Kendala Yang Sering Dialami Ibu Blogger

Menjadi seorang ibu sekaligus blogger adalah hal yang sangat menarik. Sambil momong anak, bisa nulis tentang banyak hal, bahkan Alhamdulillah bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk tambahan beli emas berlian. Lumayan kan ya…

Nah, tapi ternyata ketika menjalaninya, tidak semudah itu, Fergusso! Tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya menanti di depan mata. Seberat apa sih tantangan atau kesulitan menjadi seorang ibu sekaligus blogger?

Mungkin tantangan dan kendala antara satu orang akan berbeda dengan orang lainnya. Kesulitan yang dihadapi tidak selalu sama, bergantung dengan situasi dan support system di balik rumah tangga masing-masing. Sebagai gambaran, berikut kesulitan dan tantangan yang dihadapi sebagai blogger sekaligus seorang ibu.

1.Membagi Waktu

Ini benar-benar tidak mudah, karena di saat mood menulis sedang tinggi-tingginya, ide sudah menggantung di depan mata, tiba-tiba anak nangis minta ditemani main. Tentu saja ini tidak bisa diabaikan, harus kembali kepada prioritas utama sebagai seorang ibu. Akhirnya lebih memilih pegang anak.

Sebenarnya kalau bisa dan lebih pinter sih bisa sambil gendong anak dan pegang bolpoin atau tablet yaa… Tapi kalau anaknya kembar kayaknya keburu emosi duluan sebelum pegang alat tulis untuk menulis ide.

Namun begitu jangan berkecil hati. Banyak kok blogger-blogger kece yang tetap juara dalam menulis dan juga juara dalam momong anak. Coba tanyakan sama Jihan Davincka atau mbak Siti Maryamah. Tulisannya keren-keren, tajam tapi tetap bisa sambil momong anak.

2. Mendatangkan Pengunjung

Untuk kalian yang tujuan ngeblognya untuk meraih pundi-pundi rupiah, belajar SEO (Search Engine Optimization) atau pengoptimalan mesin telusur adalah hal yang WAJIB. Dengan ilmu SEO inilah artikel blogmu akan bisa nongol di halaman pertama mesin pencari, sehingga  para netizen bisa mampir dan tersesat di alamat blog kita melalui mesin pencari seperti google.

Ini salah satu ilmu yang sampai sekarang belum bisa saya kuasai. Buat saya, lagi-lagi, untuk menguasai ilmu ini dibutuhkan waktu untuk belajar. Ilmu SEO ini selalu berubah seiring perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi terus berkembang, maka rajin-rajinlah update ilmu SEO.

Bahkan bila tertarik dan berhasil menguasai ilmu SEO ini, kita bisa ikut lomba blog yang hadiahnya sangat lumayan menggiurkan lho. Jumlah hadiahnya setara dengan waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk belajar. Jadi worth every penny kan!

Namun bila alasan menulis blognya untuk stress release atau hanya untuk menyalurkan 40.000 kata setiap hari ya bisa selow. Artinya berapapun pengunjung yang datang ke blog bukan menjadi tujuan utama.

3. Mengelola Media Sosial

Menjadi seorang blogger sebagai sumber penghasilan adalah satu paket dengan content creator social media. Maka mengelola media sosial adalah sebuah keniscayaan. Bukan hanya satu, tapi semua media sosial seperti facebook, instagram dan twitter. Mengelola ketiganya dibutuhkan waktu khusus untuk membuat konten dan bersosialisasi, menyapa dan menjawab follower yang mampir.

Menjadi blogger dengan media sosial yang aktif dan engagement tinggi tentu menjadi nilai lebih. Saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan content creator untuk social media. Jadi, jika kalian berminat untuk menjadi blogger, ada baiknya luangkan waktu untuk membuat konten media sosial dan belajar tentang algoritma dan karakter masing-masing media sosial.

Nah,

Ketiga hal di atas hanyalah sedikit dari kendala yang sering dihadapi seorang ibu sekaligus blogger seperti saya. Kenyataan di balik layar sebenarnya masih banyak kendala-kendala lainnya. Namun begitu, sampai hari ini saya masih tetap menulis dan menjadi seorang blogger maupun content creator.

Kunci dalam menghadapi semua tantangan-tantangan tersebut adalah BELAJAR, BELAJAR dan BELAJAR. Jangan pernah lelah untuk terus belajar. Jika hari ini kita hanya mampu membagi waktu untuk menulis 3 kata, besok kita belajar lagi untuk bisa membagi waktu untuk menulis 10 kata. Begitu saja terus. Progress lambat tidak apa-apa, yang penting terus maju. Berhenti sesaat tidak masalah, yang penting selalu ingat untuk bangkit lagi.

Jangan pernah takut dicibir orang. Dunia content creator kadang memang kejam, ada banyak cibiran dan omongan miring. Jangan izinkan semua itu menjadi hal yang membuat kita berhenti menulis. Jika menulis untuk kewarasan, maka apapun yang ada di depan mata, teruslah menulis. Menulis untuk diri sendiri bukanlah sebuah dosa!

Selamat (terus) menulis!



Related Posts :

No Comments :

Leave a Reply :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data