Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

MENYIAPKAN DANA PENDIDIKAN ANAK – Sebentar lagi tahun ajaran baru. Apakah para ayah, bunda, mama, papa ada yang anaknya mau masuk sekolah? Sudah survey biaya-biaya sekolah belum? Yang merasa kalau sekolah sekarang mahalnya minta ampun coba angkat tangan! Saya juga mau ikut angkat tangan. Beneran deh, melihat deretan angka di kertas brosur sekolah itu bikin saya mendadak sakit kepala. Dengan dua bocah kembar yang mau masuk SD bersamaan itu cukup membuat kami sesak napas juga. Beruntunglah sesak napasnya gak sampai akut. Karena jauh-jauh hari saya sudah menyiapkan diri untuk momen-momen seperti ini.

Lantas apa saja yang harus diperhitungkan dalam menyiapkan dana pendidikan anak?

Dari catatan kecil yang pernah saya buat, ada 5 instrumen yang wajib diperhitungkan orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan anak. Instrumen-instrumen ini saya rangkum dari sana-sini, hasil belajar membaca dan berguru pada financial planner. Saya dulu rajin nongkrong di timeline twitter ataupun artikel-artikel para perencana keuangan tersebut. Ya meskipun banyak nongkrong juga implementasinya tetep gagap dan amburadul. Sempat kelabakan juga, tapi lumayan bisa banyak membantu saya mengatur keuangan.

Oh iya, berikut 5 instrumen yang harus diperhitungkan dalam menyiapkan dana pendidikan anak:

1.BIAYA PENDAFTARAN / DAFTAR ULANG

Untuk yang baru mau masuk sekolah, biaya pendaftaran ini mutlak. Untuk yang sudah masuk sekolah, setiap tahun ajaran baru tentu akan dikenakan biaya daftar ulang. Nah, biaya pendaftaran ini biasanya yang mencolok mata terlihat paling besar. Setiap sekolah tentu mengenakan besaran yang berbeda-beda, bergantung pada fasilitas dan jenis pendidikan yang ditawarkan. Semakin lengkap fasilitasnya, tentu biaya pendaftaran juga semakin mahal. Karena itu cari sekolah yang memiliki fasilitas setara dengan keuangan dan kebutuhan anak itu juga wajib dipertimbangkan.

2. IURAN SPP

Kalau ini sudah banyak yang tahu kan?! Setiap bulan siswa tentu akan dikenakan iuran SPP untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hitung jumlah SPP yang harus dibayarkan setiap bulan, dan jumlah berapa yang akan anda keluarkan setiap tahun. Jika ingin menghitung sekaligus selama anak TK atau SD, maka jangan lupa memperhitungkan kenaikan iuran setiap tahunnya. Biasanya kenaikan Iuran setiap tahun berkisar antara 10-30%. Informasinya bisa ditanyakan ke sekolah yang bersangkutan atau ke wali murid yang anaknya sudah lebih dulu bersekolah di tempat tersebut.

3. BIAYA BUKU & PERLENGKAPAN SEKOLAH

Biasanya  setiap tahun buku dan perlengkapan sekolah pasti ganti. Ganti tahun ajaran, itu berarti tas baru, sepatu baru, buku baru, dan segala perintilannya. Jangan dianggap enteng, karena biasanya biaya ini lumayan gede juga. Apalagi kalau sudah selera bocah macem-macem. Pengen model yang lagi hits, yang kayak punya temannya, yang biasanya harganya juga bikin kantong sesak napas. Jadi perhitungkan juga perkiraan biaya yang harus dikeluarkan setiap tahun.

4. BIAYA KEGIATAN

Beberapa sekolah memasukkan biaya kegiatan ke dalam iuran SPP setiap bulan. Namun ada sekolah yang iuran SPP belum termasuk biaya kegiatan. Jadi jika ada kegiatan seperti festival tari, marching band,  outdoor activities, dan kegiatan diluar rutinitas sekolah yang lain, orang tua akan dikenakan biaya tambahan. Besarnya biaya bervariasi bergantung jenis kegiatannya. Agar tidak terlalu shock, tanyakan ke pihak sekolah, dalam setahun kegiatannya biasanya apa saja, dan kisaran biaya yang dibutuhkan berapa. Paling tidak, kalau kita tahu kegiatan rutin sekolah, kita bisa memperkirakan biaya yang dikeluarkan.

5. BIAYA LES TAMBAHAN

Biaya yang satu ini sering dikeluarkan oleh orang tua namun juga sering lupa diperhitungkan. Padahal biasanya justru biaya les tambahan ini lebih mahal dibandingkan iuran SPP bulanan. Jadi sebaiknya komunikasikan dulu dengan anak apa ada les tambahan yang ingin diikuti. Lalu survey tempat les nya dan tanyakan berapa besar biayanya. Jika les atau pelajaran tambahan diselenggarakan oleh pihak sekolah, jangan lupa tanyakan juga berapa biaya tambahan yang harus dikeluarkan orang tua/wali murid.

Nah, setelah tahu semua instrument yang harus diperhitungkan, sekarang saatnya merencanakan sumber dananya. Cara paling mudah merencanakan biaya pendidikan adalah dengan memulainya sedini mungkin. Jika direncanakan sejak awal, biaya dapat diangsur lebih ringan.  Para financial planner menyarankan beberapa instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk menyimpan dana pendidikan sesuai kebutuhan. Namun saya hanya menggunakan 2 instrumen yang menurut saya paling aman.

Untuk menyimpan dana pendidikan saya menggunakan tabungan junior khusus anak dan Deposito. Tabungan junior sengaja saya pilih untuk meminimalkan biaya administrasi yang harus dikeluarkan. Tabungan Junior juga dapat didaftarkan menggunakan nama anak sendiri. Sehingga begitu 2 bocah saya lahir, bisa memiliki tabungan sendiri untuk biaya pendidikannya. Tabungan junior seperti ini biasanya memiliki fasilitas yang sangat minim. Beberapa tabungan junior juga memberikan bebas biaya administrasi setelah mencapai jumlah saldo tertentu. Bahkan tabungan junior yang dimiliki dua bocah kembar saya dilengkapi dengan asuransi.

Sedangkan Deposito saya pilih untuk menyimpan dana pendidikan untuk jangka panjang. Deposito ini saya gunakan untuk “memaksa” saya menabung agar tidak tergoda diskon akhir tahun yang sering lewat di timeline sosial media. Dengan deposito, alokasi dana tabungan untuk anak-anak tersimpan rapi di bank. Disadari atau tidak, dana pendidikan butuh alokasi paling banyak dibandingkan alokasi dana yang lain.

Meskipun banyak instrumen keuangan yang ditawarkan dengan nilai return tinggi, namun saya masih tertarik dengan instrument keuangan yang memiliki jaminan seperti Tabungan Junior dan Deposito. Kedua instrumen tersebut dimiliki oleh bank. Dan seperti kita tahu semua bank di Indonesia dilindungi oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). LPS akan menjamin semua simpanan di bank apabila terjadi keadaan yang menyebabkan bank harus ditutup oleh OJK. Yang perlu dipastikan oleh nasabah adalah semua dananya rutin tercatat, suku bunga tidak melebihi ketentuan LPS, dan tentu saja tidak melakukan hal-hal yang merugikan bank. Kalau semua syarat terpenuhi, nasabah tidak akan kehilangan dananya sepeserpun.

gambar diambil dari akun sosial media LPS

Dengan demikian dana tabungan pendidikan yang sudah kita kumpulkan berpuluh tahun untuk anak kuliah atau sekolah tidak akan lenyap begitu saja. Ada jaminan keamanan yang membuat kita bisa tidur nyenyak dan tidak sesak napas akut. Lega kan?! Selamat merencanakan keuangan keluarga!


16 Comments :

  1. Yang Nomor 3 biasa dikeluhkan ibu-bapak saya juga. Hehehe

    1. Kalau saya sering sesak nafas di no. 4 dan 5. Kayaknya kok adaaaa aja yang bikin membengkak tiba-tiba. :))


  2. Pas banget nih bud, duo krucils tahun ini daftar sekolah. Trus masnya juga harus beli peralatan sekolah kan. untung sih di SDnya ini ga pake daftar ulang, jadi gak begitu banyak yg dikeluarin.

    1. Mayan lah, jadi cuma bayar daftarnya si Herbie yaa…


  3. Memang mesti disiapin dari sebelum anak lahir kalo bisa mah ya mbaa.. Apalagi buat biaya pendaftaran itu yg bikin pusing kan.. Aku pun udah mulai nabung buat Dapen anak dari pas hamil, 😀 Eh lucu jg yg buat tabungan atas nama anaknya sendiri ya, selama ini msh pake nama ortunya.. hihi

    1. Toss mbak. Aku jg mulai nabung dana pendidikan sejak kika baru lahir dan Aktanya jadi.


  4. Biaya Kegiatan anak sekolah sekarang lebih mahal daripada uang buku. Bentar-bentar diajak rekreasi. Lokasi deket aja bayarnya ratusan. Orangtua mau nggak mau kudu punya stok tabungan ya Mbak 😀

    1. Iyaaa.. bener! Anaknya sih seneng-seneng aja. Dompet bunda yang protes… Eh tapi untung di sekolah Ki-Ka gak kayak gitu sih. Semua kegiatan masih dalam batas wajar.


  5. biaya les tambahan kadang nggak terduga dan pas ditotal bisa lebih mahal dari iuran sekolah per bulan ternyata, huhuhuuu..

    1. Betul! Itu kenapa kalau soal les tambahan harus diskusi sama anak juga. Sayang banget kalau ikut les mahal2 ternyata anaknya gak minat. hiks..


  6. Biaya beli seragam, seragam sekolah mahal dan harganya ga bisa di tawar hehehhe

    1. haha.. kata ibu penjual seragamnya “sekarang semua naik, ning,,, apa-apa mahal…”


  7. antung apriana

    Ternyata bukan cuma uang masuknya aja ya yang disiapkan. Biaya printilannya juga. Tapi memang sih biaya masuk sekolah sekarang mahal banget ya. Yang playgroup sama tk aja udah juta-jutaan

    1. Iyaa.. biaya sekolah TK sama PAUD lebih mahal dari biaya kuliah kita dulu. haha…


  8. memang biaya pendidikan harus dipersiapkan sejak dini ya mbak……alhamdulilah aku sudah mbak

    1. Alhamdulillah… Kalau dicicil sejak dini bisa meringankan nanti ketika produktifitas kita sudah menurun. jadi lebih enteng 🙂


Leave a Reply to wiwid wadmira Cancel :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data