Kolaborasi Asyik Untuk Cegah Stunting, Obesitas Dan Berbagai Masalah Kesehatan
Kolaborasi Asyik Untuk Cegah Stunting, Obesitas Dan Berbagai Masalah Kesehatan
“Bu, ini berat badan anaknya masih di bawah garis merah lho…” Kalimat itu yang selalu saya terima setiap kali membawa anak-anak ke posyandu ketika masih balita dulu.
Setiap ibu yang menerima kalimat semacam itu tentu ada rasa cemas dan gundah. Berbagai pertanyaan muncul silih berganti, apakah anakku sehat, apakah perkembangannya akan baik-baik saja, apakah gizinya masih belum cukup, kenapa berat badannya susah naik padahal makannya biasa saja. Pertanyaan yang jamak menghinggapi benak para ibu di seluruh dunia, tak peduli dia selebritis atau rakyat jelata.
Apalagi konon katanya anak yang memiliki berat badan di bawah rata-rata memiliki risiko tinggi terjadinya stunting. Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami kegagalan dalam pertumbuhan karena masalah gizi buruk dalam jangka waktu yang lama. Ciri-cirinya biasanya anak tumbuh lebih pendek dari kawan-kawan seusianya. Stunting selain menghambat pertumbuhan fisik, juga dapat mengganggu pertumbuhan otak.
Cegah Stunting Sebelum Genting
Nah, ternyata angka stunting di Indonesia ini masih terbilang tinggi dibanding negara-negara lain di dunia. Sangking gentingnya masalah stunting di Indonesia ini, kementerian kesehatan mengajak Tanoto Foundation untuk menggalakkan kampanye “Cegah Stunting Sebelum Genting”.
Kampanye ini mengajak kaum muda untuk melek tentang gaya hidup sehat dan risiko stunting yang mengintai. Mengapa anak muda? Karena memutus rantai stunting ini harus dimulai sejak dini mungkin. Kaum muda yang nantinya punya anak-anak harus memulai untuk menerapkan pola hidup sehat sebelum mereka mendidik dan melahirkan generasi-generasi berikutnya.
Periode remaja ini juga menjadi periode penanaman perilaku hidup baik, termasuk perilaku hidup sehat. Remaja juga sejak dulu selalu menjadi agent of change dalam banyak hal. Selayaknya juga menjadi agent of change dalam memutus tali perilaku hidup yang membawa risiko tinggi terhadap stunting.
Banyak remaja yang belum aware dengan risiko stunting ini, karena efeknya tidak langsung dirasakan. Di sini lah Tanoto foundation berperan aktif mendekatkan remaja dan mengajak membuka mata tentang pentingnya mengenal perilaku hidup sehat untuk mencegah risiko stunting. Tanoto Foundation memberikan wadah dan mengapresiasi para remaja yang ingin bergerak bersama.
Mencegah Risiko Obesitas Tak Kalah pentingnya Dengan Risiko Stunting
Selain risiko stunting yang dihadapi dalam perilaku hidup yang tidak sehat adalah adanya risiko obesitas. Risiko ini juga mengintai tak hanya anak-anak dan balita, tetapi juga remaja yang sudah melewati masa pertumbuhan.
Akibat kesehatan dari obesitas pun juga tak kalah mengerikannya, mulai dari risiko penyakit jantung, diabetes, darah tinggi hingga bermacam-macam komplikasi lainnya mengintai siapa saja yang mengalami obesitas. Ditambah lagi kondisi pandemi yang membuat banyak orang jadi berkurang aktivitas fisiknya. Padahal aktivitas fisik ini penting sekali dalam mencegah risiko obesitas.
Hayooo ngaku, siapa yang sejak pandemi jadi makin jarang olag raga, malas gerak, lebih banyak duduk dan rebahan? Yaaaaak… kita senasib. Begitu keluar rumah, pipi dan perut makin membulat. Tenang, saya pun begitu. Berat badan sukses melesat tanpa sungkan. Demikian juga para remaja kita, sangat dekat dengan risiko obesitas.
Dari hasil penelitian PEANUT Project tahun 2019 hampir 30% remaja di DKI Jakarta mengalami kelebihan gizi yang sangat dekat dengan risiko obesitas. Tentu angka ini semakin meningkat di masa pandemi seperti ini. Sudah mulai relate belum?
Ah sudahlah, yuk segera kita bertaubat dan mulai gerak lagi!
Anemia Defisiensi Besi Mengintai Remaja Putri
Masih belum deg-deg’an dengan berbagai risiko kesehatan terhadap abainya kita akan angka kecukupan gizi? Yuk mari sini aku bisikin lagi risiko kesehatan kalau kita masih abai dengan angka kecukupan gizi. Risiko yang ini mengintai lebih banyak pada remaja putri. Kenapa? Karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulan.
Yes, Anemia defisiensi zat besi mengintai kaum hawa yang mulai mengalami menstruasi. Keluarnya banyak darah setiap bulan ini juga turut menguras zat besi yang dibutuhkan tubuh kita. Akibatnya apa? Lebih mudah merasa lelah, lemas dan pucat. Anemia defisiensi besi ini dialami oleh 1 dari 4 remaja putri di Indonesia. Karena itu harus tahu kondisi tubuh agar tahu harus gimana nih untuk mencegahnya.
Trus kalau mengalami Anemia defisiensi besi ini harus gimana? Ada lho yang namanya tablet tambah darah yang bisa diminum saat dibutuhkan. Bisa didapat di apotek-apotek terdekat. Inilah kenapa penting banget buat remaja untuk melek tentang kecukupan gizi dan melakukan perilaku hidup sehat.
Nutrition International (NI) juga tak kalah urun serta dalam proses mendidik remaja kita agar melek tentang gizi. NI memberikan kursus gratis bagi remaja di mana saja untuk belajar tentang program-program gizi remaja yang telah disusun. Tak hanya sekedar belajar mencegah stunting, anemia defisiensi besi, tapi juga belajar tentang fortifikasi pangan.
NI juga mengajak remaja untuk peduli tentang isu kecukupan gizi dengan berkolaborasi membuat konten-konten asyik mengenai gizi. Dengan memanfaatkan sosial media dan kekuatan peer influence para remaja inilah, pesan-pesan baik tentang program gizi remaja diharapkan dapat tersampaikan lebih luas.
Untuk kalian yang mau ikut kursus gratis tentang gizi remaja ini bisa masuk ke link di bawah ini:
Giziremaja.learning.nutritionintl.org. Ada banyak modul yang bisa kalian unduh juga untuk menjadi panduan dalam memulai perilaku hidup sehat.
Kolaborasi Asyik Cegah Berbagai Risiko Kesehatan
Dalam rangka merayakan Hari Gizi Nasional, kementerian kesehatan mengajak semua pihak untuk turun dan berkolaborasi dalam mencegah berbagai risiko kesehatan termasuk risiko obesitas. Kolaborasi tersebut dibuat sedemikian rupa, agar asyik untuk dilirik oleh para remaja yang menjadi agent of change dalam perilaku hidup sehat kedepannya.
PT Yakult Indonesia Persada menjadi salah satu perusahaan yang mendukung gaya hidup sehat. Peran industri seperti Yakult ini tak kalah pentingnya lho dalam menanamkan perilaku hidup sehat di masyarakat. Yakult memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan dengan mengalokasikan waktu dan budget untuk promosi perilaku hidup sehat agar menjangkau masyarakat lebih luas. Selain memberikan melalui seminar, yakult juga memanfaatkan sosial media, berkolaborasi dengan banyak kaum milenial, sekolah-sekolah, siswa-siswa dalam menerapkan gaya hidup sehat ke kehidupan sehari-hari.
Dengan berkolaborasi bersama banyak pihak dari berbagai kalangan mulai dari industri, komunitas, yayasan, dalam negeri maupun internasional, semoga makin banyak masyarakat, remaja dan kaum muda yang melek terhadap perilaku hidup sehat. Yuk bisa dimulai dari diri sendiri. Bergerak selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan.
No Comments :