Kusta, Seputar Gejala Dan Stigma

Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah penderita Kusta terbanyak, setelah India dan Brasil.

Kaget ya? Sama!

Siapa yang selama ini mengira bahwa Kusta itu sudah hilang dan tinggal cerita belaka, ataupun kalau ada hanya tersisa di negera-negara Afrika sana. Tapi ternyata justru negara kita, Indonesia adalah negara dengan penderita kusta terbanyak ketiga. Sungguh mengejutkan.

Di Indonesia masih ada 8 daerah yang masih belum bebas Kusta. Mengapa bisa demikian? Banyak faktor, salah satunya karena kurangnya edukasi tentang penyakit Kusta dan tingginya stigma di masyarakat bagi penderita Kusta. Untuk lebih memahami tentang Kusta, mari kita mulai dengan:

APA ITU KUSTA?

Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyebabkan kerusakan pada saraf, kulit, serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Kusta bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan merasa, mati rasa hingga kecacatan. Kusta juga dikenal sebagai “Lepra”.

Bacteria Mycobacterium tuberculosis (Pic taken from pixabay)

APAKAH KUSTA MENULAR?

Kusta bisa menular melalui kontak langsung kulit dengan penderita. Namun sebenarnya Kusta bukan jenis penyakit yang mudah menular, karena dibutuhkan kontak erat yang intens dalam waktu yang lama. Kusta membutuhkan waktu inkubasi yang lama, yaitu antara 40 hari sampai 40 tahun. Biasanya orang baru sadar antara 3-5 tahun setelah tertular sampai timbulnya gejala.

Menurut Bp. Komarudin S.Sos M.Kes, Wakil Supervisor Penanganan Kusta di Bone, yang disampaikan melalui kanal youtube kbr.id bahwa selama pandemi ini jumlah penularan penderita kusta menurun sekitar 28%. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena adanya pembatasan mobilitas warga selama pandemi.

APA GEJALA ATAU TANDA PENYAKIT KUSTA?

Gejala yang sering muncul pada penderita kusta dimulai dengan adanya bercak putih di kulit, timbulnya lesi atau benjolan yang tidak hilang, hingga muncul rasa kebas, mati rasa dan kelemahan otot.

Pada gejala paling ringan yang sering muncul adalah timbulnya bercak putih di kulit yang disertai dengan rasa kebas akibat matinya saraf yang ada di area tersebut. Apabila muncul gejala tersebut biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan bakteri hingga pemeriksaan antibodi untuk memastikan adanya infeksi.

APAKAH KUSTA BISA SEMBUH?

Kusta bisa disembuhkan. Bahkan dengan penanganan yang cepat dan penggunaan antibiotik yang tepat, bisa mencegah timbulnya kecacatan. Semakin dini diketahui dan disembuhkan, maka komplikasi yang timbul akan semakin dapat diminimalisir, sehingga kerusakan jaringan saraf dan kulit juga bisa diperkecil.

Mempercepat penyembuhan penyakit kusta juga merupakan bagian dari upaya pencegahan penularan. Semakin cepat diketahui dan disembuhkan maka akan membantu terjadinya penularan lebih luas pada anggota keluarga yang lain.

APAKAH KUSTA MENYEBABKAN CACAT?

Kusta apabila tidak ditangani secara cepat bisa menimbulkan banyak komplikasi, salah satunya adalah cacat seumur hidup. Karena itu penting untuk mendapatkan informasi secara akurat dan penanganan yang tepat. Cacat timbul karena adanya jaringan saraf yang rusak dan tidak segera mendapat penanganan dengan cepat dan tepat.

Gambar diambil dari klikdokter.com

BAGAIMANA PENANGANAN OYPMK?

OYPMK atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta memiliki tantangan lebih besar ketika terjun di masyarakat, dibandingkan orang yang mengalami disabilitas sejak lahir. Hal ini salah satunya dikarenakan adanya stigma negatif yang muncul di masyarakat tentang penderita kusta. Untuk itu penting melakukan edukasi lebih masif di lingkungan sekitar OYPMK tinggal, dibantu dinas kesehatan dan instansi terkait.

DISABILITAS DAN KESEMPATAN KERJA

OYPMK berhak mendapatkan kesempatan yang sama besarnya dengan penyandang disabilitas lain dan masyarakat pada umumnya, termasuk kesempatan kerja. Seperti yang dituturkan oleh DR. Rohman Budianto SH MH, Direktur eksekutif The Jawa Pos Institut of Pro-Otonomi bahwa sudah selayaknya sekarang dunia kerja tidak memberikan diskriminasi bagi para difabel baik secara psikological maupun secara fisical.

Seperti yang dilakukan oleh Jawa Pos Group yang memberikan kesempatan yang sama besarnya bagi siapa saja pada saat rekrutmen karyawan dengan menitikberatkan pada kemampuan melakukan pekerjaan sesuai bidang kerja yang dibutuhkan. Terbukti ada beberapa karyawan di Jawa Pos Group yang difabel.

Untuk mendengarkan siaran ulang mengenai penanganan kusta selama pandemi, bisa dilihat di kanal youtube kbr.id pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=k8SlEpVDgbw

Dengan makin banyaknya edukasi seputar kusta dan meningkatnya kesempatan kerja dan berkarya bagi penyandang disabilitas dan OYPMK maka akan semakin membantu mengurangi stigma negatif yang beredar di masyarakat. Semoga Indonesia bebas kusta dapat segera terwujud.


No Comments :

Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data