Cerita Di Balik Seuntai Gelang
Beberapa waktu yang lalu dua bocah bilang ingin ulang tahunnya dirayakan dengan bagi-bagi goodiebag. Ia ingin seperti teman-temannya yang bisa berbagi goodiebag. Berbagai ide isi goodiebag mereka utarakan. Sebelum bunda mules sendirian, maka diajaklah dua bocah berhitung.
Dua bocah didudukkan dan diajak berdiskusi tentang apa saja yang ingin dijadikan goodiebag, siapa saja yang akan mendapat goodiebag, dan berapa yang akan dibuat. Dari diskusi itu dua bocah belajar berhitung kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk merayakan ulang tahun sesuai keinginannya.
Rupanya dari cara itu mereka tahu berapa besarnya uang yang harus dikeluarkan ayah dan bunda untuk merayakan ulang tahunnya. Berawal dari itulah lalu si bocah berpikir bagaimana caranya mendapat uang untuk ditabung. Mulai dari ide mau jualan gambar, jual boneka, hingga tercetuslah ide jual gelang.
Ide itu mantap mereka eksekusi karena mereka bisa buat barangnya sendiri, harga jualnya terjangkau untuk teman-temannya dan barangnya mudah dibawa di tas sekolah. Akhirnya selama weekend kemarin mereka sibuk membuat gelang untuk dijual di sekolah.
Selama 2 hari bekerja, jadilah 11 untai gelang mungil yang siap dijual dengan harga 2.000an. Pas lagi beberes, eh ada om nuni yang datang bersama para ponakan yang ceriwis. Melihat duo kunyil yang heboh dengan barang dagangannya, dibelilah 6 gelang oleh si om.
Memang dari dulu si om adalah truly guardian angelnya Kira & Kara, maka yang dibeli om bukan sekedar untaian gelang, tapi om membayar dengan semangat dan cinta untuk duo kunyil. Kalai dipikir-pikir buat apa coba si om beli gelang sebanyak itu dengan warna yang unyu-unyu pula, kalau bukan untuk cinta dan semangat. Bisa ditebak bahagianya dua bocah setelah 6 gelangnya laku.
Ketika sore teman-teman kompleks nya datang untuk bermain, maka disuguhilah 2 kotak manik-manik yang bebas mereka bikin sendiri, gratis! Maka sore itu, teras rumah berubah menjadi tempat crafting para bocah-bocah cilik. Tetep yaaa yang heboh ya cewek-ceweknya, sementara anak laki sibuk lari-larian atau bermain lego.
Dari seuantai gelang yang awalnya mereka buat untuk iseng dipakai sendiri, lalu timbulah semangat dan asa untuk berbagi. Kita tidak bisa menebak dari mana anak-anak bisa belajar tentang banyak hal. Kita hanya perlu menyediakan banyak media untuk belajarnya, karena belajar adalah hak mereka dan memfasilitasinya adalah kewajiban kita.
Buku loakan, manik-manik sisa, kertas bekas, gunting, majalah usang, lem, kapur, atau hanya sekedar tempat yang nyaman untuk bertanya adalah fasilitas belajar yang tak ternilai harganya bagi mereka. Kami tak pernah keberatan mereka menghabiskan jajanan di rumah atau membuat halaman rumah jadi penuh coretan. Kami bahagia turut menjadi bagian dari coretan masa kecil mereka.
Dari seuntai gelang kami belajar tentang banyak hal, tentang semangat pantang menyerah dan tentang empati. Dari seuntai gelang untuk semangat belajar yang akan terus terbawa. Semoga!
No Comments :