Ketika Si Kembar Belajar Puasa

KETIKA SI KEMBAR BELAJAR PUASA – Satu Ramadhan kembali berlalu. Setiap orang, setiap keluarga tentu menyimpan kenangan tentang Ramadhannya masing-masing. Termasuk keluarga kami. Tahun ini adalah tahun kedua bocah kembar kami belajar puasa. Mungkin buat sebagian orang kisah kami biasa-biasa saja. Banyak yang menjalani hal serupa, bahkan jauh lebih baik. Namun cerita ini bukan tentang siapa yang lebih hebat. Ini hanya cerita orang tua tentang perjalanan anak-anaknya.

Kami tidak pernah memaksakan atau memiliki target bocah kami harus sudah puasa penuh umur sekian. Kami menjalani dan mengajarinya dengan penuh suka cita, tidak ada paksaan, atau iming-iming segala macam. Kami percaya bahwa ibadah adalah tentang perjalanan spiritual masing-masing individu. Tidak bisa dipaksakan apalagi dicampuri.

Kira dan Kara mengenal puasa jauh sebelum mereka benar-benar ikut berpuasa. Sejak umur 2-3 tahun’an, mereka sering terbangun ketika kami sedang bersantap sahur bersama. Karena tinggal dengan mertua, maka hampir setiap santap sahur rumah kami riuh rendah dan meriah oleh celoteh anggota keluarga. Maklum serumah isinya orang banyak yang senang ngobrol dan diskusi bahkan bergosip. Karena itu suasana sahur di rumah kami selalu meriah. Ditambah lagi suara TV yang selalu menyala setiap kali papa bangun tidur, menambah kemeriahan suasana sahur di rumah kami.

Rupanya kemeriahan itulah yang sering mengundang Kira dan Kara untuk ikut bangun dan “makan” sahur. Dulu ketika terbangun mereka akan ikut makan apa saja yang buat mereka menyenangkan. Mulai dari susu, kue, roti atau apa saja yang tersaji di meja kecil di depan TV. Dan semua itu mereka lakukan karena rasa penasaran, dengan sukarela, tanpa dipaksa. Mungkin mereka menganggap makan bareng di pagi buta bersama-sama itu sama menyenangkannya, hingga rasa kantuk pun terkalahkan oleh rasa penasaran. Selesai santap sahur dan sholat shubuh mereka pun kembali terlelap.

Dalam perjalanannya mereka lalu bertanya, kenapa ayah, bunda, uti, akung, dan om selalu makan ketika masih gelap? Saat itulah kami mengenalkan tentang makan sahur dan apa itu puasa. Maka sejak itu mereka penasaran seperti apa rasanya puasa, dan beberapa kali minta untuk ikut puasa. Saya menjanjikan tahun depan, ketika usianya sudah lebih dari 5 tahun mereka boleh ikut berpuasa. Bukan karena apa, tapi karena berat badan mereka yang selalu bikin dag dig dug. Mungkin berat badan Kira tak terlalu mengkhawatirkan, namun berat badan Kara selalu mengundang rasa tak tega jika mengijinkannya untuk berpuasa. Bisa bayangkan, disaat sekarang umurnya genap 7 tahun, berat badannya tak lebih dari 14 kg. Bukan, bukan karena ia kurang gizi, tapi karena dia termasuk tipe slow growth. Seluruh tumbuh kembangnya normal, hanya berat badannya saja susah naiknya. Tak usah tanya kenapa, cukup tengok saja siapa ibunya.

Mengijinkan Kira dan Kara berpuasa dan mengajarkan mereka untuk menahan rasa lapar dan haus sebenarnya bukan hal yang susah bagi kami. Kenapa? Karena memang sangat jarang mereka mengeluh lapar di kesehariannya. Bahkan lebih banyak diingatkan ketika waktunya makan tiba, dibandingkan mereka mengeluh lapar terlebih dahulu. Malah terkadang saya sengaja tidak masak apapun sampai mereka sendiri minta makan. Tega? Ya antara tega dan gak tega. Cuma penasaran saja, sebenarnya mereka ini punya rasa lapar atau tidak..  ^_^

Sesuai janji saya tahun sebelumnya, ketika usianya sudah lebih dari 5 tahun, saya ijinkan mereka untuk ikut berpuasa. Karena masih belajar, seperti kebanyakan anak-anak yang lain mereka masih berpuasa setengah hari. Itu berarti sehari mereka masih makan 3 kali. Bedanya hanya mengatur jam makannya dan jam cemilannya. Tengah hari ketika adzan Dhuhur mereka boleh makan berat dan cemilan sekaligus. Setelah itu kembali berpuasa hingga waktu adzan Maghrib tiba. Tak dinyana ternyata mereka sangat konsisten menjalankan puasa pertamanya. Kami hampir tak mengalami kendala berarti mengajarkan mereka berpuasa. Mulai dari bangun sahur, mengajarkan kapan boleh makan dan kapan harus berhenti, semua dijalani dengan keikhlasan dan kesadaran. Bahkan bisa dibilang mereka jauh lebih konsisten dari saya sendiri. Padahal ketika tahun pertama belajar puasa, kita sedang mudik di rumah ibu di Ngawi. Ketika menempuh perjalanan pulang dari Ngawi ke Surabaya saya sudah berpikiran jika mereka haus di jalan, saya akan mengijinkan mereka untuk membatalkan puasanya. Ternyataa mereka konsisten dan menunggu saat benar-benar waktu berbuka tiba. Jadi tahun pertama puasa dijalankan dengan sukses oleh mereka. Alhamdulillah.

Menginjak tahun kedua, kami masih belum memaksa atau meminta untuk puasa satu hari penuh. Lagi-lagi selain karena pertimbangan berat badan, kami ingin mereka menjalani ibadah karena keinginan sendiri. Menjalankan puasa penuh dengan keinginan sendiri tentu akan lebih mengurangi rewel dan bosan menunggu waktu berbuka tiba. Jadi kami bebaskan mereka untuk puasa sesuai kemampuan mereka. Namanya belajar tentu ditakar sesuai kemampuan sendiri. Bukankah mampu bukan hanya bisa menahan rasa lapar dan haus, tapi juga mampu mengatasi emosi dan mengontrol nafsu diri sendiri. Namun di tahun ini Kira dan Kara sudah tahu kapan waktu berbuka yang sesungguhnya. Sehingga mereka tahu dan punya motivasi untuk bisa terus belajar puasa satu hari penuh.

Seperti harapan kami, pelan-pelan mereka meminta untuk belajar mengupgrade kemampuan sendiri. Di hari kesekian puasa, tiba-tiba Kira minta untuk berbuka ketika adzan Ashar. Dia tidak keberatan meski Kara tetap berbuka ketika adzan Dhuhur. Bukankah kemampuan tiap orang berbeda-beda? Kami ijinkan mereka berbuka diwaktu yang berbeda. Tanpa rewel, tanpa paksaan dan tanpa iming-iming apapun. Kira yang awalnya adzan Ashar makan penuh, lalu minta berbuka Ashar hanya minum dan makan 1 cemilan saja. Lalu dilanjut keesokan harinya minta mencoba puasa satu hari penuh. Alhamdulillah, Kira sukses menjalaninya.

Melihat Kira bisa puasa satu hari penuh, bisa diduga Kara pun penasaran. Diikutilah jejak saudara kembarnya untuk mencoba puasa sampai adzan Ashar, dilanjut keesokan harinya puasa penuh. Alhamdulillah sukses. Tapi karena dasarnya rasa penasaran dan tak ingin kalah, maka untuk Kara masih diselingi pertanyaan sehari 1000x apa adzan Maghrib masih lama. Ternyata belajar pun banyak caranya dan berbeda-beda. Ayo nduk, kita belajar tentang kesadaran diri sendiri dan mengekang keinginan sendiri. Seperti kereta kuda, dibutuhkan tali kekang untuk mengendalikannya agar sampai di tujuan dengan aman dan selamat.

Jadi tahun ini mereka menjalankan puasa on-off antara setengah hari, ¾ hari, hingga puasa satu hari penuh. Insyaallah belajarnya meningkat ya nduk..

Sekali lagi ini bukan tentang siapa yang lebih hebat. Tapi ini tentang catatan sebuah perjalanan.  Selama masih mau untuk terus belajar, maka kalian semua hebaaat!

Bijak Mengelola THR

BIJAK MENGELOLA THR – Lebaran sudah di depan mata. Hanya tinggal menghitung hari. Itu berarti sebentar lagi tunjangan yang dinanti banyak umat di Indonesia akan segera turun. Apalagi kalau bukan Tunjangan Hari Raya atau THR. Dana THR ini menjadi dana segar penyelamat banyak kebutuhan. Namun musti diingat, mengelola uang THR dibutuhkan kebijaksanaan dan kecerdasan agar dana tidak kebobolan disana-sini.

Jangan mentang-mentang gaji yang diterima bulan ini jadi 2 kali lipat lebih banyak, lantas bisa bebas membeli apa saja yang diinginkan. Begitu terima amplop lebih tebal, langsung dibawa masuk mall yang memasang banyak diskon dan sale, pulang bawa tentengan segambreng. Sampai rumah baru ingat belum bayar ini itu, tapi nasib amplop sudah tipis. Jangan sampai tekor yaaa..

Biar gak tekor, ayo kita kelola uang THR dengan bijak. Bagaimana caranya?

Buat Prioritas!

Sebelum dana THR turun, buat dulu prioritas anggaran. Tentukan mana yang harus dibayar terlebih dahulu, dan coret yang tidak terlalu penting. Tanpa skala prioritas, tentu saja bisa jadi kebobolan di sana-sini. Bayar terlebih dahulu semua yang menjadi kewajiban dan tidak boleh ditunda. Bayar segera setelah uang diterima atau amplop ada di tangan. Kalau ditunda, bisa jadi lupa atau malah uang keburu habis. Karena itu selalu biasakan untuk membuat prioritas anggaran.

Tunaikan Kewajiban!

Bayarkan segera yang menjadi kewajiban, seperti hutang, gaji dan THR untuk asisten rumah tangga, atau yang lainnya. Mumpung penghasilan sedang berlebih, jangan lupa untuk membayar hutang yang memang harus dibayar. Menunda membayarkan kewajiban bisa berbahaya dan mengancam anggaran belanja yang lainnya. Karena itu segera bayarkan kewajiban setelah uang diterima. Apabila kewajiban sudah lunas, tentu lebih lega untuk menyusun rencana anggaran yang lainnya.

Bayarkan Zakat!

Sebagai muslim, setiap bulan Ramadhan kita punya kewajiban untuk membayar Zakat Fitrah. Karena itu sisihkan sebagian dana THR untuk membayar zakat. Zakat bisa dibayar di lembaga-lembaga amil yang ada di kota masing-masing, atau ke panitia penerimaan zakat yang biasanya ada di tempat ibadah terdekat. Selain Zakat Fitrah, hitung juga zakat maal yang harus dikeluarkan apabila jumlah harta yang kita miliki sudah mencapai nisab. Jika tidak tahu cara menghitungnya, bisa dikonsultasikan dengan lembaga atau badan amil di kota masing-masing. Dengan menyisihkan sebagian penghasilan kita untuk berzakat, Insyaallah menambah berkah rejeki kita.

Sisihkan untuk Tabungan!

Menerima tunjangan bukan berarti bisa dihabiskan semua. Alangkah bijaknya jika bisa disisihkan sebagian untuk ditabung. Sebagian uang THR bisa dimasukkan untuk pos dana darurat atau dana pendidikan anak-anak. Bahkan biasanya saya sisihkan juga untuk dana liburan. Bagaimanapun juga kami butuh piknik. Tidak perlu jauh. Asalkan bisa keluar sejenak dari rutinitas, yang penting punya waktu berkualitas bersama keluarga. Bahkan kadang kami hanya pergi camping ke pinggir waduk di dekat rumah ibu di kampung.  Hanya dengan sewa tenda dan perlengkapan camping, kami sekeluarga bisa pulang membawa cerita berbeda.

Pos-pos dana tabungan tersebut kami simpan ke dalam beberapa rekening di bank. Pernah mendengar ujaran “Jangan menyimpan beras dalam satu lumbung. Agar tidak semua terserang hama”? Konon katanya, ketika selesai musim panen, para petani menyimpan hasil panennya dan membaginya ke beberapa tempat yang berbeda. Hal ini dilakukan agar ketika satu lumbung terkena hama seperti tikus atau semacamnya, petani masih memiliki simpanan hasil panen di tempat yang lain. Sehingga tidak habis semua.

Hal yang sama berlaku juga pada tabungan. Saya juga membagi tabungan ke dalam beberapa rekening berbeda. Dana darurat saya simpan di rekening berbeda dengan dana pendidikan anak-anak. Hal ini memudahkan saya untuk memantau masing-masing kebutuhan, tanpa menganggu kebutuhan yang lainnya. Seperti sekarang ini saya harus membayar biaya pendaftaran masuk SD anak-anak tanpa mengganggu pos dana tabungan saya yang lain.

Menyimpan tabungan di beberapa bank yang berbeda juga tidak membuat saya khawatir. Karena semua bank yang beroperasi di Indonesia sekarang dijamin oleh LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan. Itu artinya semua tabungan kita yang tersimpan di bank dilindungi oleh LPS, bahkan hingga 2 Milyar. Jadi apabila terjadi bencana, bank dilikuidasi, atau terjadi tindak kejahatan, dana nasabah akan tetap aman dan utuh, karena LPS akan mengganti semua dana yang hilang. Dengan demikian kita tidak akan kehilangan sepeserpun uang kita di bank meskipun OJK menutup bank tersebut. Itu sebabnya saya tidak merasa risau, karena uang saya, termasuk tabungan THR aman dijamin oleh LPS.

Buat Anggaran Belanja Kebutuhan Hari Raya

Yang namanya THR tidak bisa dihindari pasti digunakan untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Sudah menjadi tradisi di Indonesia, setiap hari Lebaran pasti dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, mudik, atau berbagai bersama orang-orang tersayang. Namun seperti kita tahu, setiap lebaran pasti juga dibarengi dengan melonjaknya berbagai harga kebutuhan. Dengan naiknya harga barang, jangan dijadikan alasan untuk menghabiskan uang Tunjangan Hari Raya. Itu sebabnya dibutuhkan rencana sebelum pergi berbelanja.

Biasakan untuk membuat daftar belanja kebutuhan sebelum berangkat ke supermarket atau mall. Prioritaskan untuk membeli barang-barang yang memang sangat dibutuhkan. Pertimbangkan juga kenaikan harga masing-masing barang. Agar lebih akurat gunakan media online untuk mengecek harga-harga barang yang dibutuhkan. Apabila ingin membeli melalui toko online pertimbangkan juga ongkos kirim dan lamanya pengiriman barang. Karena menjelang hari lebaran lonjakan lalu lintas pengiriman barang biasanya jauh lebih padat, sehingga pengiriman bisa molor dibandingkan hari biasa.

Nah, ternyata tidak susah kan mengelola dana THR. Dengan terbiasa disiplin dalam membuat rencana anggaran, maka kita akan terlatih mengutamakan kepentingan dan kewajiban yang harus ditunaikan. Mengelola keuangan dengan bijak juga bisa membawa ketenangan. Kita tidak akan terbebani dengan banyak kewajiban dan hutang yang harus ditunaikan, sementara uang sudah habis untuk berbelanja banyak hal. Dengan merencanakan keuangan, kita juga jadi tahu seberapa besar kemampuan kita dalam berbelanja dan berbagi, tanpa harus terbebani gengsi.

Selamat menyambut THR!

Gara-Gara Rambut

GARA – GARA RAMBUT

Siapa mengira hanya gara-gara rambut aku mengalami banyak kisah, mulai dari dinyinyirin teman, didiamkan Bapak, hingga bertemu jodoh.

Aku dan Rambutku

Gara-gara rambut, aku pernah berselisih dengan teman. Dulu rambutku pernah panjang sepinggang. Meski berhijab, rambutku selalu tercepol rapi di balik kerudung. Namun gara-gara rambut, teman kamar kost pernah menegurku, karena bekas sisiran rambutku berceceran di lantai. Ia geli melihat helai rambut yang jatuh di lantai. Akibatnya setiap selesai sisiran aku ditegur dan disewotin. Padahal menurutku ya cuma rambut yang bisa dibersihkan dan dibuang. Siapa sih yang rambutnya gak pernah rontok sama sekali? Wajar kan ya.. Tapi yang namanya geli itu gak bisa dihindari juga, akhirnya aku memilih mengalah. Daripada puyeng selalu berhadapan dengan teman yang sewot, akhirnya aku memutuskan memotong pendek rambutku. Harapannya sih rontok bisa berkurang.

Setelah rambutku pendek, masalah berganti. Dari yang semula hanya rontok, sekarang bertambah dengan ketombe. Entah dari mana datangnya mahluk berwarna putih itu, tiba-tiba memenuhi  kulit kepala. Banyak shampoo anti ketombe aku coba, bukannya hilang, setiap selesai keramas ketombe selalu kembali muncul. Gara-gara rambut berketombe aku sempat dikira jorok dan jarang keramas. Beberapa teman meledek meski dengan bahasa bercanda. Sebel yaa.. Bukan hanya itu saja. Gara-gara rambut aku potong pendek, Bapak sedih berat. Tiga hari aku tak disapa Bapak ketika aku pulang kampung. Duh! Bapak memang mengagumi perempuan berambut panjang. Karena itu ketika rambutku pendek, Bapak sedih sekali.

Pernah karena putus asa aku datang ke Dokter spesialis kulit. Diagnosanya mengatakan pertumbuhan atau regenarasi sel kulitku terlalu cepat. Sehingga terjadi penumpukan sel kulit mati di  kepala. Itulah biang si ketombe rajin nongol di sana. Dokter lain mengatakan aku alergi deterjen. Padahal kebanyakan shampoo pasti menggunakan deterjen sebagai salah satu bahannya. Namun dari semua resep dokter yang harus aku tebus tersebut, cukup membuat dompetku meringis. Rasanya gaji sebagian besar habis hanya untuk beli shampoo khusus dari dokter. Aku sedih.

Pernah juga aku membuat ramuan herbal sendiri dari resep-resep yang aku temui di internet. Mulai dari air jeruk nipis, madu, minyak zaitun hingga air sisa cuci beras semua pernah aku coba. Beberapa memang memberikan hasil yang memuaskan, namun banyak juga yang berakhir menyedihkan. Masalahnya adalah waktuku tersita untuk kerja di pagi hari dan kuliah di malam hari. Akhir pekan banyak aku habiskan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Setelah menikah pun waktuku tersita untuk merawat dua bocah kembarku. Rasanya terlalu ribet jika aku harus membuat ramuan-ramuan itu setiap kali keramas.

Hingga pada akhirnya aku pasrah. Mau orang berkata apa tentang rambutku, aku pasrah. Banyak usaha sudah aku lakukan demi mendapatkan rambut sehat. Padahal rambutku cukup tebal, hitam dan berombak. Yang bisa kulakukan hanya lebih rajin membersihkan rambut. Jika memang hasilnya masih selalu ada ketombe nongol, aku cuek. Anggap saja ketombe dan rambut rontok sudah menjadi bagian dari kulit kepalaku. Toh suamiku tak banyak protes. Mungkin ia sudah cukup lelah mendengar curhatku tentang rambut.

 

Aku Dan Jodohku

Pernah dengar gak kalau katanya jodoh atau rejeki itu datang di saat kita pasrah total. Ketika kita benar-bener berserah diri, di saat itulah pertolongan Tuhan datang. Dan pertolongan Tuhan untuk rambutku datang lewat sebuah acara dating bersama teman-teman sesama hijabers. Tanggal 21 Mei kemarin beberapa perempuan berhijab yang memiliki masalah rambut serupa, berkumpul dalam acara Azalea Hijab Dating. Di acara tersebut kita berkenalan dengan beberapa permasalahan rambut yang umum dihadapi oleh perempuan-perempuan yang mengenakan hijab. Aaah.. ada rasa lega. Ternyata aku tak sendiri.

Rata-rata perempuan-perempuan tersebut memiliki masalah rambut yang hampir sama. Mulai dari rambut rontok, berketombe, mudah patah, lepek dan kusut. Permasalahan-permasalahan tersebut sangat umum dan wajar dihadapi oleh perempuan yang mengenakan hijab. Hal itu dikarenakan rambut yang tertutup hijab susah untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Akibatnya rambut akan lebih mudah lembab. Jika rambut dan kulit kepala lembab, bisa dipastikan ketombe lebih mudah tumbuh. Kelanjutannya bisa ditebak, kalau rambut berketombe tentu saja akan mudah rontok dan mudah patah. Say Goodbye deh pada rambut cantik melambai.

Nah katanya rangkaian perawatan rambut dari AZALEA ini diklaim bisa membuat rambut segar dan bebas lepek.  Jadi si AZALEA ini dibuat oleh PT. Gondangwangi terinspirasi oleh NATUR. Sudah kenal NATUR kan? Perawatan rambut yang berbahan dasar herbal dan bebas deterjen.  Rangkaian perawatan rambut dari AZALEA terdiri dari 2 macam produk, yaitu Shampoo dan Hairmist.

Shampo seperti biasa digunakan untuk membersihkan rambut. Seperti NATUR, Shampoo dari AZALEA juga bebas deterjen. Jadi aman buat kamu yang memiliki alergi terhadap deterjen. Shampoo AZALEA terbuat dari Minyak Zaitun, Ekstrak Ginseng dan Menthol. Minyak Zaitun membantu rambut terjaga kelembabannya. Ekstrak ginseng bemanfaat untuk membantu mencegah timbulnya ketombe. Sedangkan Menthol membantu rambut terasa segar sepanjang hari.

AZALEA Hairmist mengandung Minyak Zaitun, Aloe Vera dan juga Menthol. Aloe Vera membantu perawatan rambut agar tetap terjaga kesehatannya. Dan semua proses ekstraksi dari bahan-bahan tersebut, baik yang digunakan untuk shampoo maupun hairmist dilakukan sendiri oleh PT. Gondangwangi sehingga terjamin kualitasnya.

Tapi apa iya seperti itu? Atau hanya sekedar iklan pemanis produk agar laku? Aku ragu. Jangan-jangan hasil akhirnya kurang lebih sama dengan shampoo anti ketombe yang lain yang pernah aku pakai.

 

Aku dan Pembuktianku

Pulang dari acara #AzaleaHijabDating aku membawa produk rangkaian perawatan rambut dari AZALEA untuk aku coba. Produk yang diklaim sebagai  #HijabHairCare tersebut harus benar-benar dibuktikan sebelum aku menulis reviewnya. Bahkan demi mendapatkan hasil yang benar-benar akurat, aku rela menulis di detik-detik terakhir batas penulisan. Karena aku tak ingin sekedar menulis pepesan kosong yang tulisan tak sesuai dengan kenyataan. Aku harus membuktikannya sendiri. Bukan hanya sekali atau dua kali mencoba. Aku harus mencobanya berkali-kali agar aku yakin dengan hasil yang di dapat.

Daaaan berikut yang aku rasakan…

Setelah membersihkan rambut menggunakan AZALEA Shampoo rambut terasa segar lebih lama. Setelah dua minggu pemakaian, kotembe sangat jauh berkurang. Dan ajaibnya mahluk putih itu gak nongol lagi. Rambut rontok berkurang hingga 80%.  Dan yang paling menyenangkan dari shampoo Azalea ini adalah wanginya segar banget. Berbeda dengan wangi shampoo yang sering aku temui, wangi AZALEA ini khas sekali. Meski terbuat dari bahan dasar herbal dan alami, tetapi tidak ada aroma jamu yang menyengat. Amazing bukan.

Bagaimana dengan pemakaian Hairmist? Hairmist biasanya aku pakai setelah selesai keramas dan disaat rambut terasa gerah karena cuaca panas. Bisa ditebak kan cuaca Surabaya akhir-akhir ini seperti apa. Rasanya ceplok telur diatas ubun-ubun pun bisa matang saking panasnya. Nah si hairmist ini ternyata efektif banget membuat rambut terasa segar di cuaca yang panasnya naudzubillah ini. Wangi hairmist membuat rambut tak lagi bau apek dan lepek. Wanginya segar seperti habis keramas setiap hari. Serunya lagi, hairmist ini tidak meninggalkan bekas atau noda apapun baik di kulit kepala maupun di kain. Jadi jangan takut ketombe muncul setelah memakai hairmist. Kamu juga tidak akan menemui noda belang kuning pada baju dan kerudung akibat pemakaian hairmist. Insyaallah aman… Sekarang aku berani bilang kalau AZALEA #TheRealHijabCare. Benar-benar rangkaian perawatan rambut untuk perempuan berhijab yang sesuai dengan iklim dan cuaca tropis. Berasa ketemu jodoh deh!

Sayangnya AZALEA belum banyak beredar luas di supermarket-supermarket. Rangkaian perawatan produk ini hanya bisa ditemui di beberapa toko offline tertentu. Jika di Surabaya, AZALEA dijual di swalayan Bilka, Sakinah dan Palapa. Sebagian besar arek Suroboyo pasti mengenal swalayan-swalayan tersebut. Pilih saja yang terdekat dengan tempat tinggalmu. Untuk kota yang belum tersedia, bisa juga order online di Tokopedia dan MuslimMarket. Kisaran harganya pun terjangkau, antara 16.000 – 20.000an. Tidak mahal bukan? Masih bisa nabung untuk bekal biaya menikah atau anak sekolah dong…

Nah, dari pengalaman bersama AZALEA tersebut, maka saya berani mengatakan dan mendeklarasikan SAYA PUAS MEMAKAI SEMUA PRODUK AZALEA. Benar-benar AZALEA #TheRealHijabCare dan saya konsumen yang insyaallah akan melakukan repeat order!