Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak

Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak

“Bunda tadi Si N bilang sama aku. Katanya aku tidak boleh berteman sama si J karena agama kita beda. Apa benar aku tidak boleh berteman sama J, bund?”

Itu adalah salah satu curhat bocah kembarku. Kontan saja aku tersentak mendengar curhatnya. Dia dan teman-temannya baru berusia kurang lebih 7 tahun. Tapi mendengar alasan temannya hatiku bergejolak juga. Banyak pikiran berkecamuk. Darimana si kecil mendengar alasan seperti itu? Apa yang diajarkan orang tuanya? Dan pola pikir seperti apa yang mereka harapkan dari generasi ini?

Kita semua tahu. Anak-anak ibarat spon bersih yang siap menyerap apa saja yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Jika kita ingin spon menyerap warna biru, maka kita harus menyiapkan air berwarna biru. Jika kita ingin spon menyerap warna pelangi, maka kita juga harus menyiapkan air berwarna pelangi. Jika kita ingin anak-anak menjadi generasi yang maju, maka kita juga harus siap menjadi orang tua yang maju.

Anna Surti Ariani S.Psi M.Psi Psikolog (Mbak Nina)

Menurut psikolog, Anna Surti Ariani S.Psi M.Psi, atau akrab disapa mbak Nina, di acara Parenting seminar SGM Eksplor, anak generasi maju adalah anak yang supel, kreatif dan mandiri. Untuk mendidik anak menjadi supel, kreatif dan mandiri, orang tua wajib mengembangkan keterampilan sosialnya. Agar si kecil mampu bersosialisasi, orang tua harus memastikan anak memiliki tubuh yang sehat dengan mencukupi nutrisinya. Didik si kecil untuk mengembangkan daya imajinasinya agar mampu menjadi anak yang kreatif. Orang tua juga wajib melatih si kecil mengolah emosinya untuk membentuk mereka menjadi mandiri. Dengan demikian si kecil akan mampu bersosialisasi dengan baik.

Kita tidak mungkin akan terus menerus membatasi pergaulannya. Semakin lama, si kecil pasti akan tumbuh besar dan memiliki lingkungan sosialisasi yang makin beragam. Tidak mungkin juga akan kita kurung di dalam rumah kan? Nah, untuk menghadapi lingkungan sosialisasi yang makin luas inilah dibutuhkan keterampilan bersosialisasi bagi si kecil. Latih mereka sejak dini, ketika lingkungan masih sangat terbatas.

Berikut beberapa tips hal yang diperlukan si kecil agar mereka mampu bersosialisasi dengan baik :

1. Bangun kedekatan dengan orang tua

Dengan membangun kedekatan dengan orang tua, anak-anak akan memiliki orang tempat bertanya dan bercerita tentang apa saja yang ia alami di luar sana. Dengan kedekatan pada orang tua, si kecil juga akan lebih percaya diri berteman dengan siapa saja. Bangun suasana agar si kecil nyaman bercerita tentang apa saja tanpa rasa takut atau was-was.

2. Rasa percaya kepada orang tua

Ini penting untuk memberikan rasa aman bagi si kecil. Dengan rasa percaya pada orang tuanya sendiri, si kecil tidak akan pergi kemana-mana ketika ia memiliki masalah. Ia percaya bahwa orang tuanya adalah tempat yang aman untuk berlindung dan bercerita. Banyak anak-anak yang enggan bercerita kepada orang tuanya sendiri, karena orang tua tidak percaya pada si anak. Sehingga anak-anak lebih nyaman dan memilih bercerita pada orang lain. Tidak masalah jika tempatnya bercerita adalah orang yang tepat dan baik. Bagaimana jika ia bercerita pada orang yang salah? Tempat terbaik untuk bercerita dan bertanya adalah orang tua.

3. Mandiri

Latih anak menjadi mandiri dengan melakukan kebutuhan dasarnya sendiri. Melatih kemandirian tidak bisa instan, harus dimulai sejak dini. Lakukan dari hal-hal kecil dengan pipis dan cebok sendiri. Berlanjut mandi sendiri. Hingga  melatih anak-anak untuk membereskan mainan dan kamarnya sendiri. Melatih kemandirian ini penting untuk menyiapkan anak-anak terjun ke lingkungan sosialisasi yang lebih beragam. Anak yang memiliki jiwa mandiri akan lebih siap menyelesaikan permasalahan yang ditemuinya dalam bersosialisasi.

4. Mengenal Emosi

Ajarkan anak untuk mengenali emosinya sejak dini. Jika anak-anak mengenal emosinya, ia akan berlatih untuk mengontrolnya. Kemampuan mengontrol emosi ini penting dalam bersosialisasi. Kita sendiri tidak nyaman berteman dengan orang yang pemarah atau penggerutu, bukan? Inilah pentingnya mengajarkan mengontrol emosi.

5. Menjaga Diri Sendiri

Kita tidak tahu siapa saja yang akan ditemui anak-anak di luar sana. Kita juga tahu sifat manusia sangat beragam. Kita juga tidak bisa memprediksi niat yang dimiliki semua orang. Karena itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, latih si kecil agar bisa menjaga diri sendiri. Ajarkan pada anak-anak mengenal anggota tubuhnya. Beri tahu mereka mana saja yang boleh disentuh orang lain, dan bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Ini penting untuk membuat si kecil mengerti bagian mana saja yang harus mereka lindungi. Karena berita yang kita dengar di media sosial dan televise bukanlah dongeng pengantar tidur. Hal itu nyata dan ada dimana-mana.

6. Kemampuan Komunikasi

Dengan kemampuan komunikasi yang baik, anak-anak akan dapat membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya. Ajarkan pada mereka bagaimana caranya menghadapi teman yang sedang marah, teman yang sedang sedih, maupun teman yang sedang kesal. Dengan komunikasi yang baik juga menghindarkan anak-anak dari konflik yang berkepanjangan.

7. Fokus/konsentrasi dan Imajinasi

Kemampuan fokus atau konsentrasi dibutuhkan anak-anak dalam bergaul dengan teman-temannya. Kemampuan sosialisasi juga membutuhkan daya kreatif dalam berimajinasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Semakin bagus daya konsentrasi anak-anak, semakin kreatif si anak, akan semakin luwes ia bergaul.

8. Empati

Ini yang sering membuat miris. Generasi yang semakin dekat dengan dunia digital terasa semakin menurun rasa empatinya. Mereka yang terbiasa fokus dengan dirinya sendiri, membuat mereka menjadi anak yang krisis empati. Didik si kecil agar mampu memahami yang dirasakan orang lain. Dengan kemampuan memahami perasaan orang lain, anak-anak akan mampu berempati.

Naaaahhh… itulah tips-tips yang dibagi saat acara Parenting Seminar SGM EKSPLOR kemarin. Acara yang menghadirkan Anna Surti Ariani S.Psi M.Psi Psikolog sebagai salah satu narasumber ini berlangsung meriah dengan banyak orang tua yang antusias bertanya tentang tumbuh kembang si kecil. Parenting seminar yang diberi tema “Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Generasi Maju” ini juga memberikan edukasi yang lengkap untuk mendidik anak-anak menjadi generasi maju yang cerdas bersosialisasi. Orang tua pun nampak antusias mengacungkan tangan dan bertanya dalam sesi tanya jawab.

Dari penuturan Astrid Prasetyo, Marketing Manager SGM Eksplor, seminar parenting ini diadakan sebagai wujud dukungan SGM Eksplor bagi orang tua untuk membentuk masa depan anak lebih baik. Dengan adanya seminar parenting yang diadakan di berbagai kota tersebut, diharapkan anak-anak bukan hanya sekedar mendapatkan nutrisi terbaik, namun juga memperolah pola asuh yang tepat. Dari seminar parenting tersebut diharapkan orang tua dapat mendampingi putra-putrinya  tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang maju, yaitu generasi yang memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, kreatif dan mandiri.

Acara yang dipandu MC cantik Cici Panda berlangsung dari jam 9 pagi hingga pukul 12 siang. Orang tua pulang dengan perasaan kenyang. Bukan hanya kenyang di perut oleh hidangan yang berlimpah, namun juga kenyang di otak dengan ilmu baru yang bermanfaat.



Related Posts :

30 Comments :

  1. Tips2nya cespleengg bgt mbaaa. Dan mba Nina asyique bgt diajak curhat yeeesss

    1. Iyaa… mbak Ninanya ramah banget yaa… bersedia mendengar curhatan emak-emak banyak. heuheu.


  2. Iya mbak memang kemampuan anak untuk bersosialisasi itu harus diasah, distimulasi. Soalnya kalo nggak nanti anak menjadi kurang percaya diri, nggak berani tampil didepan, dan akhirnya juga jiwa kompetisinya kurang. Nah khawatir prestasinya nggak maksimal.

    1. Nah… itulah yang sedang dijalani. Kalau lihat anak minder itu sedih yaa… padahal kita mau bilang, kamu juga hebat kok!


  3. PR banget buat saya… anak2ku orang rumahan semua, di rumah gak gaul tapi untung di sekolah sosialisasi mereka bagus dan banyak teman. Mungkin karena emaknya juga kurang gaul di lingkungan rumah… Ngeri juga sih sama lingkungan sekitar rumah 🙂

    1. Pergaulan anak sekarang memang banyak yang mengerikan mbak. Kita yang lihat bisa bengong sama cara mereka bergaul. Bikin deg-deg’an.


  4. Aisyah mlh lbh mdh bersosialisasi ketimbang ummi abinya 😀

    1. Toss, umi Aisyah… Kita sama. Sama-sama pemalu. (eh bukan malu-maluin kan ya?) heuheu.


  5. PR juga nih buat saya supaya jadi orangtua yang maju, kudu banyak belajar apalagi kalo si kecil sudah mulai bisa berinteraksi dengan sekitar & dengan pertanyaan yang kadang bikin garuk2 kepala. Bagaimana pun otak anak ibarat soon jadi jawaban kita kudu tepat sasaran juga.

    1. betul. apa yang kita bilang, diserap apa adanya sama mereka.


  6. Seminar parenting macam begini emang dibutuhkan emak2 milenial macam kita…hahaha…milenial hare

    1. mendidik bocah generasi milenial memang menantang yaaa.. hahaha… emak-emak macam kita butuh amunisi lebih banyak.


  7. tipsnya lengkap mba, harus di save ini buat dipraktekin ke anak.

    1. yang susah itu prakteknya yaa.. haha


  8. Suka banget sama setiap pemaparan dari psikolog bunda Anna Surti, ngena banget informasinya untuk mendukung tumbuh kembang buah kita me uju generasi maju,, makasih atas informasinya bun Wiwid

    1. Iya, mbak Nina kalau jelasin enak banget yaa… Sami-sami bunda Maliha..


  9. Si sulung masih belajar mengenal emosi dan belajar mengendalikan.

    1. Alhamdulillah bundanya aware. Jadi tahu fase anaknya ada dimana. Jadi bisa dikawal terus


  10. Waduh miris ya, masih kecil sudah bisa membedakan teman bermain karena beda agama. Bagaimana kalau mereka bertanya pada teman yang baru dikenal,” Agamamu apa?” baru bersedia bermain bareng, deg-degan membayangkannya saya. ?

    1. Biasanya karena pengaruh dari orang terdekat ya mbak? Anak-anak kalau soal begini tanpa diajari, kan gak mikir. Jiwa mereka sebenarnya terlalu murni buat menjadi rasis. Anak2 kan biasanya polos, mau berteman ya asal asik aja gak peduli darimana, bapaknya siapa, kaya/miskin, gak mikir. heuheu….


  11. Wah pdhl zaman masih SD aku naksir anak yg beda agama dan gak terllau musigin #eeehhh
    Iya ya ortu yg mengarahkan dan memberi pengertian.
    Btw kalau di Jkt kapan hari ada wisata reliji buat anak2 SD, jd kunjungan ke 5 tempat ibadah gtu. Hanya kunjungan dan perkenalan sih. Kyknya bagus jg idenya biar anak2 paham kalau tmnnya ada yg beda ya 😀
    Sayang tapi kmrn gk ikutan krn anakku blm SD 🙁

    1. nah, kita yang bergaul mana pernah memusingkan hal kayak gitu. Berteman ya berteman aja… Asal temannya asik, mau dia dari strata ekonomi apa, agama apa, anak siapa, juga gak peduli yaa…


  12. Peran orang tua mendampingi anak melewqti setiap fase tumbuh anak sangat penting ya mba…

    1. Penting banget mbak. Karena pendampingan kita menjadi pondasi karakter anak.


  13. Bener banget… Anak itu ibarat spion dan kertas putih… Jadi kita harus tahu apa yg perlu diajarkan di dengarkan pada anak…

    Butuh kehati2an…

    1. setuju. Pola yang kita ajarkan terlihat dan terbaca dari keseharian anak-anak yaa…


  14. Woaaahh.. Makasih banget bude sharing nya.. Aku menuju ke dunia parentingan ini.. Lumayan buat bekal besok.. Ihiiww

    1. uhhuuyy.. yang mau married, persiapannya mantab nih!


  15. Rasanya harus lebih seting ikut seminar beginian deh…menambah kekuatan dan ngecas otak si emak juga…hhh

    1. Bener mbak. Ikut seminar begini rasanya jadi punya energi baru buat momong bocah yaa…


Leave a Reply to wiwid wadmira Cancel :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data