Mengenal Lebih Dalam Tentang Masalah Kesehatan Jiwa dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Tentang Masalah Kesehatan Jiwa Dan Gangguan Jiwa
Beberapa waktu yang lalu aku dibuat tercengang melihat berita tentang anak SD yang bunuh diri. Aku membayangkan seberapa tinggi tekanan yang didapat hingga membuat si bocah putus asa dan berusaha mengakhiri hidupnya. Atau apakah ada yang salah dalam sistem pendidikan, pola asuh sekitar atau adakah faktor lain yang mempengaruhi keputusannya?
Aku merinding membayangkannya. Mengingat aku pun masih punya dua bocah yang seusianya. Pemikiran yang tidak berujung itu membuat aku menjadi lebih mawas diri dan ingin belajar tentang kesehatan jiwa. Faktor apapun yang ada di sekitar si anak tersebut, tentu yang menjadi fokus utamanya adalah bahwa jiwa si anak sedang tidak baik-baik saja.
Lalu mulai muncul pertanyaan di benakku, apakah orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa itu berbeda dengan orang dengan gangguan jiwa? Bahkan aku sering mendengar beberapa orang di luar sana ada yang mulai mengaku dia memiliki skizofrenia, bipolar, sedang depresi atau mengalami kecemasan berlebih. Aku makin bingung, bisakah kita mendeteksi masalah-masalah tersebut?
10 Oktober Adalah Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
Siapa yang sudah tahu sebelumnya kalau tiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari kesehatan jiwa sedunia? Kalau belum tahu, mari kita toss. Aku juga baru tahu setelah mengikuti temu blogger dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bersama Kementerian Kesehatan beberapa waktu yang lalu. Seperti ketemu jodoh, pertanyaan-pertanyaanku mulai menemui titik terang dari keterangan-keterangan para narasumber dalam seminar tersebut.
Seminar yang diadakan secara daring, menghadirkan banyak narasumber yang kompeten di bidangnya, seperti:
- dr. Celestinus Eigya Munthe.Sp.KJ.MARS (Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza).
- Dr. Satti Raja Sitanggang, Sp.KJ – PDSKJI.
- Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog – Ketua Umum PP Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia).
- Bagus Utomo – Ketua Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI).
- Romanus Ndau – Komisi Informasi Publik RI.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini mengambil tema “Mental Health in an Unequal World : Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua”. Kira-kira apa ya maksudnya? Dari seminar inilah aku mendapat ilmunya. Yuk mulai kita kupas satu per satu!
Kesehatan Jiwa dan Faktor Yang Mempengaruhinya
Apakah kesehatan jiwa itu? Sehat jiwa berarti sehat secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga mampu hidup mandiri, produktif dan mampu berkontribusi dalam kehidupan sosial. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang, diantaranya:
1. Faktor Psikologi
Faktor psikologi meliputi: sikap atau nilai-nilai dan keyakinan masing-masing orang, kepribadian seseorang, emosi atau perasaan, resiliensi, cara menghadapi masalah, emotional intelligence, bias kognitif dan IQ
2. Faktor Biologi
Faktor biologi meliputi: genetik, penyakit fisik, cedera, hormonal, neurokimiawi, pola makan atau diet, olahraga, narkoba, polusi atau toxic.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi: pola asuh, relasi dengan keluarga atau teman, status ekonomi maupun pendidikan, media, pekerjaan, trauma akibat bencana, perang, KDRT, trafficking, bullying, diskriminasi dan lain sebagianya.
Ketiga faktor tersebut lah yang menjadi pemicu seseorang memiliki masalah kesehatan jiwa. Bagi banyak orang dengan masalah kesehatan jiwa faktor-faktor tersebut bisa menjadi saling menunjang sehingga memicu terjadinya gangguan kejiwaan.
Kesehatan Jiwa di Indonesia
Nah orang-orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa dan gangguan jiwa ini masih mengalami banyak diskriminasi di lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran tentang permasalahan kesehatan jiwa. Sebagian besar penduduk Indonesia masih memiliki stigma buruk bahwa orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa adalah orang gila atau orang dengan gangguan jiwa yang akan menimbulkan banyak masalah.
Padahal orang dengan masalah kesehatan jiwa itu berbeda dengan orang dengan gangguan jiwa. Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang-orang yang memiliki masalah atau gangguan pada fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembang, maupun kualitas hidup. ODMK inilah yang memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Sedangkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang-orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan sehingga mengalami perubahan perilaku dan dapat menimbulkan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia.
Tahukah kalian bahwa sebenarnya pemerintah Indonesia memiliki nota kesepahaman yang melindungi saudara-saudara kita yang mengalami gangguan jiwa. Salah satunya mengatur bahwa orang dengan gangguan jiwa dilarang untuk dipasung. Jika memiliki teman, saudara atau kerabat yang memiliki gangguan jiwa dan cenderung bersikap destruktif, maka kalian bisa menghubungi tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan pendampingan, obat-obatan, hingga dibantu perawatan dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti RSJ milik pemerintah.
Indonesia bebas pasung
Orang-orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa maupun orang dengan gangguan jiwa, jika mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan sesuai prosedur, mereka bisa pulih dan beraktivitas normal seperti yang lain. Jadi tidak ada alasan diskriminasi, baik di dunia kerja, layanan umum maupun pendidikan bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa maupun gangguan jiwa.
Untuk itu pemerintah berupaya memberikan akses informasi yang seluas-luasnya dan fasilitas pelayanan kesehatan bagi orang dengan masalah kesehatan jiwa maupun orang dengan gangguan jiwa. Akses layanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk, sumber daya manusia yang membantu dalam program pendampingan, penyuluhan hingga sosialisasi masalah kesehatan jiwa kepada masyarakat, akses terhadap obat esensial hingga perlindungan dalam bentuk peraturan pemerintah, nota kesepahaman maupun undang-undang.
Menjaga Kesehatan Jiwa
Menjaga kesehatan jiwa mestinya menjadi kepedulian bersama, termasuk menjaga kesehatan jiwa orang-orang tersayang di sekitar kita. Dalam seminar kemarin, ada beberapa tips yang dibagikan untuk menjaga kesehatan jiwa. Ada 2 faktor yang dapat berpengaruh besar, yaitu faktor mikro dan faktor makro. Berikut perinciannya:
1. Faktor Mikro
Faktor mikro yaitu faktor yang berasal dari hubungan interpersonal, meliputi:
- Pemahaman untuk setiap masalah atau keadaan yang sedang dihadapi
- Penghargaan yang diberikan atas pencapaian meskipun terlihat kecil dan sederhana
- Dukungan dalam keadaan apapun
- Memberikan perlindungan terutama di saat-saat dibutuhkan sehingga memiliki perasaan aman.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan perhatian dalam hubungan, tatapan mata yang lembut, intonasi suara yang sesuai hingga pemilihan kata yang tepat.
2. Faktor Makro
Faktor Makro yaitu faktor yang berasal dari sistem sosial, meliputi:
- Tatanan sosial
- Kondisi ekonomi, sosial dan politik
- Toleransi, tidak bersikap diskriminatif
- Tidak dalam kondisi bencana, perang, maupun pandemi
Untuk menjaga kesehatan jiwa, yang dapat dilakukan dalam tatanan sosial bisa berupa membentuk kelompok pendukung atau kelompok aktivitas bersama. Kelompok inilah yang akan memberikan penguatan dan dukungan yang dibutuhkan dari lingkungan sosial.
Nah, bagaimana jika kita memiliki saudara atau kawan yang sedang mengalami masalah kesehatan jiwa? Kita bisa memberikan dukungan psikologis awal. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka:
- Menenangkan dan memberikan rasa aman
- Mencanangkan kebutuhan yang perlu diperhatikan
- Melindungi dari bahaya lebih lanjut
- Memberikan dukungan emosional
- Membantu pemenuhan kebutuhan dasar
- Membantu mengakses informasi, dukungan dan layanan sosial
- Memberikan perawatan dan dukungan praktis
- Menjadi pendengar yang baik.
Ingat ya, memiliki masalah kesehatan jiwa bukanlah aib. Jadi wajib untuk selalu memberikan dukungan dan pendampingan bagi rekan, saudara atau kawan yang memiliki masalah kesehatan jiwa. Jika kalian merasa sedang tidak baik-baik saja, segera cari bantuan. Dengan penanganan yang tepat, masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan dengan cepat.
Selamat memperingati hari kesehatan jiwa sedunia! Keep waras!
No Comments :