Bijak Mengelola THR

BIJAK MENGELOLA THR –Β Lebaran sudah di depan mata. Hanya tinggal menghitung hari. Itu berarti sebentar lagi tunjangan yang dinanti banyak umat di Indonesia akan segera turun. Apalagi kalau bukan Tunjangan Hari Raya atau THR. Dana THR ini menjadi dana segar penyelamat banyak kebutuhan. Namun musti diingat, mengelola uang THR dibutuhkan kebijaksanaan dan kecerdasan agar dana tidak kebobolan disana-sini.

Jangan mentang-mentang gaji yang diterima bulan ini jadi 2 kali lipat lebih banyak, lantas bisa bebas membeli apa saja yang diinginkan. Begitu terima amplop lebih tebal, langsung dibawa masuk mall yang memasang banyak diskon dan sale, pulang bawa tentengan segambreng. Sampai rumah baru ingat belum bayar ini itu, tapi nasib amplop sudah tipis. Jangan sampai tekor yaaa..

Biar gak tekor, ayo kita kelola uang THR dengan bijak. Bagaimana caranya?

Buat Prioritas!

Sebelum dana THR turun, buat dulu prioritas anggaran. Tentukan mana yang harus dibayar terlebih dahulu, dan coret yang tidak terlalu penting. Tanpa skala prioritas, tentu saja bisa jadi kebobolan di sana-sini. Bayar terlebih dahulu semua yang menjadi kewajiban dan tidak boleh ditunda. Bayar segera setelah uang diterima atau amplop ada di tangan. Kalau ditunda, bisa jadi lupa atau malah uang keburu habis. Karena itu selalu biasakan untuk membuat prioritas anggaran.

Tunaikan Kewajiban!

Bayarkan segera yang menjadi kewajiban, seperti hutang, gaji dan THR untuk asisten rumah tangga, atau yang lainnya. Mumpung penghasilan sedang berlebih, jangan lupa untuk membayar hutang yang memang harus dibayar. Menunda membayarkan kewajiban bisa berbahaya dan mengancam anggaran belanja yang lainnya. Karena itu segera bayarkan kewajiban setelah uang diterima. Apabila kewajiban sudah lunas, tentu lebih lega untuk menyusun rencana anggaran yang lainnya.

Bayarkan Zakat!

Sebagai muslim, setiap bulan Ramadhan kita punya kewajiban untuk membayar Zakat Fitrah. Karena itu sisihkan sebagian dana THR untuk membayar zakat. Zakat bisa dibayar di lembaga-lembaga amil yang ada di kota masing-masing, atau ke panitia penerimaan zakat yang biasanya ada di tempat ibadah terdekat. Selain Zakat Fitrah, hitung juga zakat maal yang harus dikeluarkan apabila jumlah harta yang kita miliki sudah mencapai nisab. Jika tidak tahu cara menghitungnya, bisa dikonsultasikan dengan lembaga atau badan amil di kota masing-masing. Dengan menyisihkan sebagian penghasilan kita untuk berzakat, Insyaallah menambah berkah rejeki kita.

Sisihkan untuk Tabungan!

Menerima tunjangan bukan berarti bisa dihabiskan semua. Alangkah bijaknya jika bisa disisihkan sebagian untuk ditabung. Sebagian uang THR bisa dimasukkan untuk pos dana darurat atau dana pendidikan anak-anak. Bahkan biasanya saya sisihkan juga untuk dana liburan. Bagaimanapun juga kami butuh piknik. Tidak perlu jauh. Asalkan bisa keluar sejenak dari rutinitas, yang penting punya waktu berkualitas bersama keluarga. Bahkan kadang kami hanya pergi camping ke pinggir waduk di dekat rumah ibu di kampung.Β  Hanya dengan sewa tenda dan perlengkapan camping, kami sekeluarga bisa pulang membawa cerita berbeda.

Pos-pos dana tabungan tersebut kami simpan ke dalam beberapa rekening di bank. Pernah mendengar ujaran β€œJangan menyimpan beras dalam satu lumbung. Agar tidak semua terserang hama”? Konon katanya, ketika selesai musim panen, para petani menyimpan hasil panennya dan membaginya ke beberapa tempat yang berbeda. Hal ini dilakukan agar ketika satu lumbung terkena hama seperti tikus atau semacamnya, petani masih memiliki simpanan hasil panen di tempat yang lain. Sehingga tidak habis semua.

Hal yang sama berlaku juga pada tabungan. Saya juga membagi tabungan ke dalam beberapa rekening berbeda. Dana darurat saya simpan di rekening berbeda dengan dana pendidikan anak-anak. Hal ini memudahkan saya untuk memantau masing-masing kebutuhan, tanpa menganggu kebutuhan yang lainnya. Seperti sekarang ini saya harus membayar biaya pendaftaran masuk SD anak-anak tanpa mengganggu pos dana tabungan saya yang lain.

Menyimpan tabungan di beberapa bank yang berbeda juga tidak membuat saya khawatir. Karena semua bank yang beroperasi di Indonesia sekarang dijamin oleh LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan. Itu artinya semua tabungan kita yang tersimpan di bank dilindungi oleh LPS, bahkan hingga 2 Milyar. Jadi apabila terjadi bencana, bank dilikuidasi, atau terjadi tindak kejahatan, dana nasabah akan tetap aman dan utuh, karena LPS akan mengganti semua dana yang hilang. Dengan demikian kita tidak akan kehilangan sepeserpun uang kita di bank meskipun OJK menutup bank tersebut. Itu sebabnya saya tidak merasa risau, karena uang saya, termasuk tabungan THR aman dijamin oleh LPS.

Buat Anggaran Belanja Kebutuhan Hari Raya

Yang namanya THR tidak bisa dihindari pasti digunakan untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Sudah menjadi tradisi di Indonesia, setiap hari Lebaran pasti dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, mudik, atau berbagai bersama orang-orang tersayang. Namun seperti kita tahu, setiap lebaran pasti juga dibarengi dengan melonjaknya berbagai harga kebutuhan. Dengan naiknya harga barang, jangan dijadikan alasan untuk menghabiskan uang Tunjangan Hari Raya. Itu sebabnya dibutuhkan rencana sebelum pergi berbelanja.

Biasakan untuk membuat daftar belanja kebutuhan sebelum berangkat ke supermarket atau mall. Prioritaskan untuk membeli barang-barang yang memang sangat dibutuhkan. Pertimbangkan juga kenaikan harga masing-masing barang. Agar lebih akurat gunakan media online untuk mengecek harga-harga barang yang dibutuhkan. Apabila ingin membeli melalui toko online pertimbangkan juga ongkos kirim dan lamanya pengiriman barang. Karena menjelang hari lebaran lonjakan lalu lintas pengiriman barang biasanya jauh lebih padat, sehingga pengiriman bisa molor dibandingkan hari biasa.

Nah, ternyata tidak susah kan mengelola dana THR. Dengan terbiasa disiplin dalam membuat rencana anggaran, maka kita akan terlatih mengutamakan kepentingan dan kewajiban yang harus ditunaikan. Mengelola keuangan dengan bijak juga bisa membawa ketenangan. Kita tidak akan terbebani dengan banyak kewajiban dan hutang yang harus ditunaikan, sementara uang sudah habis untuk berbelanja banyak hal. Dengan merencanakan keuangan, kita juga jadi tahu seberapa besar kemampuan kita dalam berbelanja dan berbagi, tanpa harus terbebani gengsi.

Selamat menyambut THR!


13 Comments :

  1. Hastira

    ya kalau gak bijak akhirnya buat pengeluaran gak perlu ya

    1. Iya.. betul mbak. Apalagi kalau masuk mall lihat tulisan “beli 1 gratis 1”. Duh susah deh buat gak kalap πŸ™‚


  2. Aduh, aku udah lama banget nih gak ngerasain yang namanya THR mbak πŸ™‚ Jadi gak bisa berhip-hip hura kayak yang laen πŸ™

    1. Toss, Elok.. Aku jg hanya bisa menikmati THR suami. Hahaha…


  3. THR nya belom cair nihh, haha pas banget baca ini, biar pas cair langsung digunakan sesuai dengan “pos” nya πŸ™‚

    1. Duduk manis menanti THR bareng ya mbak… Aku juga belum niiih πŸ˜‰


  4. Setuju dengan tulisan ini mbak… Kadang lihat THR jadi kalap beli ini itu yang sebenarnya nggak dibutuhkan hahahaha… πŸ˜€

    1. Aiiihhh… ada master Tuxlin disini. Kalau laki biasanya kalapnya di elektronik ya? Suamiku kalap sama perintilan komputer.


  5. kalo THRnya dikasih pas lebaran mungkin bakal ditabung


  6. Memang harus pinter banget deh ngatur alokasi dana THR karena biasanya malah jadi boros banget. Thanks for sharing πŸ˜‰


  7. Wah, kalo aku sama suami THR an freelancer mbak, wkwkwk. Alhamdulillah adaa ajaa ya, namanya jg rejeki πŸ˜€ Btw, tipsnya oke nih, aku mo coba praktekin beberapa πŸ™‚ Salam kenal mbak


  8. THR ku tahun ini, terkelola dengan rapi di 2 sekolahan anakku masing-masing mbak, hahaha


  9. Duduk manis menanti THR. Kalau nggak datang juga ya sudah, mari bijak mengelola uang yang ada saja :)))


Leave a Reply to wiwid wadmira Cancel :

* Your email address will not be published.

ABOUT ME
black-and-white-1278713_960_720
Hi I’am Wiwid Wadmira

I am a mom of twin who love reading, writing and de cluttering. I blog about my parenting style, financial things & reviews. You may contact me at mykirakara@gmail.com

------------------
My Instagram
Invalid Data