Susah Makan Pada Bayi dan Anak (GTM)
Ini adalah artikel yang sama yang pernah saya tulis dan dimuat di The Urban Mama. Agak telat sih untuk ditulis ulang disini. Namun issuenya tidak akan pernah lekang oleh waktu. Tips-tips yang saya dapat semoga bermanfaat untuk dibagi.
Kira dan Kara mulai GTM ketika usia 1 sampai 3 tahun. Selama 2 tahun itu makan hanya sehari 2 kali. Itupun harus dibawa jalan keliling kompleks perumahan oleh uti dan bibi pengasuhnya. Jenis makanan yang masuk hanya nasi, tempe, sate dan buah. Selain itu benar-benar ditolak, tutup mulut. Dibutuhkan usaha ekstra agar mereka mau menghabiskan porsinya. Jika makan bersama bundanya, duduk manis di meja makan, hanya bertahan hingga 2-3 suap saja. Setelah itu bubar jalan, tutup mulut, dan menangis. Karena GTM inilah akhirnya Berat badan kira dan kara susah naik. Padahal ketika MPASI segala macam makanan mau, mulai dari puree sampai ikan laut tidak pernah ditolak. Lancar.
Kebetulan hari sabtu, 26 September 2015 yang lalu saya berkesempatan untuk datang ke talkshow Parenting Club yang diadakan Mothercare & ELC. Talkshow yang bertempat di Kidsfunction hall Tunjungan Plaza 5 tersebut bertemamengatasi sulit makan pada bayi dan anak. Narasumber yang hadir adalah dokter cantik Dr. Dian Pratamastuti, Sp.A, seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Siloam Surabaya.
Mothercare Parenting Club – Surabaya |
Menurut Dr. Dian, anak yang sedang dalam masa GTM, atau Gerakan Tutup Mulut alias susah makan bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala adanya penyimpangan. Sulit makan dialami 25% anak, 40-70% diantaranya terjadi pada bayi lahir premature atau memiliki riwayat sakit kronis. Sulit makan ini 33,6% terjadi pada anak usia pra sekolah, yaitu antara usia 4-6 tahun.
Adapun gejala sulit makan diantaranya, Sulit mengunyah, menghisap, menelan, sering menyemburkan atau memuntahkan makanan, makan berlama-lama atau tidak mau makan sama sekali. Bahkan beberapa anak cenderung memilih-milih makanannya dan memiliki kebiasaan makan yang aneh-aneh. Jika GTM berlanjut tanpa diperhatikan asupan gizinya, maka dapat menyebabkan anak memiliki gangguan asupan gizi, gangguan metabolism dan fungsi tubuh. Sehingga pertumbuhan anak menjadi terganggu.
TUMblers Surabaya |
Beberapa anak mengalami sulit makan karena hilangnya nafsu makan. Penyebab hilangnya nafsu makan diantaranya, adanya gangguan fungsi organ tubuh, penyakit infeksi dan faktor psikologis, seperti suasana makan yang kurang menyenangkan. Untuk menangani sulit makan, orang tua harus mencari penyebabnya. Pemberian vitamin atau suplemen hanya berperan 20% dalam mengatasi anak sulit makan. Selain itu dibutuhkan kreativitas, kesabaran dan keseriusan mama.
Berikut beberapa tips yang dapat digunakan untuk mengatasi anak susah makan:
- Kenali penyebabnya
- Jangan Paksakan anak untuk makan
- Jaga perasaan anak. Pastikan mereka selalu senang dan mood dalam keadaan bagus
- Berikan makanan sesuai tahap usianya
- Kenalkan makanan baru secara bertahap
- Perhatikan dan kenali makanan kesukaannya
- Buat menu makanan bervariasi, lucu dan menarik
- Beri porsi sedikit tapi sering
- Biarkan si kecil bereksplorasi dengan makanannya.
- Ajak makan bersama keluarga. Jadikan saat makan menyenangkan, relaks, dan tunjukkan antusias mama ketika melahap makanan
- Ajarkan perilaku makan yang baik dengan memberikan contoh dan buat jadwal makan yang teratur
- Sediakan cemilan sehat, dan kurangi kudapan manis & asin
- Libatkan anak ketika menyiapkan makanan
- Batasi beri minuman di sela-sela waktu makan
- Beri vitamin penambah nafsu makan jika diperlukan.
- Hindari makanan cepat saji
- Jangan tawarkan makanan penutup di awal
- Minimalkan gangguan saat makan, seperti bermain, nonton TV, atau bermain gadget.
- Beri pengertian tentang pentingnya makan, dengan memberikan contoh tokoh favorit superhero yang kuat karena makan makanan yang bergizi.
- Gunakan alat makan yang lucu bentuk dan warnanya
- Beri pujian bila menghabiskan makanan
- Pijat perut anak dan bayi dapat membantu meningkatkan nafsu makan.
Namun demikian hal terpenting dalam mengatasi anak susah makan adalah peran orang tua, lingkungan dan faktor pola asuh. Berilah contoh perilaku makan yang baik pada si kecil di masa belajarnya.
No Comments :