Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Tuhan
MENJAWAB PERTANYAAN ANAK TENTANG TUHAN
Sebagai orang tua, kadang kita mendapat pertanyaan-pertanyan ajaib dari anak-anak, termasuk pertanyaan tentang Tuhan. Duo kunyil saya adalah dua mahluk mungil yang kadang membuat saya tiba-tiba blingsatan ketika mendapat pertanyaan yang ajaib. Bekal berupa literasi, banyak baca, banyak sharing dengan teman-teman psikolog menjadi senjata utama saya dalam menghadapi serangan mendadak tersebut.
Namun begitu, sudah semestinya kita bersyukur ketika anak-anak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan ajaib. Itu berarti logika anak berjalan dengan baik. Pertanyaan aneh bin ajaib kadang tidak pernah terpikirkan oleh otak kita yang sudah banyak terkontaminasi aneka kebutuhan hidup. Namun jika ditelaah lebih dalam, sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para bocah tersebut adalah pertanyaan hidup yang hakiki.
Menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu selalu saya usahakan untuk menjawab sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Saya tidang ingin memberikan jawaban bercandaan apalagi jawaban yang salah dan tidak masuk akal. Karena anak-anak sangat serius ketika mengajukan pertanyaan. Jawaban yang kita berikan tersebut akan selalu menjadi pegangan bahkan kunci yang akan mereka bawa hingga besar. Orang tua tentu gak mau kan kalau anak-anak memiliki pemahaman yang salah hanya karena pertanyaannya tidak ditanggapi dengan serius oleh orang tuanya?
Nah, berikut beberapa pertanyaan yang pernah saya dapatkan dari duo kunyil tentang ALLAH, AGAMA dan seputar KETUHANAN lengkap dengan jawaban yang pernah saya berikan.
-
Bunda, siapakah Allah itu? Kenapa aku harus jadi anak kesayangan Allah?
Ini adalah pertanyaan klasik yang mungkin banyak ditanyakan anak-anak pada usia balita. Jadi menjawabnya juga gak perlu pakai ayat-ayat yang belibet. Gunakan kata-kata sederhana yang biasa dipakai anak-anak dalam obrolan sehari-hari. Berikut kurang lebih jawaban yang saya berikan:
Allah adalah yang menciptakan manusia, kamu, kakak, adik, ayah dan bunda. Allah yang membuat matahari, membuat air, membuat siang dan malam, membuat kucing.
saya mengubah kata “menciptakan” menjadi “membuat” karena saat itu anak-anak bertanya “apa itu menciptakan, Bund?”
Allah itu Maha Kuasa. Kita boleh minta apa saja sama Allah. Nah, kalau kita jadi kesayangannya Allah, kira-kira gimana? Senang gak?
Menghadapi pertanyaan dadakan, terkadang saya memberikan pertanyaan sebagai umpan balik untuk membantu melatih anak menggunakan logika dan pola pikirnya. Metode bertanya balik ini juga biasanya saya gunakan untuk mengulur waktu sambil berpikir dan memancing anak mengeluarkan ide dan pemikirannya. Seru lho, karena terkadang jawaban mereka lucu-lucu dan unik.
2. Bunda, kenapa mas M tidak sholat, tidak puasa? Kenapa agamanya berbeda?
Pertanyaan ini saya dapat ketika duo kunyil sudah mulai masuk bangku sekolah dan mulai bersosialisasi dengan banyak teman dan kakak kelas. Kebetulan sekolah kami adalah sekolah umum, sehingga ada beberapa murid yang berbeda agama. Berikut jawaban yang kurang lebih saya berikan:
Mas M tidak sholat karena cara ibadahnya berbeda dengan kita. Beragama dan cara beribadah itu sama kayak kita berjalan. Kalau kakak mau ke sekolah apakah jalan yang dilewatin sama teman-temannya semua sama? Ada yang lewat gang 7, ada yang lewat jalan raya, ada yang lewat gang 9, macam-macam. Tapi tujuannya sama, sama-sama menuju sekolah. Begitu juga dengan agama dan cara beribadahnya, berbeda-beda, tapi tujuannya sama, sama-sama ingin disayang Allah, mendapat pahala dan masuk surga.
3. Bunda, kalau Allah maha Kuasa, kenapa Allah tidak membuat semua orang jadi kaya dan punya uang yang banyak? Kenapa ada yang miskin dan ada anak kecil yang sakit parah?
Pertanyaan ini pernah saya dapatkan ketika si kunyil habis nonton berita yang isinya semacam liputan penggalangan dana. Waktu itu sempat bingung juga mencari kata yang sederhana dan mudah dimengerti itu seperti apa. Jadi saya gunakan jurus bertanya balik lalu berdiskusi.
Kalau bunda kasih kakak permen yang banyaaaak setiap hari kira-kira gimana?
Lalu anak-anak berebut menjawab: enak, tapi bikin gigi cepet rusak. Nanti gigiku sakit, dan sejenisnya.
Nah, seperti itulah Allah mengajarkan kita untuk selalu menjaga tubuh. Kalau gak ada rasa sakit, kita gak akan belajar bagaimana menjaga tubuh, merawat tubuh dan mengenal tubuh kita sendiri. Padahal tubuh kan perlu dirawat dan dijaga.
Dengan cara itu pula Allah mengajarkan kita untuk saling menyayangi dengan sesama, saling membantu teman yang sedang sakit dan belajar menjadi manusia yang bermanfaat.
Sekarang kalau semuanya dikasih uang yang banyak, kira-kira ada yang mau gak bersusah payah bangun pagi cuma untuk bikin tempe? Ada gak yang pagi-pagi jual sayur dan jual tempe?
Kembali anak-anak akan berebut menjawab dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik. Anak-anak akan berusaha mengungkapkan argumen dan idenya. Saat itulah kita bisa memberikan apresiasi apapun jawaban anak, agar anak percaya diri memberikan pendapatnya.
Demikian sekelumit yang bisa saya bagi untuk sore ini. Karena adzan maghrib sudah berkumandang, saatnya masuk kandang dulu. Sebenarnya masih buanyak banget pertanyaan-pertanyaan ajaib yang diajukin kunyil dan sempat saya dokumentasikan untuk keperluan pribadi. Insyaallah jika ada kesempatan akan kembali dibagi di sini. Have a great parenting moment!
No Comments :