Mengenal Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Pada Remaja Disabilitas dan OYPMK

Mengenal Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Pada Remaja Disabilitas dan OYPMK

“Bunda, gimana caranya sperma bertemu dengan sel telur?” Tanya anakku suatu hari. Saat itu kita sedang membahas tentang proses penyerbukan yang akhirnya melipir dan berujung pada pertanyaan yang cukup mencengangkan tersebut.

Tidak semua orang tua bisa terbuka untuk membahas hal-hal yang dianggap masih tabu seperti ngobrol tentang proses reproduksi manusia. Padahal anak seharusnya mendapatkan akses yang mumpuni tentang pengetahuan tersebut demi kesehatan seksual dan reproduksi mereka. Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi pada akhirnya adalah tanggung jawab masing-masing individu.

Apa itu HKSR?

HKSR atau Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi adalah hak yang menjamin kebebasan individu dalam mendapat informasi maupun mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi mereka tanpa adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan.

HKSR adalah hak semua orang, laki-laki maupun perempuan tanpa perkecualian, termasuk remaja penyandang disabilitas dan OYPMK atau Orang Yang Pernah Menderita Kusta. Mengutip dari informasi PKBI atau Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, secara umum, HKSR mencakup hak seluruh manusia untuk:

  • Mencari, menerima, dan mengkomunikasikan informasi terkait seksualitas.
  • Menerima pendidikan seksual.
  • Mendapatkan penghormatan atas integritas tubuhnya.
  • Memilih pasangan.
  • Memilih untuk aktif secara seksual, atau tidak.
  • Melakukan hubungan seks konsensual.
  • Menikah secara konsensual.
  • Memutuskan untuk memiliki anak atau tidak, dan kapan waktu yang tepat untuk memliki anak.
  • Memiliki kehidupan seksual yang memuaskan, aman, dan menyenangkan.

Namun sayangnya masih banyak anak, remaja yang belum mendapatkan haknya tersebut secara penuh, terutama bagi remaja yang menyandang disabilitas dan OYPMK. Bagi remaja penyandang disabilitas dan OYPMK diskriminasi terkait HKSR ini masih sering sekali didapatkan. Bahkan banyak pelecehan seksual yang didapakan oleh remaja disabilitas dan OYPMK tersebut.

Remaja disabilitas dan OYPMK masih sering mendapatkan perundungan terkait aktivitas seksual dan reproduksi mereka. Misalnya masih banyak orang yang takut menikah dengan OYPMK karena menganggap mereka dapat menularkan penyakit atau menurunkan penyakit untuk anak-anaknya. Minimnya akses informasi ini menjadi salah satu kendalanya.

Satu hal yang perlu disadari bahwa sebenarnya remaja disabilitas dan OYPMK berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan remaja pada umumnya. Mereka berhak dihormati dan mendapatkan informasi serta memiliki integritas atas tubuhnya. Agar kasus kekerasan seksual terhadap remaja penyandang disabilitas dan OYPMK tidak lagi terjadi.

Kapan Mulai Bahas HKSR bareng anak?

Pada siaran ruang publik KBR yang berkolaborasi dengan NLR Indonesia, pada tanggal 25 Mei 2022, Westiani Agustin selaku Founder Biyung Indonesia menjelaskan bahwa membahas HKSR bisa dimulai sedini mungkin bersama anak. Memberikan informasi tentang HKSR bisa dimulai ketika proses toilet training pada anak. Saat kita memberikan informasi yang benar tentang bagaimana membersihkan anggota tubuh termasuk organ seksual adalah awal orang tua memberikan edukasi terkait HKSR.

Menurut Nona Ruhel Yabloy selaku Project Officer HKSR dari NLR Indonesia, informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang beredar di luar sana banyak, tapi yang benar hanya sedikit. Karena itulah kewajiban kita semua adalah memberikan informasi yang valid dan benar kepada anak-anak. Belajar memberikan informasi ini bisa dimulai dengan menyebutkan kata penis dan vagina tanpa merasa tabu atau ragu kepada anak-anak.

Dengan informasi yang benar, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan selanjutnya lebih valid. Orang tua bisa mulai belajar menganggap bahwa ngobrol tentang kesehatan seksual dan reproduksi sama dengan ngobrol tentang ilmu pengetahuan yang lain, seperti matematika, IPS maupun IPA. Dengan menganggap HKSR adalah sebuah ilmu pengetahuan, pelan-pelan orang tua akan menganggap itu bukan lagi hal tabu untuk dipelajari.

Seperti yang sudah dilakukan Biyung Indonesia dengan menerbitkan sebuah buku “Aku Dan Tubuhku”. Buku ini berisi informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi untuk semua, bisa dibaca oleh semua orang baik yang normal maupun disabilitas dan OYPMK. HKSR bukan lagi hal klise. HKSR adalah informasi yang harus diobrolkan dan diberitahukan.

Wihelimina Ice, seorang remaja disabilitas sebagai Remaja Champion Program HKSR berbagi pengalaman bahwa informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi sangat sulit didapatkan. Ice sendiri baru mendapatkan informasi terkait menstruasi dan bagaimana menjaga kesehatan organ seksual setelah menstruasi setelah usianya 13 tahun, jelang siklus haid pertamanya.

Ice beruntung mendapatkan pelatihan bersama NLR Indonesia Untuk Membantu Memenuhi HKSR Bagi Remaja Disabilitas dan OYPMK. Dengan mengenalkan konsep “My Body Is Mine” Ice memahami bahwa tubuh kita adalah milik kita dan menjadi otoritas penuh kita. Itu berarti kita bertanggung jawab dalam mengenali setiap bagiannya, memahami fungsinya, menjaga kebersihan dan kesehatannya serta melindunginya dari niat-niat jahat orang lain.

Informasi lebih lanjut mengenai program-program terkait HKSR yang dilakukan oleh yayasan Biyung Indonesia dan NLR Indonesia bisa dicek di akun instagram kedua yayasan tersebut. Dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang sadar tentang pentingnya menjaga hak kesehatan seksual dan reproduksi, semoga kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi semakin berkurang, terutama yang dialami oleh remaja disabilitas dan OYPMK.



Related Posts :

No Comments :

Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data