya dapat terkait dengan fluid peeling atau peeling cair tersebut.

TENTANG MAXI-PEEL

Produk Peeling cair yang saya sebutkan di atas bernama Maxi-Peel Micro-Exfoliant Fluid yang diproduksi oleh Splash Corporation, sebuah perusahaan terkemuka di Filipina. Maxi-Peel ini mengandung skin renewal micro-exfoliant dan skin vitamin yang membantu membersihkan kulit dan mengangkat sel kulit mati pada lapisan epidermis. Manfaatnya jika lapisan kulit epidermis bersih dari tumpukan sel kulit mati, maka proses regenerasi kulit dapat berlangsung lebih cepat.

Kelebihan lain dari Maxi-Peel, kamu akan bisa menggunakan peeling semudah mengoleskan toner. Selain itu meski memakai produk ini setiap hari, tidak khawatir menimbulkan kulit kemerahan. Konon katanya kulit kemerahan tersebut terjadi karena ada jaringan kulit yang terbuka. Karena Maxi-Peel memiliki bentuk cair, sehingga mudah diserap kulit dan tidak menimbulkan jaringan terbuka pada kulit. Insyaallah aman dan tidak perih. Karena pemakaiannya mudah dan anti ribet, maka cocok sekali untuk emak rempong beranak pinak seperti saya.

Biar makin mudah, berikut langkah-langkah yang harus kamu ketahui ketika memakai Maxi-Peel:

  1. Gunakan Maxi-Peel sehari sekali sebelum tidur.
  2. Sebelum memakai Maxi-Peel bersihkan wajah terlebih dahulu.
  3. Lalu gunakan Maxi-Peel dengan cara meneteskan 3-5 tetes ke atas kapas atau telapak tangan, lalu usapkan lembut ke atas wajah. Jangan digosok terlalu keras ya… Penting! Kamu sedang memakai peeling cair, bukan amplas wajah.
  4. Setelah memakai Maxi-Peel silahkan dilanjutkan dengan memakai rangkaian cream malam.

Gampang kan? Iya laah gampang banget. Sama gampangnya kok seperti kamu memakai toner setelah selesai membersihkan wajah. Kemarin setelah saya mengunggah foto produk Maxi-Peel ke instragam, saya menerima beberapa pertanyaan. Biar makin pinter, boleh ya pertanyaannya diulang dan jawabannya dirangkum di sini. Simak baik-baik!

  • Apakah Maxi-Peel cocok untuk jenis kulit kering?

Sejatinya secara tes dermatologi, Maxi-Peel bisa digunakan untuk semua jenis kulit. Biar makin yakin, sebelum digunakan merata ke seluruh wajah, sebaiknya tes dulu di belakang telinga pada hari pertama. Apakah menimbulkan ruam atau gatal pada kulit. Hal ini berlaku sama untuk semua jenis rangkaian perawatan kulit dan kosmetik yang baru kalian cobain. Jadi efek samping jika ada alergi atau tidak cocok tidak akan menyebar merata ke seluruh wajah. Tips nih! Catet ya!

Agar kulit tetap terjaga kelembabannya, sebaiknya gunakan pelembab setelah memakai Maxi-peel. Sebagai catatan, Maxi-Peel ini memiliki kandungan alkohol di dalamnya. Jadi untuk kalian yang mudah alergi terhadap alkohol, ada baiknya mempertimbangkan opsi lain. Selain itu agar kulit lebih mudah terjaga kelembabannya, sebaiknya tidak digunakan juga bersamaan dengan produk lain yang sama-sama memiliki kandungan alkohol. Coba cek daftar ingredients di botol perlengkapan lenong masing-masing yaa…

  • Biasanya proses ekxfoliasi tidak boleh dilakukan setiap hari. Kenapa dengan Maxi-Peel bisa setiap hari?

Karena sejatinya Maxi-Peel mengandung vitamin dan Micro-Exfoliant yang dapat membantu menghilangkan minyak dan kotoran pada pori-pori wajah, sehingga membantu mempercepat proses eksfoliasi alami pada kulit. Selain itu kandungan vitamin A, E, C dan B membantu melembabkan kulit sehingga tidak menimbulkan perih dan kemerahan seperti udang rebus pindah ke kulit.

  • Apakah memakai Maxi-Peel setiap hari tidak akan membuat kulit semakin tipis?

Sekali lagi, Maxi-Peel memiliki bentuk cair dan lembut. Sifat eksfoliasi pada Maxi-Peel adalah membantu mengangkat sel kulit mati, sehingga tidak melukai jaringan kulit epidermis yang masih bagus. Jadi kulit tetap aman, tidak menipis seperti nasib dompet suami yang habis dikuras istri. Itu kenapa penting untuk menggunakan Maxi-Peel dengan cara mengusap lembut pada wajah, jangan digosok terlalu bersemangat. Santai saja.

  • Apakah setelah memakai Maxi-Peel boleh memakai pelembab?

Oh ya boleh banget, bahkan harus! Atas nama menjaga kelembaban alami kulit, dalam kondisi apapun dan dalam keadaan sedarurat apapun mengoleskan pelembab wajah itu wajib banget. Bahkan sebelum alis jentring jepapang mempesona, wajib pakai pelembab dulu. Hukumnya fardhu ain kalau kata pakar kecantikan, sih. Alias wajib!

  • Maxi-Peel bisa dibeli di mana? Harganya berapa? Ada diskon gak?

Duuuh… Pertanyaan seperti ini khas emak-emak sekali yaa… Sudah panjang beruntun seperti kereta dan ujungnya selalu tanya diskonan. Buuuu, Maxi-Peel bisa dibeli di mana saja, di mini market terdekat, di supermarket gede, atau kalau males berpeluh-peluh, bisa juga dibeli di toko online. Harganya pun murah ceria. Harga resminya dua puluh ribu rupiah alias noban. Kalau di toko online kadang lebih murah lagi. Jadi please ya jangan tanya diskonan lagi. Masih mahal lombok sekilo kok dari pada harga Maxi-Peel. Kalau masih mau diskonan, rajin-rajin saja pantengin diskon mingguan minimarket terdekat, siapa tahu ada Maxi-Peel yang lagi diskon juga.

Nah, dengan inovasi seperti Maxi-Peel ini memungkinkan kalau mau awet cantik tidak harus merepotkan dan keluar biaya mahal yaa… Ibu berdaster, yang sibuk dengan segala kerempongan di rumah pun masih sempat eksfoliasi dari sisa uang belanja. Cerdas bukan?

Sehari Bersama Viva: Kosmetik Legendaris di Indonesia

SEHARI BERSAMA VIVA, KOSMETIK LEGENDARIS DI INDONESIA

Masih ingat merk kosmetik yang paling legendaris di Indonesia? Dari jaman ibu kita muda dan unyu-unyu, merk ini sudah menjadi trend dan hits. Yes, VIVA it is! VIVA menjadi merk kosmetik andalan sejak dulu kala, bukan hanya karena produksi dalam negeri, tetapi juga karena kualitasnya yang sudah terbukti hingga kini. Meskipun sekarang makin banyak bertebaran merk kosmetik dari luar negeri yang super kece, namun siapa yang tidak kenal pensil alis VIVA yang warna dan kualitasnya tiada duanya? Hingga  kini pensil alis ini masih menempati urutan nomor satu pilihan para wanita di Indonesia. Give your big applause to VIVA! Yeeaaaayyy…

Nah, minggu kemarin, bersama para beauty dan lifestyle blogger, saya berkesempatan untuk berpetualang di pabrik VIVA seharian, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Ngapain aja, sist? Ini dia keseruannya…

FACTORY VISIT

Masuk ke kawasan pabrik PT VITAPHARM kami disambut senyum manis dan sapa hangat para karyawati. Di dalam ruang pertemuan sudah tersedia coffee break lengkap dengan sweet corner yang menggoda. Setelah sarapan sejenak dan mendapat welcome speech dari MC yang cantik, kami diajak berkeliling melihat dari dekat produksi lipstick dan body lotion VIVA.

Pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1962 ini sudah meraih banyak penghargaan. Di dalam pabrik kami melihat bahwa kehigienisan produk benar-benar dijaga. Produk-produk yang diolah juga melewati quality control yang berlapis-lapis. Mulai dari quality control untuk bahan baku, bahan yang sedang diolah, bahan pengemas hingga menjadi produk jadi, bahkan sampai produk siap keluar dari Gudang penyimpanan. Quality control berlapis tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas produk agar tetap sesuai standard yang telah ditetapkan perusahaan. Tak pelak PT VITAPHARAM meraih penghargaan untuk kategori CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) dari BPPOM pada tahun 2008.

Setelah melewati proses produksi, produk-produk tersebut akan masuk ke bagian R & D atau Research and Development. Dibagian R & D produk akan diteliti apakah sudah sesuai standard produksi atau belum. Di bagian tersebut juga disimpan beberapa hasil produksi secara random dari setiap batch untuk digunakan sebagai retain sample atau contoh produk tertinggal apabila ada komplain dari pelanggan. Retain sample akan disimpan selama expired+1, atau 1 tahun lebih lama dari masa expired yang tertera di dalam kemasan.

Sayang sekali kita tidak bisa memasuki kawasan produksi bedak karena pertimbangan resiko dan keamanan. Di kawasan produksi bedak memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi lagi karena lokasi produksi harus steril dari setiap partikel debu bedak. Bagi pengunjung yang tidak dilengkapi dengan baju dan masker yang steril tentu berbahaya bagi paru-paru. Padahal bedak kantong milik VIVA ini fenomenal sejak jaman ibu kita dulu ya, sist…

Ternyata produksi kosmetik itu sebegitu rumitnya yaaa… Standard keamanan yang tinggi selain berlaku pada produksi makanan, ternyata berlaku juga pada produksi kosmetik. Maka tak heran, VIVA yang sudah berulang tahun ke 65 tahun ini tetap kokoh berdiri dan memiliki pangsa pasar setianya di tengah semaraknya produksi kosmetik dari berbagai negara yang masuk ke Indonesia. Sayang kita tidak diperkenankan untuk mengabadikan kunjungan di dalam pabrik untuk alasan keamanan dan privacy. Namun begitu, sangat menyenangkan bisa melihat secara langsung dari dekat produksi kosmetik paling legendaris di Indonesia.

BELAJAR CORRECTIVE MAKE UP

Sesi selanjutnya kita diajari untuk aplikasi make up dengan metode corrective make up. Metode ini untuk menonjolkan apa kelebihan dari wajah kita dan menutupi atau mengkoreksi bagian-bagian yang kurang proporsional agar terlihat lebih cantik. Sesi ini diawali oleh games merias wajah dengan menggunakan peralatan make up yang telah disediakan. Dengan peralatan make up seadanya, peserta ditantang untuk mengaplikasikannya semaksimal mungkin. Hasilnya benar-benar diluar dugaan. Para blogger terbukti memang mahluk yang kreatif!

Setelah permainan, kami diajarkan cara merawat wajah dengan menggunakan masker dan peeling yang ringkas dan cepat. Masker ini bisa kita gunakan seminggu sekali, dan tidak membutuhkan waktu lama. Hanya dengan 5 menit kita bisa merasakan hasilnya. Kulit ternyata lebih kenyal dan terasa adem. Cocok banget untuk melepas lelah dan digunakan sambil beristirahat akhir pekan.

Selesai merawat wajah, para blogger belajar untuk merias wajah menggunakan make up lengkap namun hasilnya bisa simple dan menawan. Apa make upnya terasa berat? Ternyata enggak kok. Dengan pemakaian yang tepat, bisa terasa ringan dan hasilnya tidak menor. Karena kita diajarkan juga cara memilih warna yang tepat dan sesuai dengan warna baju.

MENJADI BEAUTY BLOGGER PROFESSIONAL

Setelah selesai merias wajah, sekarang saatnya belajar menjadi beauty blogger professional. Apa bunda kunyil berniat alih profesi jadi beauty blogger? Yaaa kesempatan untuk belajar kan tidak boleh disia-siakan begitu saja. Belajar apa saja asal bisa bermanfaat kan tidak ada salahnya thooo…

Bersama kak Moch dari Mochtret kami belajar memotret perlengkapan kosmetik agar hasilnya kece, meski hanya menggunakan kamera HP. Kuncinya ada di lighting atau pencahayaan. Dengan cahaya yang pas, kita bisa membuat tampilan yang wah untuk sebuah konten, utamanya konten kecantikan. Kalau temanya kecantikan, tentu saja kontennya juga harus cantik kaaan… itu kenapa untuk seorang beauty blogger, penting banget menata timeline instagramnya agar cantik. Kalau mau tetap bisa bebas memasukkan apa saja ke dalam Instagram, ya bikinlah 2 akun. 1 akun bisa digunakan untuk tugas sebagai professional blogger, dan 1 akun untuk pribadi tempat bisa kepo-kepo akun hosip dan posting suka-suka.

Selain belajar tentang pencahayaan, kita juga ditantang untuk menata layout obyek agar terlihat indah dan sedap dipandang. Para blogger juga ditunjukkan seperti apa layout-layout yang cakep dan sesuai tema produknya. Penataannya pun juga harus dipilih dulu apa yang akan menjadi obyek utama dan temanya. Baru bisa dipilih aksesoris pendukung sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk memilih warna background yang sesuai dengan tema dan produk utama yang ingin ditonjolkan. Filler atau aksesoris pendukung tidak harus mahal kok, bisa menggunakan koran bekas, tiket konser, kacamata, pita-pita atau bunga.

Membuat konten yang cantik ternyata tidak melulu membutuhkan biaya tinggi ya, sist… Hanya membutuhkan kreatifitas kita. Agar makin nendang, sering-sering deh melihat konten-konten yang kece yang bisa kita jadikan sumber inspirasi. Semakin banyak melihat yang kece-kece, mata kita akan terlatih untuk membuat yang kece juga.

Akhir pekan kemarin benar-benar menyenangkan. Sehari penuh sarat ilmu, makan kenyang, dan puas bertemu teman-teman baru. Terima kasih Beauty Blogger Surabaya dan PT. Vitapharm untuk keseruan akhir pekannya. Sampai bertemu di petualangan selanjutnya!

 

Memahami Generasi Milenial

Suatu hari Kira dan Kara pulang sekolah mengadu. Temannya melarang mereka makan permen Y, karena katanya ada kandungan minyak Babinya. Tak terima, Kira dan Kara memaksa saya untuk melihatnya di Google. Karena permen Y adalah salah satu jajanan favoritenya. Sebenarnya bisa saja saya mengiyakan apa yang dibilang temannya. Toh selama ini saya sudah cukup jengah melihat mereka mulai gemar makan permen. Namun ternyata, mereka jauh lebih kritis dari yang saya kira. Dengan sigap diambilnya tablet, dan dibukanya aplikasi mesin pencari. Begitulah generasi masa kini.

Generasi jaman Kira dan Kara ini sering disebut Generasi Milenial. Generasi milenial atau generasi yang tumbuh di millennium baru, adalah generasi yang lahir di tahun 2000 ke atas. Ada juga yang memberikan nama mereka adalah Gen-Z. Generasi ini tumbuh di tengah-tengah perkembangan pesat teknologi dan derasnya arus informasi.

Tantangan mendidik anak generasi milenial tentu berbeda dengan mendidik anak-anak generasi sebelumnya. Teknologi di tangan anak zaman sekarang adalah mainan sehari-hari. Istilah-istilah keren yang mungkin asing di telinga kita, sudah akrab di telinga mereka. Mencari informasi hanya cukup menjentikkan jari diantara jajaran keyboard, maka seluruh informasi yang dibutuhkan tersedia di depan mata.

Kira dan Kara adalah anak-anak generasi milenial. Youtube dan Google adalah mainan mereka sehari-hari. Ketika ada pertanyaan yang mentok dan tidak bisa dijawab bundanya, mereka sudah bisa berinisiatif mencarinya di google. Ketika mendapat tugas sekolah tentang pergerakan matahari, mereka bisa mencari ilustrasi ilmiahnya di youtube sesuai kata kunci yang mereka pilih sendiri. Tablet, laptop sudah akrab di tangan mereka. Meski semua masih berstatus milik bunda atau ayah, namun lincah mereka mainkan. Tentu saja semua masih dengan pendampingan. Karena tak semua informasi yang tersedia, ramah untuk pemahaman anak-anak. Begitulah sedikit gambaran tumbuh kembang anak generasi milenial.

GENERASI MILENIAL DAN NORMA

Akan menjadi tidak mudah, ketika orang tua dan anak memiliki pendapat yang berbeda tentang norma. Pemahaman norma bagi anak generasi milenial berbeda dengan pemahaman norma bagi generasi tahun 80’an. Anak yang tumbuh di era gadget mudah digenggam, adalah anak-anak yang terbiasa berinteraksi dengan ponsel pintar di tangan. Anak generasi 80’an adalah anak-anak yang bermain bersama teman menggunakan daun, batu dan kayu. Pola interaksi sosial yang berbeda inilah yang membentuk pemahaman yang berbeda tentang norma dan adab bergaul.

Mengajarkan anak generasi milenial tentang norma tidak bisa dengan ceramah dan nasihat setiap hari. Apa yang kita bicarakan akan menjadi angin lalu dan sebatas mampir di telinga. Menyamakan persepsi antara orang tua dan anak bukan lagi menjadi hal yang mudah. Tantangan orang tua bukan sekedar mendidik mereka untuk mendapat nilai tertinggi di sekolah, melainkan justru bisa berkomunikasi baik dan lancar dengan anaknya sendiri. Percayalah, berkomunikasi bukan lagi menjadi hal yang mudah.

Ironis bukan?

Di era yang katanya teknologi informasi begitu pesat berkembang, justru komunikasi orang tua dengan anak menjadi amat sulit. Di zaman yang ketika berbicara dengan orang di tempat yang jauh bisa langsung bertatap muka, justru pola bicara orang tua dan anak sangat susah untuk saling beradu mata. Teknologi yang katanya bisa membuat yang jauh terasa dekat, ternyata justru menjauhkan yang dekat. Apakah orang tua akan terus menutup mata akan hal ini?

FILM MY GENERATION

Upi melihat cerita dan fenomena generasi milenial ini menjadi kisah yang layak untuk diangkat ke layar lebar. Film yang menceritakan tentang kisah persahabatan remaja SMU ini mengambil cerita dari sudut pandang remaja yang mempertanyakan sikap orang tuanya. Dalam film ini Upi  sebagai Sutradara mengajak orang tua untuk memperlakukan anak-anaknya sebagai teman diskusi, bukan sebagai obyek perintah dan penanaman dogma.

4 pemain baru mengisi tokoh utama dalam film ini. Zeke yang diperankan oleh Bryan Angelo,  Konji diperankan oleh Arya Vasco, Lutesha sebagai Suki dan Alexandra Kosasie sebagai Orly. 4 Remaja yang yang merasa libur sekolahnya berantakan, dan kemudian menemukan petualangan yang tak terduga dalam menghabiskan masa liburannya. Selisih pendapat dengan orang tua, naik dan turunnya emosi persahabatan hingga masalah-masalah yang dihadapi empat remaja ini menjadi pelajaran berharga bagi kehidupan mereka.

Seperti film-film Upi pada umumnya, film My Generation ini juga memberikan gambaran yang terlalu berani untuk menelanjangi realitas kehidupan remaja masa kini. Karena itu pro dan kontra sudah mulai muncul sejak sebelum film ini tayang di bioskop. Memang tidak semua kehidupan remaja persis sama seperti yang tergambar dalam film ini. Namun kita juga tidak bisa menutup mata adanya realita kehidupan remaja yang sekarang sedang menjadi trend. Simak saja siapa selebgram yang sempat menjadi idola di kalangan anak muda dengan jumlah follower sosmed jutaan.

Dalam film ini juga, Upi menyodorkan kaca kepada kita untuk melihat diri sendiri, sudahkah kita memanusiakan anak-anak kita? Orang tua bukan Tuhan yang bisa menghakimi dan menempelkan stempel di wajah anak-anaknya. Orang tua juga manusia yang bisa salah dan khilaf. Sebagai orang tua, sudahkah kita bercermin contoh seperti apa yang sudah kita tunjukkan dan berikan kepada anak-anak kita?

My Generation memberikan gambaran sisi lain remaja generasi milenial yang sebenarnya open minded dan terbuka. Mereka adalah pribadi yang tidak ingin terikat dogma. Jika orang tua mendapati anak-anaknya malas pergi sekolah, tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah, jangan lantas memberikan mereka label pemalas. Mungkin sudah saatnya orang tua memberikan penyegaran dalam metode belajar anak-anak. Ajak mereka berkomunikasi tentang apa yang mereka inginkan dan ajarkan berpikir untuk menemukan solusi bersama-sama. Karena sesungguhnya anak-anak generasi milenial adalah anak-anak yang kritis dan kreatif.

Film yang akan tayang pada tanggal 9 November 2017 serentak di seluruh bioskop di Indonesia ini menjadi reminder untuk orang tua agar mereka mau membuka mata melihat realita kehidupan remaja. Sudah saatnya orang tua juga bepikir dan mengevaluasi diri sendiri tentang pola komunikasi yang dibangun dengan anak-anaknya.

Film ini tidak mengajak atau memberikan teladan pada kebebasan bergaul. Film ini mengajak kita berpikir dan bersikap kritis terhadap moral yang sebenarnya kita tanamkan pada anak-anak kita. Gambaran keterbukaan dan kebebasan bergaul yang ditampilkan dalam film ini hanyalah salah satu potret yang ditunjukkan tentang realita kehidupan remaja saat ini. Namun sesungguhnya yang ingin disoroti dalam film ini bukan pada kebebasan bergaul, namun pada pola komunikasi dan pola asuh penanaman moral yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya.

Tak hanya diisi oleh talenta-talenta baru, film My Generation ini juga akan dilengkapi oleh pemain lama seperti, Surya Saputra, Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Indah Kalalo, Karina Suwandi dan masih banyak lagi. Untuk mengerjakan film bergenre remaja ini, Upi juga telah melakukan riset social media hearing selama 2 tahun. Riset yang intensif ini juga digunakan Upi untuk melihat gaya percakapan dan pola dialog dalam komunikasi remaja. Sehingga adegan dalam film dapat mengalir halus sesuai trend anak remaja masa kini.

Bagaimana? Sudah siap untuk menonton bersama para anak remaja kita?

Sudah saatnya kita membuka diri untuk mendapatkan nada yang sama dengan anak-anak kita. Agar harmoni dalam keluarga bisa terus terjaga. Semoga kita tetap amanah dalam menjaga titipan-Nya.

……………

disclaimer: Semua foto yang digunakan di artikel ini diambil dari media sosial My Generation Film (IFI Sinema)

 

 

 

Gara-Gara Rambut

GARA – GARA RAMBUT

Siapa mengira hanya gara-gara rambut aku mengalami banyak kisah, mulai dari dinyinyirin teman, didiamkan Bapak, hingga bertemu jodoh.

Aku dan Rambutku

Gara-gara rambut, aku pernah berselisih dengan teman. Dulu rambutku pernah panjang sepinggang. Meski berhijab, rambutku selalu tercepol rapi di balik kerudung. Namun gara-gara rambut, teman kamar kost pernah menegurku, karena bekas sisiran rambutku berceceran di lantai. Ia geli melihat helai rambut yang jatuh di lantai. Akibatnya setiap selesai sisiran aku ditegur dan disewotin. Padahal menurutku ya cuma rambut yang bisa dibersihkan dan dibuang. Siapa sih yang rambutnya gak pernah rontok sama sekali? Wajar kan ya.. Tapi yang namanya geli itu gak bisa dihindari juga, akhirnya aku memilih mengalah. Daripada puyeng selalu berhadapan dengan teman yang sewot, akhirnya aku memutuskan memotong pendek rambutku. Harapannya sih rontok bisa berkurang.

Setelah rambutku pendek, masalah berganti. Dari yang semula hanya rontok, sekarang bertambah dengan ketombe. Entah dari mana datangnya mahluk berwarna putih itu, tiba-tiba memenuhi  kulit kepala. Banyak shampoo anti ketombe aku coba, bukannya hilang, setiap selesai keramas ketombe selalu kembali muncul. Gara-gara rambut berketombe aku sempat dikira jorok dan jarang keramas. Beberapa teman meledek meski dengan bahasa bercanda. Sebel yaa.. Bukan hanya itu saja. Gara-gara rambut aku potong pendek, Bapak sedih berat. Tiga hari aku tak disapa Bapak ketika aku pulang kampung. Duh! Bapak memang mengagumi perempuan berambut panjang. Karena itu ketika rambutku pendek, Bapak sedih sekali.

Pernah karena putus asa aku datang ke Dokter spesialis kulit. Diagnosanya mengatakan pertumbuhan atau regenarasi sel kulitku terlalu cepat. Sehingga terjadi penumpukan sel kulit mati di  kepala. Itulah biang si ketombe rajin nongol di sana. Dokter lain mengatakan aku alergi deterjen. Padahal kebanyakan shampoo pasti menggunakan deterjen sebagai salah satu bahannya. Namun dari semua resep dokter yang harus aku tebus tersebut, cukup membuat dompetku meringis. Rasanya gaji sebagian besar habis hanya untuk beli shampoo khusus dari dokter. Aku sedih.

Pernah juga aku membuat ramuan herbal sendiri dari resep-resep yang aku temui di internet. Mulai dari air jeruk nipis, madu, minyak zaitun hingga air sisa cuci beras semua pernah aku coba. Beberapa memang memberikan hasil yang memuaskan, namun banyak juga yang berakhir menyedihkan. Masalahnya adalah waktuku tersita untuk kerja di pagi hari dan kuliah di malam hari. Akhir pekan banyak aku habiskan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Setelah menikah pun waktuku tersita untuk merawat dua bocah kembarku. Rasanya terlalu ribet jika aku harus membuat ramuan-ramuan itu setiap kali keramas.

Hingga pada akhirnya aku pasrah. Mau orang berkata apa tentang rambutku, aku pasrah. Banyak usaha sudah aku lakukan demi mendapatkan rambut sehat. Padahal rambutku cukup tebal, hitam dan berombak. Yang bisa kulakukan hanya lebih rajin membersihkan rambut. Jika memang hasilnya masih selalu ada ketombe nongol, aku cuek. Anggap saja ketombe dan rambut rontok sudah menjadi bagian dari kulit kepalaku. Toh suamiku tak banyak protes. Mungkin ia sudah cukup lelah mendengar curhatku tentang rambut.

 

Aku Dan Jodohku

Pernah dengar gak kalau katanya jodoh atau rejeki itu datang di saat kita pasrah total. Ketika kita benar-bener berserah diri, di saat itulah pertolongan Tuhan datang. Dan pertolongan Tuhan untuk rambutku datang lewat sebuah acara dating bersama teman-teman sesama hijabers. Tanggal 21 Mei kemarin beberapa perempuan berhijab yang memiliki masalah rambut serupa, berkumpul dalam acara Azalea Hijab Dating. Di acara tersebut kita berkenalan dengan beberapa permasalahan rambut yang umum dihadapi oleh perempuan-perempuan yang mengenakan hijab. Aaah.. ada rasa lega. Ternyata aku tak sendiri.

Rata-rata perempuan-perempuan tersebut memiliki masalah rambut yang hampir sama. Mulai dari rambut rontok, berketombe, mudah patah, lepek dan kusut. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat umum dan wajar dihadapi oleh perempuan yang mengenakan hijab. Hal itu dikarenakan rambut yang tertutup hijab susah untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Akibatnya rambut akan lebih mudah lembab. Jika rambut dan kulit kepala lembab, bisa dipastikan ketombe lebih mudah tumbuh. Kelanjutannya bisa ditebak, kalau rambut berketombe tentu saja akan mudah rontok dan mudah patah. Say Goodbye deh pada rambut cantik melambai.

Nah katanya rangkaian perawatan rambut dari AZALEA ini diklaim bisa membuat rambut segar dan bebas lepek.  Jadi si AZALEA ini dibuat oleh PT. Gondangwangi terinspirasi oleh NATUR. Sudah kenal NATUR kan? Perawatan rambut yang berbahan dasar herbal dan bebas deterjen.  Rangkaian perawatan rambut dari AZALEA terdiri dari 2 macam produk, yaitu Shampoo dan Hairmist.

Shampo seperti biasa digunakan untuk membersihkan rambut. Seperti NATUR, Shampoo dari AZALEA juga bebas deterjen. Jadi aman buat kamu yang memiliki alergi terhadap deterjen. Shampoo AZALEA terbuat dari Minyak Zaitun, Ekstrak Ginseng dan Menthol. Minyak Zaitun membantu rambut terjaga kelembabannya. Ekstrak ginseng bemanfaat untuk membantu mencegah timbulnya ketombe. Sedangkan Menthol membantu rambut terasa segar sepanjang hari.

AZALEA Hairmist mengandung Minyak Zaitun, Aloe Vera dan juga Menthol. Aloe Vera membantu perawatan rambut agar tetap terjaga kesehatannya. Dan semua proses ekstraksi dari bahan-bahan tersebut, baik yang digunakan untuk shampoo maupun hairmist dilakukan sendiri oleh PT. Gondangwangi sehingga terjamin kualitasnya.

Tapi apa iya seperti itu? Atau hanya sekedar iklan pemanis produk agar laku? Aku ragu. Jangan-jangan hasil akhirnya kurang lebih sama dengan shampoo anti ketombe yang lain yang pernah aku pakai.

 

Aku dan Pembuktianku

Pulang dari acara #AzaleaHijabDating aku membawa produk rangkaian perawatan rambut dari AZALEA untuk aku coba. Produk yang diklaim sebagai  #HijabHairCare tersebut harus benar-benar dibuktikan sebelum aku menulis reviewnya. Bahkan demi mendapatkan hasil yang benar-benar akurat, aku rela menulis di detik-detik terakhir batas penulisan. Karena aku tak ingin sekedar menulis pepesan kosong yang tulisan tak sesuai dengan kenyataan. Aku harus membuktikannya sendiri. Bukan hanya sekali atau dua kali mencoba. Aku harus mencobanya berkali-kali agar aku yakin dengan hasil yang di dapat.

Daaaan berikut yang aku rasakan…

Setelah membersihkan rambut menggunakan AZALEA Shampoo rambut terasa segar lebih lama. Setelah dua minggu pemakaian, kotembe sangat jauh berkurang. Dan ajaibnya mahluk putih itu gak nongol lagi. Rambut rontok berkurang hingga 80%.  Dan yang paling menyenangkan dari shampoo Azalea ini adalah wanginya segar banget. Berbeda dengan wangi shampoo yang sering aku temui, wangi AZALEA ini khas sekali. Meski terbuat dari bahan dasar herbal dan alami, tetapi tidak ada aroma jamu yang menyengat. Amazing bukan.

Bagaimana dengan pemakaian Hairmist? Hairmist biasanya aku pakai setelah selesai keramas dan disaat rambut terasa gerah karena cuaca panas. Bisa ditebak kan cuaca Surabaya akhir-akhir ini seperti apa. Rasanya ceplok telur diatas ubun-ubun pun bisa matang saking panasnya. Nah si hairmist ini ternyata efektif banget membuat rambut terasa segar di cuaca yang panasnya naudzubillah ini. Wangi hairmist membuat rambut tak lagi bau apek dan lepek. Wanginya segar seperti habis keramas setiap hari. Serunya lagi, hairmist ini tidak meninggalkan bekas atau noda apapun baik di kulit kepala maupun di kain. Jadi jangan takut ketombe muncul setelah memakai hairmist. Kamu juga tidak akan menemui noda belang kuning pada baju dan kerudung akibat pemakaian hairmist. Insyaallah aman… Sekarang aku berani bilang kalau AZALEA #TheRealHijabCare. Benar-benar rangkaian perawatan rambut untuk perempuan berhijab yang sesuai dengan iklim dan cuaca tropis. Berasa ketemu jodoh deh!

Sayangnya AZALEA belum banyak beredar luas di supermarket-supermarket. Rangkaian perawatan produk ini hanya bisa ditemui di beberapa toko offline tertentu. Jika di Surabaya, AZALEA dijual di swalayan Bilka, Sakinah dan Palapa. Sebagian besar arek Suroboyo pasti mengenal swalayan-swalayan tersebut. Pilih saja yang terdekat dengan tempat tinggalmu. Untuk kota yang belum tersedia, bisa juga order online di Tokopedia dan MuslimMarket. Kisaran harganya pun terjangkau, antara 16.000 – 20.000an. Tidak mahal bukan? Masih bisa nabung untuk bekal biaya menikah atau anak sekolah dong…

Nah, dari pengalaman bersama AZALEA tersebut, maka saya berani mengatakan dan mendeklarasikan SAYA PUAS MEMAKAI SEMUA PRODUK AZALEA. Benar-benar AZALEA #TheRealHijabCare dan saya konsumen yang insyaallah akan melakukan repeat order!