Si Kembar Masuk SD

Harusnya tulisan ini sudah dibuat 4 bulan yang lalu. Berhubung jadi orang yang sok sibuk, jadilah terbengkelai. Kebetulan hari ini yang harusnya saya menyelesaikan deadline kerjaan, ndilalah semua dokumen kerjaan belum dikirim ke email. Orang yang bertugas kirim-kirim dokumen sedang cuti. Merasa memperoleh angin segar untuk “libur” sehari, maka disempatkan menulis curhatan ala bunda kunyil.

Dua bocah kunyil sekarang sudah SD! Hooorrreee…. Kira dan Kara masuk SD tepat di usia 7 tahun. Harusnya secara emosional dan motorik sudah cukup matang untuk menempuh petualangan menjadi siswa Sekolah Dasar. Maka daftarlah mereka ke SD incaran. Pilihan sekolahnya sesuai dengan diskusi dan kesepakatan bersama, antara ayah, bunda, Kira dan Kara. Para bocah tentu saja dilibatkan dalam diskusi. Ini karena mereka yang akan menjalani. Jadi semua harus sesuai kesepakatan bersama.

Pertimbangan Masuk SD Negeri

Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan untuk mendaftarkan Kira dan Kara ke SD Negeri. Pertimbangan-pertimbangan tersebut diantaranya sangat sederhana dan klise ala orang tua malas berpikir rumit. Apa aja sih? Ini sebagian pertimbangannya:

Pertama, Sekolah Dasar Negeri adalah sekolah yang terdekat dari rumah kami. Kami ingin Kira dan Kara benar-benar belajar mandiri. Dimulai dengan berangkat dan pulang sekolah sendiri. Meski tersembunyi alibi bunda bebas antar jemput selama 6 tahun, namun percayalah, niat kami tulus. Kira dan Kara yang jarang main jauh dari rumah bisa mulai belajar dengan menghafal rute dari rumah ke sekolah. Meski jaraknya hanya selemparan batu, tapi bunda kunyil tetap saja melalui fase dag dig dug ketika melepas mereka berangkat sekolah sendiri.

Kedua, sekolah negeri memiliki pergaulan yang sangat beragam. Ibarat miniatur sosial, sekolah negeri lah tempat miniatur sosial sesungguhnya. Di sekolah negeri kamu bisa menemui anak yang tajir melintir sampai anak yang bergantian sepatu dengan kakaknya yang masuk sekolah siang. Serius, beneran ada dan nyata. Di sekolah negeri kamu bisa menemui anak yang usilnya naudzubillah hingga anak yang disuruh apa aja nurut. Di sekolah Negeri kamu bisa menemui anak yang super duper religius hingga anak yang omongannya udah mirip cerita kebun binatang. Jadi kamu mau cari tipe anak yang kayak gimana, Sekolah negeri lah tempatnya.

Nah, memasukkan duo bocah kunyil ke sekolah semacam itu, dibutuhkan doa dan kebulatan tekat maha dahsyat. Ya gimana yaa… Dengan dua bocah yang terbiasa ada di lingkungan yang serba mengayomi, serba mengasihi, dan serba aman nyaman sentosa, tiba-tiba harus masuk ke rimba raya pergaulan yang super dahsyat. Pasti ada fase jetlag. Pasti ada fase shock. Pasti ada fase mogok sekolah. Pasti ada fase nangis tiap hari. Pasti ada fase nyinyir antar orang tua. Pasti ada fase jengkel sama guru. Pasti ada fase kesal sama semuanya. Pasti itu…

Untuk itulah dibutuhkan persiapan hati yang sempurna. Bukan hanya hatinya dua bocah kembar ya… Yang paling utama dan paling penting justru hati orang tuanya.

Saya menyiapkan diri untuk tidak nyinyir berlebihan. Meski fitrah susah dilawan, namun sekarang sudah saatnya memakai rem untuk mulut sendiri biar gak gampang kelepasan nyolotnya. Bawaan bawel sudah dari sananya. Tinggal disalurkan ke kanal yang benar biar gak lepas dan memakan korban. Maka, saya hindari sebisa mungkin untuk komen berlebihan tentang banyak hal. Sebisa mungkin memberikan kontribusi saran, suara, komentar yang benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan. Untuk itulah dibutuhkan nyinyir management yang tidak mudah buat bunda kunyil.

Lanjuuut… Pertimbangan ketiga adalah soal biaya. Masuk SD Negeri bebas biaya, ciiiin… Untuk tahun pertama kita hanya butuh beli seragam dan perlengkapan sekolah. Untuk siswa yang tidak mampu ada bantuan. Bahkan kalau mau menyumbangkan seragam layak pakai juga boleh bangeeet. Bebas biaya SPP pula. Daaaan untuk pemegang kartu KIS mendapat subsidi buku paket tematik dari sekolah. Happy kaaan… Itu bagian yang bikin bunda kunyil sedikit terhibur. Dengan demikian, jatah SPP sekolah bisa dialihkan ke dana les yang bermanfaat. Itulah akhirnya bunda kunyil bisa mendaftarkan duo kembar masuk les berenang. Untuk pertimbangan ini, saya sudah siap jika ada yang bergumam “pelit amat…”. Gakpapa lah yaa… Kita gak ada yang tahu isi dompet orang lain, kecuali disodori formulir LHKPN. Ya tapi siapalah saya, hanya pejabat teras rumah mertua, mana punya LHKPN untuk diumumkan. Jadi cukup saya, suami dan Tuhan yang tahu berapa isi dompet kami. *ngikik manis*

Setelah Si Kembar Masuk SD Negeri

Apa yang terjadi setelah duo bocah kembar masuk SD Negeri? Seperti perkiraan sebelumnya. Ada fase bocah pulang dengan wajah sumringah cerah ceria mendapat teman baru. Ada pula saatnya selama seminggu penuh pulang dengan menangis karena dijahilin temannya. Bahkan pernah pulang dengan wajah penuh marah, rupanya habis baku hantam saling pukul di sekolah.

Kok bisa?

Iya bisa, karena disuruh bunda. hahaha… Itu hari di mana saya sudah jengah tiap hari mendengar aduan tentang anak yang sama. Mulai dari digodain, lalu disenggol pas nulis, lalu berisik pas pelajaran, lalu dicolek-colek pas lagi ulangan, hingga dipukul ketika habis imunisasi. Lalu saya tanya, “kamu takut gak sama dia?”. Si bocah menjawab enggak. Dia menangis karena tidak tahan digangguin tapi gak bisa bales. Rupanya dia ingat sama wejangan bundanya, gak boleh membalas memukul jika dipukul. Itu sama saja jahatnya. Nah, ketika PMS dan rasa jengah sudah diubun-ubun, maka saya bilang “ya sudah kalau kamu gak takut, besok kalau kamu dipukul lagi, pukul balik saja…”

Trust me! Mungkin saat itu saya jadi bunda paling buruk sedunia. Biarlah. At least saya tahu seperti apa endingnya. Kalau ternyata keputusan itu salah, kami bisa belajar dari kejadian itu. Kalau memang mau dicaci atau diketawain, no need to worry, bunda kunyil sudah siap.

As we know, kejadian itu beneran keesokan harinya dua bocah saling beradu pukul hingga bocah saya memilih pergi karena ia tahu ini tidak akan selesai. Eh iya, si bocah yang jahil itu laki-laki yaa… Jadi bisa dibayangkan ketika bocah saya yang perempuan berpostur super mungil, dengan berat badan yang tak lebih dari anak umur 5 tahun, beradu pukul dengan bocah lelaki yang sering menggoda anak perempuan yang katanya “cengeng”. Bunda? Puas dooong… Gurunya? Gak kenapa-napa. Karena tahu yang usil memang yang laki, jadilah ketika mendapat aduan dari teman-temannya yang lain, si anak lelaki dipindah duduk paling pojok. Sendirian. That’s it! Case closed!

Kalau ada saran, komentar, atau nasihat, ledekan, tertawa puas karena merasa senasib, tuliskan saja di kolom komentar. Bebasss.. Insyaallah semua di approve kecuali spammer!

Kejadian itu satu-satunya? TIDAK. Itu hanya salah satu kejadian “ajaib” yang kami alami selama 3 bulan bersekolah di sekolah negeri. Yang lainnya? Tunggu saja, siapa tahu saya cukup selo untuk berbagi cerita di sini.

Sekian curhat hari ini, selamat melanjutkan hari!

 

 

 



Related Posts :

5 Comments :

  1. spavvn

    lhaaa emang ada ya SD swasta ??? 😀


  2. nyonyakece

    ??? suka bagian baku hantam..
    #eh Semangat belajar ya Twins


  3. semangat belajarnya ya dek kira kara, jangan berantem mulu ya.. ntar jd jagoan loh wkwkkw

    kalo sekolahnya deket rumah enak banget ya.. tapi mana ada emak yang tenang nglepasin anaknya sendirian hahah


  4. Novi jumiarti

    Bun, aku mo nanya klo kira dan kara d sd nya sekelas ga dr kelas satu? Soalnya sya lg bingung mau masukin sekolah s kembar thn ini? Tp apa musti dipisah biar anak bisa beraosialisasi atau disatu kelas supaya si kembar ga merasa stress karna jauh dr kembaran nya.. Minta penjelasannya ya bun??

    1. Halo mbak. Kira dan Kara dari kelas satu sudah pisah kelas. selain karena kemauan saya ternyata juga ketentuan dari sekolahnya untuk membentuk kemandirian anak. Awalnya mungkin ada yang takut karena pisah kelas. Tapi dengan support ibu dan wali kelasnya, Insyaallah akan bisa beradaptasi. Waktu istirahat mereka akan saling nyamperin kok. Jadi at least, membantu anak yang khawatir untuk lebih mudah beradaptasi. Good luck ya mbak!


Leave a Reply to spavvn Cancel :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data