Berdamai Dengan Hati Melalui Tulisan
Berdamai Dengan Hati Melalui Tulisan – Apa yang harus dilakukan ketika keadaan tak sesuai yang diinginkan? Apa yang akan diperbuat jika kenyataan tak sesuai harapan? Berdamailah dengan hati, konon begitulah nasihat para sufi. Berdamai dengan hati berarti belajar menerima keadaan. Berdamai dengan hati berarti belajar menghadapi kenyataan. Semudah itukah?
Adalah seorang Dewi Ratnasari, perempuan yang memiliki karir cemerlang di dunia broadcasting. Dulu ia jurnalis di beberapa media televisi. Karirnya sebagai seorang jurnalis tak bisa dibilang remah-remah. Pernah praktek kerja lapangan di Global TV, lalu menjadi asisten produser di program Stilleto STV (Kompas TV Bandung), dan terakhir menjadi reporter berita di TV One. Namun setelah itu ia memilih resign demi belajar berdamai dengan hati.
Setelah menikah dan mengalami dua kali keguguran, Ratna, demikian ia kerap disapa, memilih mengundurkan diri dari dunia broadcasting yang ia tekuni sejak duduk di bangku kuliah. 2 kali keguguran bukan hal yang mudah yang harus dilewati Ratna. Kehilangan buah hati yang masih di dalam kandungan menjadi titik terendah dalam hidupnya. Bukan hanya sekali ia harus melewati titik itu. Dan dibutuhkan perjuangan luar biasa untuk kembali bangkit dan berdamai dengan hati.
Beruntung suaminya, Kurniawan Aji Saputra paham betul passion seorang Ratna. Ia buatkan istrinya blog untuk menyalurkan kegundahannya dan meluapkan emosinya pasca kehilangan buah hati. Terbukti, blog yang berplatform Tumblr pun penuh dengan coretan isi hati Ratna.
Menjadi blogger bukan hal baru bagi Ratna. Dengan dasar jurnalistik yang lama ia tekuni, mudah baginya menulis di blog. Tak berhenti disitu, suaminya yang seorang programmer “merawat” sendiri blog yang rutin ditulis oleh Ratna.
Bagi Ratna blog bukan hanya menjadi ajang curhat, menyalurkan isi hati dan meluapkan kesedihan. Baginya blog tempat mengabadikan momen-momen yang sempat ia lewati bersama buah hatinya. Baginya blog adalah sarana berdamai dengan hati. Melalui tulisan lah ia mengurai perasaannya hingga mampu berdamai dengan keadaan. Melalui blog ia mampu bertahan melewati titik terendah kehidupannya.
Mungkin bagi sebagian orang menulis itu susah dan membosankan. Tapi menurut teman psikolog saya, menulis bisa menjadi terapi untuk banyak masalah psikologis kita. Termasuk melewati masa-masa sulit dalam kehidupan. Dengan menulis kita berkaca akan keadaan yang ada di depan mata. Dengan menulis kita mengurai masalah satu demi satu. Dengan menulis kita belajar untuk berpikir mencari jalan keluar. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa menulis selain dapat menurunkan tingkat stress juga menaikkan sistem kekebalan tubuh. Ketika seseorang merasa bahagia, maka sistem kekebalan tubuh akan meningkat dengan sendirinya.
Baca juga : Kekuatan Mimpi Seorang Ibu
Saya membayangkan ketika saya menulis, lalu tulisan saya dibaca orang lain dan diberikan respon yang positif, itu membawa kebahagiaan tersendiri. Mengetahui apa yang kita tulis ternyata membawa manfaat untuk orang lain itu berkah yang berujung kebahagiaan. Pada saat menulis itulah kita bisa melepaskan hormon endorfin, hormon yang mampu meningkatkan perasaan senang.
Seperti itulah yang sepertinya terjadi pada sosok seorang Dewi Ratnasari. Melalui tulisan, ia mengurai emosinya sehingga mampu melewati masa sulit hidupnya. Melalui tulisan ia melepas banyak hormon endorfin yang membantunya bangkit dari masa sedih dalam hidupnya.
Melihat sosok seorang Dewi Ratnasari, mengajarkan kita untuk tak pernah lelah mencoba berdamai dengan hati. Belajar menulis bisa menjadi sarananya. Atau mau ikut belajar menulis bersama Dewi Ratnasari? Boleh banget… Simak biodatanya di link berikut:
Blog: www.ratnadewi.me
FB: Dewi Ratnasari
FP: ratnadewi.me
Twitter: @ratnadewime
IG: @ratnadewime
Email: mail@ratnadewi.me
Jangan lupa mari berdo’a agar Dewi Ratnasari segera diberi amanah menimang buah hati yang sholeh/sholehah. Amin.
No Comments :