Blog, Antara Batas Kewarasan Dan Kesempatan Kedua

Blog, Antara Batas Kewarasan dan Kesempatan Kedua – Aku terpaku membaca sebuah timeline di media sosial. Ada penyelenggara acara yang sedang membicarakan seorang peserta yang dianggapnya tak bertanggung jawab. Si penyelenggara menyebarkan berita disertai ajakan untuk memasukkan peserta tersebut ke daftar hitam. Si peserta melanggar ketentuan. Ulahnya tak termaafkan, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.

Lalu ingatanku berlari ke beberapa tahun silam, ketika aku mulai memasuki dunia blog sebagai penghasil uang. Saat itu aku pernah mengikuti sebuah acara di mana pesertanya wajib mengenakan dress code. Semua pemberitahuan tentang dress code dan lain sebagainya ini dibagikan di sebuah grup yang tidak kumiliki aplikasinya. Bukan sebuah kesengajaan, karena tidak mendapat pemberitahuan bahwa semua peserta wajib memiliki aplikasi tersebut, maka informasi detail acara ini pun tidak aku dapatkan.

Akibatnya aku pulang tidak membawa goodiebag seperti peserta yang lain. Beruntung penyelenggara acara masih memberiku upah untuk kedatangan dan tulisanku. Peserta yang lain cukup baik dengan memberitahuku tanggal deadline dan lain sebagainya. Namun sepertinya si penyelenggara acara sudah menganggapku bersalah dan kapok dengan performa kerjaku, maka aku tak lagi mendapatkan peluang kerjasama dari si penyelenggara acara.

Aku beruntung punya banyak teman dan penyelenggara acara lain yang memberikanku kesempatan kedua dari kesalahan-kesalahan yang tak sengaja aku buat. Dari mereka aku belajar bahwa memberikan kesempatan kedua dari kesalahan yang masih bisa kita toleransi itu memberikan dampak yang besar. Karena dari kesempatan kedua itulah aku sekarang bisa berdiri di sini, bekerja sama dengan banyak orang-orang hebat dan instansi-instansi yang lebih besar.

Jika kalian bertanya pada banyak blogger di luar sana yang pernah membantuku ketika aku baru mengenal dunia monetize, kalian akan banyak mengetahui aib-aibku. Akupun pernah melakukan kesalahan seperti banyak blogger lainnya. Namun aku beruntung memiliki kawan-kawan yang mau mengajariku tentang banyak hal, tidak sekedar menghakimi kesalahanku.

Untuk itu satu hal yang tidak boleh dilupakan, keinginan untuk terus belajar agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Layaknya pekerjaan yang lain, kerja lepas inipun menuntut profesionalisme. Namun begitu tidak dapat dihindarkan, di dunia kerja manapun, selalu ada anak magang, anak yang sedang belajar yang acap melakukan kesalahan. Anak-anak ini pun berhak untuk mendapatkan pelajaran dan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya.

Blog bagiku bukan sekedar ajang curhat atau mesin pencari uang. Ini tempatku menempa diri dan menjaga batas kewarasan. Dari deadline-deadline yang diberikan aku menempa diriku melampaui keterbatasan dalam banyak hal, waktu, pengetahuan, maupun kreativitas.
Berkat blog aku mampu menjaga kewarasan ketika pertama kali aku memutuskan ikut suami tinggal di rumah mertua dan harus mengasuh bayi kembar prematur dengan segala komplikasinya. Menulis di blog menjadi pelarianku ketika kata-kataku hanya tercekat di tenggorokan dan berubah menjadi air mata yang tak berhenti mengalir.

Tulisan-tulisan itu juga yang akhirnya menemui takdirnya mengantarkanku pada salah satu media online terbesar yang membahas parenting. Dari tulisan-tulisanku itulah akhirnya aku bisa menjadi salah satu moderator forum online dan bertemu banyak orang-orang hebat, mendapat kesempatan berkolaborasi.

Blog menjadi salah satu jalanku menemukan kecerewetan dalam diriku. Sebelumnya aku mengira aku adalah orang pemalu yang tidak pandai berbicara. Aku hanya bisa menulis, yang selama ini tulisanku hanya sebatas di buku-buku bekas dan menjadi tumpukan koleksi ibuku. Namun sejak menulis di blog, di baca oleh lebih banyak orang, aku merasa takjub ketika tiba-tiba mendapat email ucapan terima kasih karena merasa terbantu berkat tulisanku.

Aku tidak pernah mengira ternyata aku orang yang bisa berbicara dan mengajarkan beberapa hal kepada orang lain. Meski akhirnya diikuti rasa kekhawatiran apakah yang aku tuliskan sudah benar atau jangan-jangan aku mengajarkan hal yang salah. Anak muda sekarang bilang itu sikap “overthinking” yang tidak beralasan. Salah atau benar serahkan saja pada waktu. Karena salah atau benar adalah sebuah proses yang harus dilalui oleh semua orang. Proses inilah yang mengantarkan kita pada kematangan dalam hidup.

Seperti layaknya seorang anak magang yang melakukan kesalahan dan butuh kesempatan kedua, maka demikian juga proses belajar dalam hidup. Bagi seorang blogger, proses pengambilan keputusan dan kematangan dalam berpikir ini tampak dari semua tulisan-tulisannya dari awal hingga akhir. Caranya menulis, gaya bahasanya, proses berpikirnya terpampang dan bisa dibaca.

Begitulah blog bagiku. Ia adalah tempat untuk menjaga kewarasan, taman bermain dan berproses, tempat di mana aku bisa melakukan kesalahan dan mendapatkan kesempatan kedua, tempat aku mendapat pelajaran tentang banyak hal. Ayo menulis dan jangan takut berproses, karena kebenaran tidak akan dapat ditemui tanpa peran-peran orang yang berani belajar dan melakukan kesalahan!

Selamat Hari Blogger Nasional!



Related Posts :

1 Comment :

  1. Setuju loh tiap orang perlu dan boleh dapat kesempatan kedua.
    btw kalau kamu dr blog ke media parenting yaa, aku dari rajin sharing bun di media parenting ituh, trus ketemu banyak blogger keren macam kamuh dan lainnya jadi tergugah buat berani nulis, nggak cuma bacain blog orang aja >.<
    happy deh bisa jd teman kerja waktu di media parenting dan seterus-seterusnya 😀


Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data